Minggu, 15 Juni 2025

Analisis SWOT: Kajian Komprehensif Berdasarkan Referensi Kredibel

Analisis SWOT

Kajian Komprehensif Berdasarkan Referensi Kredibel


Alihkan ke: Kepemimpinan.


Abstrak

Artikel ini mengkaji secara komprehensif konsep, struktur, dan implementasi Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) sebagai fondasi dalam perencanaan strategis dan pengambilan keputusan organisasi. Sebagai salah satu alat analisis strategis yang paling luas digunakan, SWOT menawarkan pendekatan sistematis untuk mengevaluasi faktor internal dan eksternal yang memengaruhi arah dan keberlangsungan suatu organisasi. Artikel ini membahas pengertian dasar, sejarah perkembangan, unsur-unsur utama, serta prosedur pelaksanaan analisis SWOT. Selanjutnya, disorot pula fleksibilitas penerapannya dalam berbagai sektor seperti bisnis, pemerintahan, pendidikan, dan pengembangan individu. Analisis terhadap kelebihan dan keterbatasan SWOT menunjukkan pentingnya pendekatan kritis dan integratif, khususnya melalui kombinasi dengan metode strategis lain seperti PESTEL, Porter’s Five Forces, Balanced Scorecard, dan Matriks TOWS. Studi kasus dari Starbucks Corporation dan Universitas Gadjah Mada mengilustrasikan praktik SWOT dalam konteks nyata, sementara bagian akhir artikel memberikan rekomendasi strategis untuk meningkatkan efektivitas implementasinya. Dengan demikian, SWOT diposisikan tidak hanya sebagai alat reflektif, tetapi juga sebagai instrumen strategis yang aplikatif dan dinamis.

Kata Kunci: Analisis SWOT, perencanaan strategis, pengambilan keputusan, strategi organisasi, lingkungan internal-eksternal, integrasi metode, Matriks TOWS, Balanced Scorecard.


PEMBAHASAN

Kajian Komprehensif Berdasarkan Referensi Kredibel


1.           Pendahuluan

Dalam lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif, perencanaan strategis menjadi landasan penting bagi keberlangsungan dan pertumbuhan institusi, baik di sektor bisnis, pemerintahan, pendidikan, maupun organisasi sosial. Perencanaan strategis berperan sebagai proses sistematis dalam merumuskan tujuan jangka panjang dan menentukan arah organisasi melalui analisis terhadap lingkungan internal maupun eksternal yang memengaruhi kinerjanya.¹ Dalam konteks ini, Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) muncul sebagai salah satu metode yang paling dikenal dan banyak digunakan untuk merumuskan strategi berdasarkan pemetaan faktor-faktor kekuatan dan kelemahan internal serta peluang dan ancaman eksternal.

Analisis SWOT pertama kali diperkenalkan secara formal oleh Albert S. Humphrey pada tahun 1960-an melalui proyek riset strategis di Stanford Research Institute yang bertujuan membantu perusahaan-perusahaan besar di Amerika Serikat menyusun perencanaan jangka panjang.² Sejak saat itu, SWOT berkembang menjadi alat diagnosis strategis yang bersifat universal dan fleksibel, karena dapat diterapkan di berbagai bidang dan skala organisasi. Kekuatan utama metode ini terletak pada kesederhanaannya dalam menyusun kerangka berpikir yang analitis namun mudah dipahami oleh semua tingkatan manajemen.³

Namun demikian, di balik kesederhanaannya, Analisis SWOT tetap menuntut ketelitian konseptual dalam mengidentifikasi faktor-faktor relevan secara obyektif, serta keterampilan dalam mengintegrasikan hasil analisis menjadi strategi yang implementatif. SWOT bukan hanya alat klasifikasi, melainkan sarana refleksi strategis yang menghubungkan posisi internal organisasi dengan kondisi eksternal yang dinamis.⁴ Oleh karena itu, pemahaman mendalam terhadap prinsip-prinsip SWOT dan penggunaannya dalam konteks nyata menjadi kunci penting bagi organisasi dalam mengambil keputusan yang berbasis data dan pertimbangan strategis.

Artikel ini bertujuan untuk memberikan kajian komprehensif mengenai konsep, sejarah, struktur, hingga implementasi Analisis SWOT sebagai fondasi dalam perencanaan strategis organisasi. Melalui pendekatan teoritis dan aplikatif, pembaca diharapkan mampu memahami secara menyeluruh bagaimana SWOT berkontribusi terhadap efektivitas pengambilan keputusan dan perumusan kebijakan yang adaptif di tengah tantangan global yang terus berubah.


Footnotes

[1]                Fred R. David dan Forest R. David, Strategic Management: A Competitive Advantage Approach, Concepts and Cases, 18th ed. (Harlow: Pearson Education, 2021), 35.

[2]                Albert S. Humphrey, “SWOT Analysis for Management Consulting,” SRI Alumni Newsletter (Stanford Research Institute, 2005), 7.

[3]                Gerry Johnson, Richard Whittington, dan Kevan Scholes, Exploring Strategy: Text and Cases, 12th ed. (Harlow: Pearson Education, 2020), 98–100.

[4]                Henry Mintzberg, Bruce Ahlstrand, dan Joseph Lampel, Strategy Safari: A Guided Tour Through the Wilds of Strategic Management, 2nd ed. (New York: Simon and Schuster, 2020), 114–116.


2.           Pengertian dan Sejarah Perkembangan Analisis SWOT

2.1.       Pengertian Analisis SWOT

Analisis SWOT merupakan sebuah metode sistematis yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi empat dimensi utama dalam lingkungan strategis organisasi, yakni kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats). Metode ini berfungsi sebagai alat bantu dalam proses perumusan strategi dengan cara menghubungkan kondisi internal organisasi (kekuatan dan kelemahan) dengan dinamika eksternal yang dihadapi (peluang dan ancaman).¹

Secara umum, kekuatan merujuk pada keunggulan internal organisasi yang memberikan nilai tambah dan keunggulan kompetitif. Sebaliknya, kelemahan adalah keterbatasan internal yang dapat menghambat pencapaian tujuan. Sementara itu, peluang mencakup segala kondisi eksternal yang berpotensi meningkatkan kinerja dan pertumbuhan organisasi, sedangkan ancaman merupakan tantangan dari luar yang dapat membahayakan stabilitas atau perkembangan organisasi.² Dengan demikian, analisis SWOT menjadi kerangka konseptual yang sangat berguna dalam mengarahkan keputusan strategis berdasarkan refleksi atas kondisi nyata organisasi.

Dalam praktiknya, metode SWOT tidak hanya digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar, tetapi juga diterapkan oleh lembaga pemerintah, institusi pendidikan, organisasi nirlaba, dan bahkan dalam konteks pengembangan pribadi.³ Fleksibilitas ini menjadikan SWOT sebagai salah satu pendekatan yang paling populer dalam perencanaan strategis di berbagai sektor.

2.2.       Sejarah Perkembangan Konsep SWOT

Konsep dasar dari Analisis SWOT berakar pada pendekatan diagnostik dalam ilmu manajemen yang berkembang pada paruh kedua abad ke-20. Meskipun tidak ada satu pendiri tunggal yang secara definitif diakui, metode ini secara luas dikaitkan dengan Albert S. Humphrey, seorang peneliti di Stanford Research Institute (SRI), California, yang memimpin proyek perencanaan korporat bernama “Long Range Planning” pada akhir 1960-an dan awal 1970-an.⁴ Proyek ini melibatkan analisis terhadap data dari 500 perusahaan Fortune 500 dan bertujuan untuk mencari pendekatan perencanaan strategis yang lebih sistematis, realistis, dan aplikatif. Dari sinilah kerangka SWOT mulai terbentuk, yang awalnya dikenal dengan nama SOFT (Satisfactory, Opportunity, Fault, Threat), sebelum akhirnya disempurnakan menjadi SWOT.⁵

Seiring waktu, SWOT menjadi bagian penting dari teori dan praktik manajemen strategis modern. Pengaruhnya diperluas oleh literatur-literatur utama dalam bidang strategi bisnis, seperti karya Michael Porter, yang meskipun tidak langsung menggunakan istilah SWOT, namun memperkuat pentingnya analisis lingkungan industri dan keunggulan bersaing sebagai bagian dari formulasi strategi.⁶

Kini, SWOT tidak hanya berfungsi sebagai alat analisis statis, tetapi juga telah berkembang menjadi bagian dari pendekatan yang lebih dinamis, termasuk dalam konteks perencanaan partisipatif, manajemen risiko, dan pengambilan keputusan berbasis bukti. Evolusi ini menunjukkan bahwa SWOT bukan hanya instrumen teoritis, melainkan juga sarana strategis yang hidup dan relevan dalam menghadapi kompleksitas zaman.


Footnotes

[1]                Fred R. David dan Forest R. David, Strategic Management: A Competitive Advantage Approach, Concepts and Cases, 18th ed. (Harlow: Pearson Education, 2021), 101.

[2]                Gerry Johnson, Richard Whittington, dan Kevan Scholes, Exploring Strategy: Text and Cases, 12th ed. (Harlow: Pearson Education, 2020), 108–110.

[3]                George Stonehouse et al., Strategic Planning: Strategy Formulation and Implementation (London: Routledge, 2004), 45–47.

[4]                Albert S. Humphrey, “SWOT Analysis for Management Consulting,” SRI Alumni Newsletter (Stanford Research Institute, 2005), 7.

[5]                Heinz Weihrich, “The TOWS Matrix—A Tool for Situational Analysis,” Long Range Planning 15, no. 2 (1982): 54–66.

[6]                Michael E. Porter, Competitive Strategy: Techniques for Analyzing Industries and Competitors (New York: Free Press, 1980), 3–7.


3.           Unsur-Unsur dalam Analisis SWOT

Analisis SWOT terdiri dari empat unsur utama, yaitu Strengths (Kekuatan), Weaknesses (Kelemahan), Opportunities (Peluang), dan Threats (Ancaman). Keempat unsur ini diklasifikasikan ke dalam dua kategori besar: faktor internal (kekuatan dan kelemahan) serta faktor eksternal (peluang dan ancaman).¹ Pemahaman yang tepat terhadap masing-masing unsur menjadi kunci bagi organisasi dalam merumuskan strategi yang relevan, realistis, dan responsif terhadap tantangan lingkungan.

3.1.       Strengths (Kekuatan)

Kekuatan merupakan faktor internal positif yang dimiliki oleh organisasi dan memberikan keunggulan kompetitif dibandingkan dengan pesaing.² Kekuatan dapat berupa aset berwujud seperti sumber daya keuangan, teknologi, dan infrastruktur, maupun tidak berwujud seperti reputasi merek, budaya organisasi, inovasi, serta kualitas kepemimpinan.³ Identifikasi kekuatan membantu organisasi memahami modal strategis yang dapat dimanfaatkan untuk meraih peluang eksternal.

Misalnya, perusahaan teknologi seperti Apple Inc. memiliki kekuatan dalam hal desain produk, loyalitas pelanggan, serta kemampuan inovasi yang berkelanjutan.⁴ Dalam konteks pendidikan, sekolah unggulan dapat memiliki kekuatan berupa kualitas tenaga pendidik, kurikulum yang inovatif, atau jaringan kemitraan internasional.

3.2.       Weaknesses (Kelemahan)

Kelemahan mencerminkan keterbatasan internal yang dapat menghambat pencapaian tujuan strategis organisasi.⁵ Seperti halnya kekuatan, kelemahan dapat berupa sumber daya yang terbatas, struktur organisasi yang kaku, kurangnya inovasi, atau sistem informasi yang usang. Mengenali kelemahan secara jujur merupakan langkah penting untuk melakukan perbaikan dan menghindari pengambilan keputusan yang keliru.

Kelemahan tidak selalu bersifat permanen, melainkan dapat diperbaiki melalui restrukturisasi, pelatihan, atau investasi sumber daya.⁶ Sebagai contoh, organisasi yang lamban dalam mengadopsi teknologi digital dapat memperbaiki kelemahan tersebut dengan menerapkan sistem informasi manajemen terkini.

3.3.       Opportunities (Peluang)

Peluang adalah kondisi eksternal yang bersifat menguntungkan dan dapat dimanfaatkan untuk mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan organisasi.⁷ Peluang bisa muncul dari perubahan tren pasar, perkembangan teknologi baru, kebijakan pemerintah yang mendukung, atau kekosongan di segmen pasar tertentu.

Kemampuan organisasi dalam mengidentifikasi dan merespons peluang dengan cepat menentukan sejauh mana keunggulan kompetitif dapat dikembangkan.⁸ Sebagai contoh, peningkatan kesadaran masyarakat terhadap produk ramah lingkungan dapat menjadi peluang bagi perusahaan yang berfokus pada sustainability dan produk hijau.

3.4.       Threats (Ancaman)

Ancaman adalah faktor eksternal yang berpotensi mengganggu stabilitas, kinerja, atau eksistensi organisasi.⁹ Ancaman dapat berasal dari kompetitor baru, perubahan regulasi, krisis ekonomi, disrupsi teknologi, atau bencana alam. Kemampuan organisasi dalam mengantisipasi ancaman melalui strategi mitigasi risiko sangat menentukan ketahanan strategisnya.

Contohnya, pergeseran preferensi konsumen dari produk konvensional ke layanan digital dapat menjadi ancaman bagi bisnis ritel tradisional yang belum bertransformasi secara digital. Ancaman tidak dapat dihilangkan sepenuhnya, namun dapat dikurangi dampaknya melalui strategi adaptif dan inovatif.¹⁰


Dengan memahami keempat unsur SWOT secara mendalam, organisasi dapat menyusun strategi integratif yang menggabungkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, memperbaiki kelemahan agar tidak terkena dampak ancaman, serta secara proaktif menciptakan daya saing yang berkelanjutan di tengah dinamika eksternal yang terus berubah.


Footnotes

[1]                Fred R. David dan Forest R. David, Strategic Management: A Competitive Advantage Approach, Concepts and Cases, 18th ed. (Harlow: Pearson Education, 2021), 104.

[2]                Gerry Johnson, Richard Whittington, dan Kevan Scholes, Exploring Strategy: Text and Cases, 12th ed. (Harlow: Pearson Education, 2020), 113.

[3]                George Stonehouse et al., Strategic Planning: Strategy Formulation and Implementation (London: Routledge, 2004), 50.

[4]                Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Marketing Management, 15th ed. (Harlow: Pearson Education, 2016), 87–88.

[5]                Robert M. Grant, Contemporary Strategy Analysis, 10th ed. (Hoboken: Wiley, 2019), 147.

[6]                Henry Mintzberg, Bruce Ahlstrand, dan Joseph Lampel, Strategy Safari: A Guided Tour Through the Wilds of Strategic Management, 2nd ed. (New York: Simon and Schuster, 2020), 126–127.

[7]                Johnson, Whittington, dan Scholes, Exploring Strategy, 115.

[8]                David dan David, Strategic Management, 106.

[9]                Grant, Contemporary Strategy Analysis, 150.

[10]             Kotler dan Keller, Marketing Management, 91.


4.           Prosedur dan Tahapan Pelaksanaan Analisis SWOT

Pelaksanaan Analisis SWOT tidak sekadar menyusun daftar kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman secara terpisah, tetapi merupakan suatu proses analitik yang memerlukan pemahaman mendalam terhadap konteks organisasi. Prosedur ini idealnya dilaksanakan secara partisipatif, sistematis, dan berbasis data agar menghasilkan rumusan strategi yang akurat dan operasional.¹

4.1.       Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal

Tahap awal dalam pelaksanaan SWOT adalah melakukan identifikasi menyeluruh terhadap faktor-faktor internal (strengths dan weaknesses) dan faktor-faktor eksternal (opportunities dan threats). Analisis internal mencakup audit terhadap sumber daya organisasi, kompetensi inti, budaya kerja, struktur manajerial, serta proses operasional.² Sementara itu, analisis eksternal dilakukan dengan mengamati kondisi pasar, perkembangan teknologi, peraturan pemerintah, dinamika sosial-politik, serta posisi pesaing.³

Metode yang digunakan dalam identifikasi dapat mencakup analisis lingkungan internal, wawancara dengan pemangku kepentingan, survei karyawan atau pelanggan, serta kajian dokumen dan laporan kinerja. Untuk analisis eksternal, pendekatan seperti PESTEL (Political, Economic, Social, Technological, Environmental, Legal) sering digunakan sebagai pelengkap untuk mengidentifikasi variabel makro yang relevan.⁴

4.2.       Penyusunan Matriks SWOT

Setelah proses identifikasi faktor internal dan eksternal selesai dilakukan, langkah selanjutnya adalah menyusun Matriks SWOT, yaitu pengorganisasian keempat unsur SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats) ke dalam pola analitis yang memfasilitasi perumusan strategi. Matriks ini mengintegrasikan setiap kategori SWOT melalui kombinasi dua dimensi: internal (Strengths dan Weaknesses) dan eksternal (Opportunities dan Threats).

Empat kombinasi utama dalam Matriks SWOT, yang masing-masing menghasilkan jenis strategi tertentu, dapat dijelaskan sebagai berikut:

·                     Strategi SO (Strengths–Opportunities):

Fokus pada pemanfaatan kekuatan internal untuk meraih dan mengoptimalkan peluang eksternal.

Strategi ini bersifat agresif dan cocok diterapkan pada organisasi yang memiliki posisi kompetitif kuat dan berada dalam lingkungan eksternal yang kondusif.

·                     Strategi WO (Weaknesses–Opportunities):

Bertujuan untuk mengatasi kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang yang tersedia di luar organisasi.

Strategi ini biasanya diambil oleh organisasi yang memiliki kekurangan tertentu, namun menghadapi peluang pasar atau dukungan eksternal yang signifikan.

·                     Strategi ST (Strengths–Threats):

Memanfaatkan kekuatan internal organisasi untuk mengurangi atau menetralisasi dampak ancaman eksternal.

Strategi ini sering diterapkan ketika organisasi memiliki sumber daya dan kapabilitas kuat, namun menghadapi tantangan besar dari lingkungan, seperti kompetitor baru atau perubahan regulasi.

·                     Strategi WT (Weaknesses–Threats):

Strategi defensif yang difokuskan pada upaya meminimalkan kelemahan dan menghindari dampak negatif dari ancaman.

Cocok bagi organisasi dalam kondisi krisis atau rawan tekanan lingkungan, dan dapat berupa strategi konsolidasi, pengurangan biaya, merger, atau reposisi.

Dengan menyusun Matriks SWOT dalam kerangka seperti ini, organisasi dapat menyusun strategi yang tidak hanya berdasarkan analisis terpisah antar elemen, tetapi melalui sintesis strategis yang menyatukan dimensi internal dan eksternal secara terpadu. Proses ini merupakan inti dari perencanaan strategis yang responsif, realistis, dan berorientasi masa depan.

4.3.       Perumusan Strategi Berdasarkan Matriks SWOT

Proses analisis SWOT memuncak pada tahap formulasi strategi berdasarkan kombinasi kuadran berikut:

1)                  Strategi SO (Strengths–Opportunities)

Merupakan strategi agresif, yaitu memanfaatkan kekuatan internal untuk menangkap peluang eksternal. Strategi ini cocok bagi organisasi yang berada dalam posisi unggul dan ingin memperluas pengaruhnya.⁶

2)                  Strategi WO (Weaknesses–Opportunities)

Strategi ini bertujuan memanfaatkan peluang eksternal untuk mengatasi kelemahan internal. Misalnya, organisasi yang memiliki kelemahan SDM dapat memanfaatkan peluang pelatihan bersubsidi dari pemerintah.⁷

3)                  Strategi ST (Strengths–Threats)

Strategi ini digunakan untuk memanfaatkan kekuatan guna mengurangi atau menghindari dampak ancaman eksternal. Cocok diterapkan saat organisasi kuat tetapi menghadapi risiko pasar atau regulasi.⁸

4)                  Strategi WT (Weaknesses–Threats)

Strategi ini bersifat defensif, dirancang untuk meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. Biasanya digunakan dalam kondisi krisis, misalnya dengan melakukan efisiensi, aliansi strategis, atau reposisi pasar.⁹

4.4.       Validasi dan Pengambilan Keputusan

Setelah strategi dirumuskan, penting untuk melakukan validasi melalui diskusi kelompok, simulasi strategi, atau uji kelayakan finansial dan operasional. Selain itu, proses SWOT perlu dilakukan secara siklus agar responsif terhadap dinamika yang terus berubah.¹⁰ SWOT bukan analisis satu kali, tetapi bagian dari proses perencanaan strategis yang berkelanjutan dan adaptif.


Footnotes

[1]                Fred R. David dan Forest R. David, Strategic Management: A Competitive Advantage Approach, Concepts and Cases, 18th ed. (Harlow: Pearson Education, 2021), 110.

[2]                Robert M. Grant, Contemporary Strategy Analysis, 10th ed. (Hoboken: Wiley, 2019), 149–150.

[3]                Gerry Johnson, Richard Whittington, dan Kevan Scholes, Exploring Strategy: Text and Cases, 12th ed. (Harlow: Pearson Education, 2020), 120.

[4]                George Stonehouse et al., Strategic Planning: Strategy Formulation and Implementation (London: Routledge, 2004), 63–65.

[5]                Heinz Weihrich, “The TOWS Matrix—A Tool for Situational Analysis,” Long Range Planning 15, no. 2 (1982): 54–66.

[6]                David dan David, Strategic Management, 111.

[7]                Johnson, Whittington, dan Scholes, Exploring Strategy, 122.

[8]                Grant, Contemporary Strategy Analysis, 152.

[9]                Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Marketing Management, 15th ed. (Harlow: Pearson Education, 2016), 97.

[10]             Henry Mintzberg, Bruce Ahlstrand, dan Joseph Lampel, Strategy Safari: A Guided Tour Through the Wilds of Strategic Management, 2nd ed. (New York: Simon and Schuster, 2020), 135–136.


5.           Aplikasi Analisis SWOT dalam Berbagai Konteks

Analisis SWOT dikenal karena fleksibilitas dan skalabilitasnya, sehingga dapat diterapkan secara luas dalam berbagai sektor organisasi. Keempat unsurnya yang bersifat universal memungkinkan metode ini diadaptasi tidak hanya di dunia bisnis, tetapi juga dalam konteks pemerintahan, pendidikan, organisasi nirlaba, bahkan pengembangan pribadi.¹ Penerapannya yang luas ini menjadikan SWOT sebagai alat manajemen strategis yang tidak terbatas pada ukuran atau jenis institusi.

5.1.       Dunia Bisnis dan Korporasi

Dalam dunia korporasi, Analisis SWOT telah menjadi alat pokok dalam penyusunan rencana bisnis, evaluasi proyek investasi, manajemen perubahan, dan pengembangan produk baru.² Misalnya, perusahaan teknologi seperti Microsoft dan Google menggunakan SWOT untuk mengevaluasi kapabilitas internal mereka—seperti sumber daya manusia dan infrastruktur TI—serta memetakan peluang dalam tren kecerdasan buatan dan ancaman dari kompetitor global.

SWOT membantu perusahaan dalam memahami posisi kompetitif mereka dan merancang strategi berdasarkan kondisi pasar yang dinamis.³ Melalui analisis ini, perusahaan dapat memilih strategi ekspansi, diversifikasi, atau reposisi produk secara lebih terarah.

5.2.       Sektor Pemerintahan dan Lembaga Publik

Pemerintah dan lembaga publik juga memanfaatkan SWOT dalam proses perencanaan pembangunan, reformasi birokrasi, hingga evaluasi kebijakan publik.⁴ Dalam konteks ini, kekuatan dapat berupa stabilitas institusional atau legalitas regulatif, sementara kelemahan dapat berupa keterbatasan anggaran atau birokrasi yang lamban.

Peluang seringkali datang dari perubahan politik global, dukungan donor internasional, atau partisipasi masyarakat. Ancaman bisa berupa krisis ekonomi, ketidakpercayaan publik, atau konflik horizontal. SWOT digunakan untuk menyusun strategi pembangunan daerah, tata kelola pemerintahan yang inklusif, dan mitigasi risiko sosial-politik.⁵

5.3.       Dunia Pendidikan dan Organisasi Sosial

Di sektor pendidikan, SWOT berperan penting dalam perencanaan strategis institusi pendidikan, baik sekolah, universitas, maupun lembaga pelatihan.⁶ Kekuatan bisa berupa kualitas dosen atau kurikulum unggul, kelemahan mencakup keterbatasan fasilitas atau teknologi pembelajaran, peluang muncul dari program kolaborasi global atau digitalisasi pendidikan, dan ancaman berupa penurunan minat peserta didik atau disrupsi teknologi.

SWOT juga digunakan dalam organisasi sosial dan nirlaba untuk menyusun program yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat.⁷ Melalui SWOT, LSM dapat mengidentifikasi keunggulan program, mengantisipasi kendala sumber daya, dan merancang strategi keberlanjutan berbasis peluang yang tersedia.

5.4.       Perencanaan Karier dan Pengembangan Pribadi

Pada level individu, SWOT digunakan sebagai alat refleksi untuk perencanaan karier dan pengembangan diri.⁸ Individu dapat mengenali kekuatan (misalnya keterampilan, kepribadian, nilai-nilai), kelemahan (misalnya kurangnya pengalaman atau keterampilan teknis), peluang (peluang kerja, beasiswa, jaringan), serta ancaman (persaingan kerja, perubahan tren industri).

Dengan analisis ini, seseorang dapat menyusun strategi peningkatan kompetensi, pengembangan portofolio, atau transisi karier secara terarah dan berbasis data. SWOT dalam konteks ini sering digunakan dalam bimbingan karier, coaching, dan manajemen talenta di perusahaan.


Kesimpulan Sementara

Aplikasi SWOT yang luas di berbagai konteks membuktikan kepraktisan dan adaptabilitasnya sebagai alat strategis lintas sektor. Metode ini memampukan para pengambil keputusan untuk memahami situasi secara menyeluruh dan menyusun strategi yang tidak hanya reaktif, tetapi juga proaktif. Keberhasilan penerapannya sangat bergantung pada kualitas data yang dikumpulkan, objektivitas analisis, dan kemampuan integratif dalam merancang strategi yang sesuai dengan kondisi masing-masing organisasi.


Footnotes

[1]                Fred R. David dan Forest R. David, Strategic Management: A Competitive Advantage Approach, Concepts and Cases, 18th ed. (Harlow: Pearson Education, 2021), 116.

[2]                George Stonehouse et al., Strategic Planning: Strategy Formulation and Implementation (London: Routledge, 2004), 78–80.

[3]                Gerry Johnson, Richard Whittington, dan Kevan Scholes, Exploring Strategy: Text and Cases, 12th ed. (Harlow: Pearson Education, 2020), 125.

[4]                John M. Bryson, Strategic Planning for Public and Nonprofit Organizations, 5th ed. (Hoboken: Jossey-Bass, 2018), 140.

[5]                Michael Allison dan Jude Kaye, Strategic Planning for Nonprofit Organizations, 3rd ed. (Hoboken: Wiley, 2015), 98–100.

[6]                Ian Barnett dan Andy Hall, Strategic Management in Schools and Colleges (London: Routledge, 1995), 60–62.

[7]                Frances Hesselbein dan Marshall Goldsmith, The Leader of the Future 2: Visions, Strategies, and Practices for the New Era (San Francisco: Jossey-Bass, 2006), 191.

[8]                Richard N. Bolles, What Color Is Your Parachute? A Practical Manual for Job-Hunters and Career-Changers, 2021 ed. (Berkeley: Ten Speed Press, 2021), 45–47.


6.           Kelebihan dan Keterbatasan Analisis SWOT

Sebagai salah satu alat analisis strategis paling populer di berbagai sektor, Analisis SWOT memiliki sejumlah kelebihan yang membuatnya sangat berguna. Namun, seperti halnya metode lainnya, SWOT juga memiliki keterbatasan yang perlu dipahami agar tidak disalahgunakan dalam proses pengambilan keputusan. Pemahaman yang seimbang atas kelebihan dan keterbatasannya akan membantu organisasi maupun individu dalam mengaplikasikan SWOT secara bijak dan efektif.

6.1.       Kelebihan Analisis SWOT

1)                  Sederhana dan Mudah Digunakan

Salah satu keunggulan utama Analisis SWOT adalah kesederhanaannya dalam struktur dan penerapan. SWOT tidak memerlukan perangkat statistik yang rumit, sehingga dapat digunakan oleh siapa saja, bahkan oleh pihak tanpa latar belakang manajemen formal.¹ Struktur empat kuadran memungkinkan penyusunan analisis yang intuitif dan sistematis.

2)                  Fleksibel untuk Berbagai Konteks

SWOT dapat diaplikasikan pada berbagai skala organisasi—mulai dari perusahaan multinasional hingga usaha mikro, dari institusi pendidikan hingga organisasi sosial.² Bahkan pada tingkat personal, SWOT digunakan dalam pengembangan karier dan perencanaan kehidupan. Fleksibilitas inilah yang menjadikan SWOT sebagai alat yang adaptif dalam dunia yang terus berubah.

3)                  Mendorong Kesadaran Strategis

Proses SWOT mendorong organisasi untuk merefleksikan posisi strategisnya secara kritis, dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan internal, serta tantangan dan peluang eksternal.³ Dengan demikian, metode ini memperkuat budaya pengambilan keputusan yang berbasis data dan kesadaran situasional.

4)                  Membantu Prioritisasi Strategi

Melalui penyusunan strategi berbasis Matriks SWOT (SO, WO, ST, WT), organisasi dapat mengurutkan dan memilih strategi yang paling sesuai dengan kondisi aktual, serta menetapkan prioritas tindakan strategis.⁴

6.2.       Keterbatasan Analisis SWOT

1)                  Cenderung Subjektif

Salah satu kritik utama terhadap SWOT adalah tingginya subjektivitas dalam identifikasi faktor-faktornya.⁵ Tanpa data yang kuat dan keterlibatan lintas pemangku kepentingan, analisis SWOT dapat dipenuhi oleh asumsi atau persepsi yang bias. Misalnya, kekuatan yang dianggap signifikan oleh satu divisi bisa jadi tidak relevan bagi divisi lainnya.

2)                  Kurangnya Prioritisasi Kuantitatif

SWOT hanya menyajikan daftar faktor tanpa memberi bobot atau skor prioritas.⁶ Ini menyebabkan penggunaannya cenderung bersifat kualitatif dan tidak menyampaikan seberapa besar pengaruh suatu faktor terhadap organisasi. Akibatnya, SWOT kurang cocok untuk pengambilan keputusan yang membutuhkan perhitungan finansial atau kuantitatif.

3)                  Tidak Memberi Solusi Otomatis

Meskipun SWOT membantu dalam mengidentifikasi situasi strategis, ia tidak menyediakan solusi atau langkah aksi yang langsung dapat diterapkan.⁷ Artinya, SWOT hanya berfungsi sebagai alat diagnosis awal, dan hasilnya masih perlu diterjemahkan lebih lanjut ke dalam rencana operasional atau strategi implementatif.

4)                  Bersifat Statis dan Snapshot

SWOT cenderung memberikan gambaran situasional pada titik waktu tertentu. Padahal, lingkungan bisnis dan organisasi bersifat dinamis dan terus berubah.⁸ Jika tidak diperbarui secara berkala, analisis SWOT bisa menjadi usang dan menyesatkan.


Kesimpulan Sementara

Analisis SWOT tetap merupakan alat strategis yang bernilai tinggi, terutama dalam tahap awal penyusunan strategi organisasi. Namun, untuk memaksimalkan manfaatnya, SWOT perlu dikombinasikan dengan metode lain yang lebih kuantitatif atau futuristik—seperti Analisis PESTEL, Balanced Scorecard, atau skenario planning—agar menghasilkan strategi yang tidak hanya realistis, tetapi juga adaptif terhadap perubahan.


Footnotes

[1]                Fred R. David dan Forest R. David, Strategic Management: A Competitive Advantage Approach, Concepts and Cases, 18th ed. (Harlow: Pearson Education, 2021), 109.

[2]                Gerry Johnson, Richard Whittington, dan Kevan Scholes, Exploring Strategy: Text and Cases, 12th ed. (Harlow: Pearson Education, 2020), 114.

[3]                John M. Bryson, Strategic Planning for Public and Nonprofit Organizations, 5th ed. (Hoboken: Jossey-Bass, 2018), 144.

[4]                George Stonehouse et al., Strategic Planning: Strategy Formulation and Implementation (London: Routledge, 2004), 70–72.

[5]                Michael Allison dan Jude Kaye, Strategic Planning for Nonprofit Organizations, 3rd ed. (Hoboken: Wiley, 2015), 103.

[6]                Robert M. Grant, Contemporary Strategy Analysis, 10th ed. (Hoboken: Wiley, 2019), 155.

[7]                Henry Mintzberg, Bruce Ahlstrand, dan Joseph Lampel, Strategy Safari: A Guided Tour Through the Wilds of Strategic Management, 2nd ed. (New York: Simon and Schuster, 2020), 130.

[8]                Richard Lynch, Strategic Management, 8th ed. (Harlow: Pearson Education, 2018), 128–129.


7.           Integrasi Analisis SWOT dengan Metode Strategis Lain

Meskipun Analisis SWOT merupakan alat yang sangat berguna untuk memahami kondisi internal dan eksternal organisasi, ia tidak sepenuhnya cukup untuk menghasilkan strategi yang detail, kuantitatif, atau berorientasi jangka panjang. Karena itu, penggabungan SWOT dengan metode strategis lain menjadi pendekatan yang semakin dianjurkan dalam perencanaan strategis modern. Integrasi ini memungkinkan pengambil keputusan untuk memperoleh gambaran yang lebih luas, mendalam, dan berbasis data terhadap situasi organisasi dan dinamika lingkungannya.

7.1.       Integrasi SWOT dengan Analisis PESTEL

PESTEL (Political, Economic, Social, Technological, Environmental, and Legal) adalah alat analisis makroekonomi yang digunakan untuk memahami faktor eksternal yang berada di luar kendali langsung organisasi. Sementara SWOT mengklasifikasikan informasi dalam empat kategori, PESTEL membantu menjabarkan secara rinci unsur "Opportunities" dan "Threats" dalam SWOT.¹

Dengan demikian, PESTEL melengkapi SWOT dalam tahap eksplorasi lingkungan eksternal. Misalnya:

·                     Faktor politik dapat menunjukkan peluang berupa kebijakan fiskal yang mendukung, atau ancaman berupa ketidakstabilan pemerintahan.

·                     Faktor teknologi dapat diidentifikasi sebagai peluang untuk inovasi produk, atau ancaman berupa disrupsi digital yang mendadak.²

Penggunaan PESTEL sebelum penyusunan SWOT memperkaya dimensi eksternal dan meningkatkan akurasi dalam kategorisasi O (opportunity) dan T (threat).

7.2.       Integrasi SWOT dengan Porter’s Five Forces

Porter’s Five Forces adalah alat yang digunakan untuk menganalisis tingkat persaingan dalam suatu industri melalui lima kekuatan: persaingan antar perusahaan sejenis, ancaman pendatang baru, ancaman produk substitusi, kekuatan tawar-menawar pemasok, dan kekuatan tawar-menawar konsumen.³ Ketika dikombinasikan dengan SWOT, analisis Porter dapat memberi fondasi yang kuat dalam memahami struktur industri secara strategis.

Misalnya:

·                     Hasil dari Porter’s Five Forces dapat menjadi input langsung dalam kategori threats (ancaman dari pesaing atau pendatang baru) dan opportunities (misalnya lemahnya kekuatan tawar pemasok).

·                     Informasi tentang posisi kompetitif organisasi dari Porter dapat membantu dalam mengevaluasi kekuatan internal (strengths) atau mengidentifikasi kelemahan (weaknesses).⁴

Dengan demikian, penggabungan kedua metode ini memberikan kerangka analisis yang bersifat kompetitif dan kontekstual sekaligus.

7.3.       Integrasi SWOT dengan Balanced Scorecard

Balanced Scorecard (BSC) adalah kerangka kerja manajemen strategis yang mengukur kinerja organisasi dari empat perspektif utama: keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.⁵ Jika SWOT membantu organisasi memahami posisi strategisnya, maka BSC memfasilitasi penerjemahan strategi SWOT ke dalam sasaran, indikator kinerja (KPI), dan tindakan nyata.

Contoh integrasi:

·                     Jika SWOT menunjukkan kelemahan dalam proses operasional, maka BSC dapat mengembangkan sasaran pada perspektif "internal business processes" dan menetapkan KPI untuk perbaikannya.

·                     Jika SWOT mengungkap peluang pasar baru, maka strategi ekspansi dapat diterjemahkan ke dalam target perspektif "customer" dan "financial" dalam BSC.⁶

Dengan cara ini, integrasi SWOT dan BSC menghasilkan pendekatan strategi yang tidak hanya reflektif tetapi juga eksekutif dan terukur.

7.4.       Integrasi SWOT dengan TOWS Matrix

Meskipun sering disamakan dengan SWOT, TOWS Matrix sebenarnya merupakan pengembangan dari SWOT yang fokus pada transformasi hasil analisis ke dalam alternatif strategi konkret. Heinz Weihrich mengembangkan TOWS sebagai cara untuk mengelaborasi hubungan antara kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman ke dalam empat jenis strategi: SO, WO, ST, dan WT.⁷

TOWS Matrix memungkinkan SWOT bukan hanya alat diagnosis, tetapi juga mekanisme formulasi strategi yang eksplisit, sehingga sangat cocok digunakan setelah analisis SWOT selesai dilakukan.


Kesimpulan Sementara

Integrasi SWOT dengan metode-metode strategis lain seperti PESTEL, Porter’s Five Forces, Balanced Scorecard, dan TOWS Matrix menjadikan perencanaan strategis organisasi lebih komprehensif, dinamis, dan operasional. Setiap alat memberikan kontribusi unik—baik dari sisi lingkungan eksternal, kekuatan pasar, maupun implementasi internal. Dengan memadukan pendekatan-pendekatan ini, SWOT tidak lagi hanya menjadi kerangka reflektif, melainkan fondasi kuat bagi eksekusi strategi yang terukur dan adaptif terhadap kompleksitas zaman.


Footnotes

[1]                Gerry Johnson, Richard Whittington, dan Kevan Scholes, Exploring Strategy: Text and Cases, 12th ed. (Harlow: Pearson Education, 2020), 126.

[2]                George Stonehouse et al., Strategic Planning: Strategy Formulation and Implementation (London: Routledge, 2004), 85–86.

[3]                Michael E. Porter, Competitive Strategy: Techniques for Analyzing Industries and Competitors (New York: Free Press, 1980), 3–5.

[4]                Fred R. David dan Forest R. David, Strategic Management: A Competitive Advantage Approach, Concepts and Cases, 18th ed. (Harlow: Pearson Education, 2021), 119.

[5]                Robert S. Kaplan dan David P. Norton, The Balanced Scorecard: Translating Strategy into Action (Boston: Harvard Business School Press, 1996), 25–28.

[6]                Richard Lynch, Strategic Management, 8th ed. (Harlow: Pearson Education, 2018), 210–213.

[7]                Heinz Weihrich, “The TOWS Matrix—A Tool for Situational Analysis,” Long Range Planning 15, no. 2 (1982): 54–66.


8.           Studi Kasus Implementatif

Agar konsep Analisis SWOT tidak hanya dipahami secara teoretis, maka penting untuk mengkajinya dalam konteks implementatif yang nyata. Studi kasus memberikan gambaran konkret mengenai bagaimana SWOT digunakan oleh organisasi dalam menyusun strategi, melakukan adaptasi terhadap perubahan lingkungan, serta meningkatkan efektivitas keputusan. Berikut ini disajikan dua studi kasus—dari sektor bisnis dan sektor pendidikan—yang menunjukkan efektivitas penggunaan Analisis SWOT dalam praktik.

8.1.       Studi Kasus Perusahaan: Starbucks Corporation

Starbucks, salah satu jaringan kedai kopi terbesar di dunia, dikenal karena penerapan strategi bisnis yang kuat berbasis analisis lingkungan internal dan eksternal. Dalam perencanaan strategisnya, Starbucks menggunakan SWOT untuk menilai posisi kompetitifnya dan merumuskan arah pertumbuhan.

1)                  Strengths (Kekuatan):

·                     Reputasi global yang kuat dan merek premium.

·                     Standarisasi mutu dan pengalaman pelanggan yang konsisten di seluruh dunia.

·                     Kemampuan inovasi produk dan layanan digital (aplikasi mobile, layanan pre-order).¹

2)                  Weaknesses (Kelemahan):

·                     Harga produk relatif mahal, menjadikan pasar menengah ke bawah kurang terjangkau.

·                     Ketergantungan besar pada pasar Amerika Utara.²

3)                  Opportunities (Peluang):

·                     Pertumbuhan pasar negara berkembang, seperti Tiongkok, India, dan Indonesia.

·                     Tren konsumen terhadap minuman sehat dan keberlanjutan lingkungan.³

4)                  Threats (Ancaman):

·                     Persaingan intensif dari merek lokal dan global seperti Dunkin’ dan Costa Coffee.

·                     Ketidakstabilan harga bahan baku (kopi, susu) akibat perubahan iklim dan konflik geopolitik.⁴

Dari hasil analisis SWOT ini, Starbucks mengembangkan strategi ekspansi global berbasis lokalitas, misalnya dengan menyesuaikan menu dengan cita rasa lokal dan menggandeng mitra usaha lokal untuk distribusi. Strategi ini menggabungkan kekuatan merek dan peluang global, sembari mengurangi kelemahan biaya dan ancaman kompetisi.⁵

8.2.       Studi Kasus Institusi Pendidikan: Universitas Gadjah Mada (UGM), Indonesia

Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai salah satu perguruan tinggi negeri terkemuka di Indonesia, juga memanfaatkan Analisis SWOT dalam proses perencanaan strategis institusional (Renstra). Dokumen Rencana Strategis UGM 2022–2027 menyebutkan penggunaan SWOT dalam menetapkan visi, misi, dan prioritas pengembangan universitas.⁶

1)                  Strengths (Kekuatan):

·                     Reputasi akademik nasional dan internasional yang kuat.

·                     Kualitas tenaga pengajar dan alumni unggulan di berbagai sektor.

·                     Fasilitas penelitian yang mendukung inovasi.

2)                  Weaknesses (Kelemahan):

·                     Belum meratanya kualitas antara fakultas satu dengan yang lain.

·                     Ketergantungan terhadap anggaran negara dalam pendanaan riset.⁷

3)                  Opportunities (Peluang):

·                     Kerja sama internasional dalam program double degree dan penelitian bersama.

·                     Permintaan akan pendidikan tinggi berbasis teknologi digital dan pembelajaran daring.

4)                  Threats (Ancaman):

·                     Persaingan dari universitas swasta dan luar negeri dengan pendekatan pendidikan lebih fleksibel.

·                     Perubahan regulasi pemerintah dalam tata kelola pendidikan tinggi.⁸

Melalui hasil SWOT ini, UGM mengembangkan program strategis seperti UGM Digital Campus, peningkatan kinerja dosen melalui sistem reward berbasis publikasi, serta internasionalisasi kurikulum. Strategi ini menunjukkan bagaimana SWOT dapat digunakan dalam perumusan kebijakan akademik dan transformasi kelembagaan secara sistemik.


Kesimpulan Sementara

Studi kasus dari sektor bisnis dan pendidikan menunjukkan bahwa SWOT bukan hanya alat konseptual, tetapi juga instrumen praktis yang mengarahkan organisasi untuk merumuskan strategi yang kontekstual, relevan, dan berkelanjutan. Keberhasilan implementasi SWOT sangat bergantung pada kejujuran dalam identifikasi data, keterbukaan terhadap perubahan, dan kemampuan organisasi untuk merespons secara adaptif.⁹


Footnotes

[1]                Fred R. David dan Forest R. David, Strategic Management: A Competitive Advantage Approach, Concepts and Cases, 18th ed. (Harlow: Pearson Education, 2021), 124.

[2]                Robert M. Grant, Contemporary Strategy Analysis, 10th ed. (Hoboken: Wiley, 2019), 165.

[3]                Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Marketing Management, 15th ed. (Harlow: Pearson Education, 2016), 98.

[4]                Gerry Johnson, Richard Whittington, dan Kevan Scholes, Exploring Strategy: Text and Cases, 12th ed. (Harlow: Pearson Education, 2020), 119.

[5]                George Stonehouse et al., Strategic Planning: Strategy Formulation and Implementation (London: Routledge, 2004), 82–84.

[6]                Universitas Gadjah Mada, Rencana Strategis UGM 2022–2027 (Yogyakarta: UGM Press, 2022), 21.

[7]                Ibid., 23.

[8]                Ibid., 25.

[9]                John M. Bryson, Strategic Planning for Public and Nonprofit Organizations, 5th ed. (Hoboken: Jossey-Bass, 2018), 151.


9.           Simpulan dan Rekomendasi

9.1.       Simpulan

Analisis SWOT telah terbukti sebagai kerangka berpikir strategis yang efektif, adaptif, dan multifungsi, baik dalam sektor bisnis, pemerintahan, pendidikan, maupun pengembangan pribadi. Melalui pemetaan terhadap kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats), organisasi dapat membangun pemahaman yang utuh atas posisi strategisnya, serta menyusun rencana yang lebih realistis dan terarah.¹

Salah satu keunggulan SWOT terletak pada kesederhanaannya yang tidak mengurangi daya analisisnya. Meskipun bersifat deskriptif, SWOT mendorong keterlibatan berbagai pemangku kepentingan dalam proses refleksi strategis dan memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih inklusif.² Namun demikian, efektivitas metode ini sangat bergantung pada kualitas data, objektivitas analisis, dan kemampuan untuk menindaklanjuti hasilnya dengan strategi implementatif. Tanpa itu, SWOT hanya menjadi daftar naratif tanpa arah tindakan.³

Selain itu, SWOT perlu dilihat sebagai alat diagnosis awal dalam manajemen strategis, bukan sebagai solusi tunggal. Dalam banyak konteks, integrasi SWOT dengan metode lain seperti PESTEL, Balanced Scorecard, dan Porter’s Five Forces terbukti memperluas daya jangkau dan kedalaman analisis strategis.⁴

9.2.       Rekomendasi

Berdasarkan temuan dan kajian pada bagian-bagian sebelumnya, berikut adalah beberapa rekomendasi yang dapat dijadikan acuan dalam penggunaan Analisis SWOT secara optimal:

1)                  Gunakan Data yang Akurat dan Terukur

Hindari asumsi subjektif dalam menyusun elemen SWOT. Gunakan data primer (misalnya survei internal) dan sekunder (laporan keuangan, riset pasar) untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman secara valid.⁵

2)                  Libatkan Berbagai Pemangku Kepentingan

SWOT idealnya dilakukan secara partisipatif. Keterlibatan manajer, staf teknis, pelanggan, atau mitra kerja dapat memperluas perspektif dan mencegah bias dalam identifikasi faktor strategis.⁶

3)                  Kombinasikan dengan Alat Strategis Lain

Untuk menghasilkan keputusan yang solid, SWOT sebaiknya tidak berdiri sendiri. Penggunaan PESTEL untuk eksplorasi lingkungan eksternal, atau Balanced Scorecard untuk pelaksanaan strategi, akan memberikan kerangka yang lebih terstruktur.⁷

4)                  Kembangkan Strategi Tindak Lanjut yang Realistis

Setiap hasil SWOT harus diterjemahkan menjadi strategi yang dapat diukur dan dilaksanakan. Gunakan Matriks TOWS untuk merumuskan strategi SO, WO, ST, dan WT yang disesuaikan dengan sumber daya dan kondisi aktual organisasi.⁸

5)                  Lakukan Evaluasi Berkala dan Adaptasi Strategis

Karena lingkungan eksternal dan internal terus berubah, SWOT harus diulang secara berkala. Evaluasi ini penting untuk memastikan strategi tetap relevan dan organisasi tetap adaptif terhadap dinamika zaman.⁹


Penutup

Secara keseluruhan, SWOT adalah fondasi konseptual yang penting dalam perencanaan strategis, yang bila digunakan secara cermat dan dipadukan dengan metode lain, mampu menghasilkan wawasan mendalam dan keputusan strategis yang berdampak. Dalam era yang semakin kompleks dan kompetitif, keterampilan melakukan analisis SWOT yang objektif dan aplikatif menjadi kebutuhan dasar setiap organisasi yang ingin tumbuh secara berkelanjutan.


Footnotes

[1]                Fred R. David dan Forest R. David, Strategic Management: A Competitive Advantage Approach, Concepts and Cases, 18th ed. (Harlow: Pearson Education, 2021), 118.

[2]                John M. Bryson, Strategic Planning for Public and Nonprofit Organizations, 5th ed. (Hoboken: Jossey-Bass, 2018), 148.

[3]                Gerry Johnson, Richard Whittington, dan Kevan Scholes, Exploring Strategy: Text and Cases, 12th ed. (Harlow: Pearson Education, 2020), 128.

[4]                George Stonehouse et al., Strategic Planning: Strategy Formulation and Implementation (London: Routledge, 2004), 92.

[5]                Michael Allison dan Jude Kaye, Strategic Planning for Nonprofit Organizations, 3rd ed. (Hoboken: Wiley, 2015), 102–103.

[6]                Henry Mintzberg, Bruce Ahlstrand, dan Joseph Lampel, Strategy Safari: A Guided Tour Through the Wilds of Strategic Management, 2nd ed. (New York: Simon and Schuster, 2020), 134.

[7]                Richard Lynch, Strategic Management, 8th ed. (Harlow: Pearson Education, 2018), 207–209.

[8]                Heinz Weihrich, “The TOWS Matrix—A Tool for Situational Analysis,” Long Range Planning 15, no. 2 (1982): 59.

[9]                Robert M. Grant, Contemporary Strategy Analysis, 10th ed. (Hoboken: Wiley, 2019), 158.


Daftar Pustaka

Allison, M., & Kaye, J. (2015). Strategic planning for nonprofit organizations (3rd ed.). Hoboken, NJ: Wiley.

Bolles, R. N. (2021). What color is your parachute? A practical manual for job-hunters and career-changers. Berkeley, CA: Ten Speed Press.

Bryson, J. M. (2018). Strategic planning for public and nonprofit organizations (5th ed.). Hoboken, NJ: Jossey-Bass.

David, F. R., & David, F. R. (2021). Strategic management: A competitive advantage approach, concepts and cases (18th ed.). Harlow, England: Pearson Education.

Grant, R. M. (2019). Contemporary strategy analysis (10th ed.). Hoboken, NJ: Wiley.

Hesselbein, F., & Goldsmith, M. (Eds.). (2006). The leader of the future 2: Visions, strategies, and practices for the new era. San Francisco, CA: Jossey-Bass.

Humphrey, A. S. (2005). SWOT analysis for management consulting. SRI Alumni Newsletter, 7.

Johnson, G., Whittington, R., & Scholes, K. (2020). Exploring strategy: Text and cases (12th ed.). Harlow, England: Pearson Education.

Kaplan, R. S., & Norton, D. P. (1996). The balanced scorecard: Translating strategy into action. Boston, MA: Harvard Business School Press.

Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). Marketing management (15th ed.). Harlow, England: Pearson Education.

Lynch, R. (2018). Strategic management (8th ed.). Harlow, England: Pearson Education.

Mintzberg, H., Ahlstrand, B. W., & Lampel, J. (2020). Strategy safari: A guided tour through the wilds of strategic management (2nd ed.). New York, NY: Simon & Schuster.

Porter, M. E. (1980). Competitive strategy: Techniques for analyzing industries and competitors. New York, NY: Free Press.

Stonehouse, G., Pemberton, J., & Barber, D. (2004). Strategic planning: Strategy formulation and implementation. London, England: Routledge.

Universitas Gadjah Mada. (2022). Rencana Strategis UGM 2022–2027. Yogyakarta, Indonesia: UGM Press.

Weihrich, H. (1982). The TOWS matrix—A tool for situational analysis. Long Range Planning, 15(2), 54–66. https://doi.org/10.1016/0024-6301(82)90120-0


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar