Capaian Pembelajaran Akidah Akhlak
1.
Rasional Mata Pelajaran Akidah Akhlak
Akidah Akhlak merupakan
salah satu mata pelajaran sebagai bagian dari kurikulum Pendidikan Agama Islam
(PAI) pada madrasah. Akidah berkaitan dengan rukun iman sebagai pokok keimanan seseorang
yang tersimpan dalam hati dan diwujudkan dengan lisan dan perbuatan. Akidah mendorong
seseorang melakukan amal saleh, berakhlak karimah dan taat hukum. Akhlak
merupakan buah ilmu dan keimanan. Akhlak menekankan pada bagaimana membersihkan
diri (tazkiyatun nufus) dari perilaku tercela (madzmumah)
dan menghiasi diri dengan perilaku mulia (mahmudah) melalui latihan kejiwaan
(riyadah) dan upaya sungguh-sungguh untuk mengendalikan diri (mujahadah).
Sasaran utama pendidikan akhlak adalah hati nurani, karena baik buruknya
perilaku tergantung kepada baik dan berfungsinya hati nurani.
Akidah Akhlak memiliki
peran yang penting dalam pembentukan kepribadian peserta didik. Oleh karena
itu, Akidah Akhlak secara bertahap dan holistik diarahkan untuk menyiapkan peserta
didik agar berakidah yang benar dan kokoh, berakhlak mulia untuk menuntun
peserta didik menjadi pribadi yang saleh spiritual dan saleh sosial. Selain itu
Akidah Akhlak juga diarahkan agar peserta didik memiliki pemahaman dasar-dasar
agama Islam untuk mengenal, memahami, menghayati rukun iman, dan merealisasikannya
dalam perilaku akhlak mulia berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, latihan, dan pembiasaan.
Keimanan yang benar
terhadap agama Islam harus dibarengi dengan sikap menghormati penganut agama
lain agar tercipta kerukunan antarumat beragama dan persatuan bangsa. Akidah Akhlak
membekali peserta didik agar memiliki cara pandang keberagamaan yang moderat,
inklusif, toleran, dan bersikap religius-holistik-integratif yang berorientasi
kesejahteraan duniawi sekaligus kebahagiaan ukhrawi dalam konteks kehidupan
berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Akidah Akhlak
mengarusutamakan pada pembentukan sikap dan perilaku beragama melalui
kontekstualisasi ajaran agama, pembiasaan, pembudayaan, dan keteladanan. Iklim
akademis-religius perlu diciptakan sedemikian rupa sehingga madrasah menjadi
wahana bagi persemaian paham keagamaan yang moderat, internalisasi akhlak mulia,
budaya antikorupsi, model kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara yang
baik bagi masyarakat. Untuk itu, pembelajaran Akidah Akhlak memerlukan
pendekatan yang beragam, tidak hanya ceramah, namun juga diskusi-interaktif, proses
belajar yang berpusat pada peserta didik (student-centered learning)
yang bertumpu pada keingintahuan dan penemuan (inquiry and discovery
learning), berbasis pada pemecahan masalah (problem based learning),
berbasis proyek nyata dalam kehidupan (project based learning), dan kolaboratif
(collaborative learning).
Berbagai pendekatan
ini memberi ruang bagi tumbuhnya budaya berpikir kritis, kreatif, kecakapan
berkomunikasi, dan berkolaborasi sehingga melahirkan pemahaman yang benar, komprehensif,
moderat (wasathiyah) agar terhindar dari pemahaman yang menyimpang dan liberal.
Untuk mencapai itu, materi Akidah Akhlak disajikan dalam empat elemen keilmuan
yaitu akidah, akhlak, adab, dan kisah keteladanan. Akidah Akhlak diharapkan memberikan
motivasi kepada peserta didik untuk mempelajari dan mempraktikkan akidahnya
dalam bentuk pembiasaan melakukan akhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela
dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak terpuji ini sangat penting untuk
dipraktikkan dan dibiasakan oleh peserta didik dalam kehidupan individu, bermasyarakat,
dan berbangsa, terutama dalam rangka mengantisipasi dampak negatif dari era
globalisasi dan krisis multidimensional. Pembelajaran Akidah Akhlak memiliki
kontribusi penting dalam menguatkan terbentuknya profil pelajar Pancasila sebagai
pembelajar sepanjang hayat (minal mahdi ilal lahdi) yang beriman dan
bertakwa, serta berakhlak mulia. Selain itu, pembelajaran Akidah Akhlak
memiliki peran yang penting dalam mewujudkan peserta didik sebagai bagian dari
penduduk dunia dengan berkepribadian yang kuat dan memiliki kompetensi global, mandiri,
kreatif, kritis, dan bergotong royong.
2.
Tujuan Mata Pelajaran Akidah Akhlak
Pada praktiknya,
pembelajaran Akidah Akhlak ditujukan untuk:
1)
Memberikan bimbingan
kepada peserta didik agar kokoh dalam akidah yang berpijak pada paham Ahlus
Sunnah wal Jama’ah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan,
penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik dalam
akidah Islam;
2)
Mengkonstruksi
kemampuan nalar kritis peserta didik dalam menganalisis perbedaan pendapat dan
mengekspresikan akidah Islam dengan benar, sesuai dengan kemajemukan bangsa Indonesia
melalui sikap wasathiyah meliputi tawasuth, i’tidal, tasamuh, dan tawazun;
3)
Membentuk peserta
didik agar menjadi pribadi yang berakhlak mulia, menghiasi diri dengan perilaku
terpuji (mahmudah), dan menghindarkan diri dari perilaku tercela (madzmumah)
dalam kehidupan sehari-hari dengan latihan kejiwaan melalui mujahadah dan
riyadah;
4)
Membentuk peserta
didik yang menjunjung tinggi nilai persatuan sehingga dapat menguatkan
persaudaraan seagama (ukhuwah Islamiyyah), persaudaraan sebangsa dan
senegara (ukhuwah wathaniyah), dan juga persaudaraan kemanusiaan (ukhuwah
basyariyah).
3.
Karakteristik Mata Pelajaran Akidah Akhlak
Kurikulum mata
pelajaran Akidah Akhlak dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:
1)
Pembelajaran Akidah
Akhlak memiliki dua bagian: akidah terkait dengan penanaman keimanan dan tauhid
dan akhlak terkait dengan penanaman karakter melalui pembersihan hati dari penyakit
dan kotoran hati lalu menghiasinya dengan akhlak mulia.
2)
Pembelajaran Akidah
secara khusus diarahkan untuk memperkokoh akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, dan
keimanan peserta didik, sebagai dasar, landasan, dan motivasi beraktivitas
sehari-hari sehingga semua perilaku dan aktivitasnya bernilai ibadah dan
berdimensi ukhrawi.
3)
Pembelajaran Akidah
Akhlak diarahkan pada bagaimana menjadikan hati nurani peserta didik berfungsi
dengan baik, memiliki keyakinan iman yang kuat untuk menghalau pengaruh buruk
dari luar, dan berkarakter kuat sehingga memungkinkan tumbuh kembangnya
kesalehan individu dan sosial.
4)
Belajar Akidah Akhlak
adalah bagaimana memahami hakikat ajaran petunjuk syariat dalam mensucikan
diri, menerapkannya secara sungguh-sungguh (mujahadah), dan melatih
kejiwaan (riyadah) melalui keteladanan guru dan kisah-kisah orang saleh.
5)
Mengembangkan
kurikulum Akidah Akhlak bukan sekedar apa yang harus dipelajari peserta didik,
namun juga mengarusutamakan kepada pendampingan peserta didik dalam menumbuhkan
kemampuan pengendalian diri, penguasaan kelola hawa nafsu oleh kecerdasan
logika di bawah kontrol kejernihan hati, dalam merespon semua situasi yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
6)
Penanaman nilai-nilai
akhlak kepada peserta didik sebisa mungkin tidak dilakukan dengan paksaan yang
mekanistik, namun dengan penghayatan dan penyadaran bagaimana nilai nilai
positif dari ajaran akhlak terinternalisasi dalam diri, menjadi warna dan
inspirasi dalam berpikir, bersikap, dan bertindak oleh warga madrasah dalam
praksis pendidikan dan kehidupan sehari-hari.
7)
Pembelajaran Akidah
Akhlak merupakan proses pendidikan yang menjadikan hati dan kejiwaan peserta
didik sebagai fokus utama. Oleh karena itu, pengkondisian suasana kebatinan
proses pembelajaran yang harmonis dengan pendekatan kasih sayang yang jauh dari
amarah dan kekerasan harus diutamakan. Kenakalan peserta didik dipandang dengan
pandangan kasih sayang (ain al-rahmah).
8)
Hubungan guru dengan peserta
didik dibangun dengan ikatan cinta karena Allah Swt. (mahabbah fillah),
bukan hubungan transaksional-materealistis, sehingga memungkinkan tumbuh kembangnya
perilaku berakhlak mulia dalam iklim akademik.
9)
Mengembangkan
pencapaian kompetensi peserta didik tidak hanya pada pemahaman keagamaan saja,
namun diperluas sampai mampu menerapkan dalam kehidupan bersama di masyarakat
secara istikamah hingga menjadi teladan yang baik bagi orang lain melalui
proses keteladanan guru, pembudayaan, dan pemberdayaan lingkungan madrasah.
10)
Menempatkan madrasah
sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar peserta didik
dengan memberi waktu yang cukup untuk mengembangkan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan dengan mengoptimalkan peran caturpusat pendidikan (madrasah,
keluarga, masyarakat, dan tempat ibadah).
4.
Elemen-elemen Mata Pelajaran Akidah Akhlak
Mata pelajaran Akidah
Akhlak mencakup elemen keilmuan yang meliputi akidah, akhlak, adab, dan kisah
keteladanan. Elemen-elemen mata pelajaran Akidah Akhlak:
4.1. Eleman Akidah
Deskripsi: Akidah berkaitan
dengan prinsip kepercayaan yang memperkokoh keimanan peserta didik dengan
melakukan kajian mendalam agar memperoleh pemahaman yang baik, benar, dan
komprehensif. Akidah inilah yang
kemudian menjadi landasan dan motivasi melakukan amal saleh dalam beragama,
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang akan bernilai ibadah dan
berdimensi ukhrawi.
4.2. Eleman Akhlak
Deskripsi: Akhlak merupakan buah
ilmu dan keimanan (akidah). Akhlak akan menjadi mahkota yang mewarnai
keseluruhan elemen dalam akidah akhlak. Ilmu Akhlak mengantarkan peserta didik
dalam memahami akhlak mulia (mahmudah) dan tercela (madzmumah),
agar bisa menjauhkan diri dari perilaku tercela dan membiasakan diri dengan
perilaku mulia dalam kehidupan sehari-hari baik dalam konteks pribadi maupun
sosial yang dilandasi atas kecintaan kepada Allah Swt. (mahabbah fillah).
4.3. Eleman Adab
Deskripsi: Adab sebagai wujud
implementasi akhlak secara operasional berupa tata krama dan sopan santun dalam
kehidupan sehari-hari baik secara individu maupun sosial yang mencerminkan
nilai-nilai Islam.
4.4. Eleman Kisah
Keteladanan
Deskripsi: Kisah keteladanan
menguraikan kehidupan nabi, rasul, sahabat nabi, dan orang-orang saleh sebagai
teladan dan pelajaran (ibrah) bagi peserta didik. Pembelajaran kisah
keteladanan menekankan pada kemampuan menganalisis dan mengambil hikmah dari
kehidupan masa lalu yang menginspirasi peserta didik untuk menyikapi dan
menyelesaikan fenomena dan permasalahan kehidupan masa kini dan yang akan
datang.
5.
Capaian Mata Pelajaran Akidah Akhlak
5.1.
Fase A (Kelas I dan II
Madrasah Ibtidaiyah)
5.2.
Fase B (Kelas III dan
IV Madrasah Ibtidaiyah)
5.3.
Fase C (Kelas V dan VI
Madrasah Ibtidaiyah)
5.4.
Fase D (Kelas VII,
VIII, dan IX Madrasah Tsanawiyah)
5.5.
Fase E (Kelas X
Madrasah Aliyah/ Madrasah Aliyah Kejuruan)
Pada akhir fase E,
pada elemen akidah, peserta didik mampu memiliki wawasan yang baik, benar, dan komprehensif
melalui pemahaman sifat wajib, mustahil bagi Allah Swt. dan sifat-sifat jaiz
Allah Swt., dan al-Asma' al-Husna sebagai landasan berperilaku. Pada elemen
akhlak, peserta didik memahami akhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela
melalui mujahadah, riyadah, dan tazkiyatun nufus, sehingga memiliki kesalehan individual
dan sosial. Pada elemen adab peserta didik mampu memahami adab kepada orang tua
dan guru berdasarkan dalil dan pendapat ulama. Pada elemen kisah keteladanan,
peserta didik mampu memahami dan mengambil ibrah dari kisah nabi dan orang yang
shaleh dalam kehidupan sehari-hari.
5.5.1. Eleman Akidah
Capaian Pembelajaran: Memahami sifat wajib
bagi Allah (nafsiyah, salbiyah, ma'ani, dan ma'nawiyah), sifat mustahil bagi
Allah Swt., sifat jaiz bagi Allah Swt., dan al-Asma' al-Husna (al-Karim,
al-Hakam al-Haq, al- Matiin, al-Jaami', al-Hafiz, ar-Rafi', al-Wahhab,
ar-Rakib, al-Mubdi', al-Hayyu, al-Qoyyum al-Mutakabbir, dan al-Mujib).
5.5.2. Eleman Akhlak
Capaian Pembelajaran: Memahami akhlak
terpuji (hikmah, iffah, syaja’ah, dan ‘adalah) dan cara menghindari akhlak
tercela (hubbu al-dunya, hasad, ujub, sombong beserta sifat-sifat turunannya,
syahwat, licik, tamak, dzalim, dan diskriminatif).
5.5.3. Eleman Adab
Capaian Pembelajaran: Memahami dalil dan
hikmah berbakti kepada orang tua dan guru.
5.5.4. Eleman Kisah
Keteladanan
Capaian Pembelajaran: Memahami keteladanan
kisah Nabi Luth a.s. dan Ashabul Kahfi, dalam kesabaran, ketangguhan, dan
keberanian dalam menegakkan amar ma’ruf nahi munkar.
5.6.
Fase F (Kelas XI dan XII
Madrasah Aliyah/ Madrasah Aliyah Kejuruan)
Pada akhir fase F, pada elemen akidah, peserta
didik mampu memahami sejarah, tokoh utama, dan ajaran pokok aliran Ilmu
Kalam, al-Asma’ al-Husna, fakta kematian dan alam barzakh yang perlu
disiapkan agar husnul khatimah. Pada elemen akhlak, peserta didik mampu memahami akhlak terpuji (mahmudah) dan akhlak
tercela (madzmumah) agar bisa menjauhkan diri dari perilaku tercela dan
membiasakan diri dengan perilaku mulia dalam kehidupan sehari-hari sehingga terbentuk
keshalehan individu dan sosial. Pada elemen adab, peserta didik mampu memahami
adab berhias, dalam perjalanan, bertamu, dan menemui tamu, serta adab bergaul
dengan teman sebaya, yang lebih tua, yang lebih muda, dan lawan jenis dalam kehidupan
sehari-hari yang mencerminkan nilai-nilai Islam. Pada elemen kisah keteladanan,
peserta didik mampu memahami kisah para shahabat Nabi Saw., kesufian empat Imam
mazhab fikih, dan ulama Nusantara, dan mengambil ibrah dalam kehidupan sehari-hari.
5.6.1. Eleman Akidah Kidah
Capaian Pembelajaran: Memahami sejarah
ilmu kalam, tokoh utama dan ajaran pokok aliran-aliran Ilmu Kalam (Khawarij,
Syiah, Murji'ah, Jabariyah, Qodariyah, Mu'tazilah, Ahl as-Sunnah wa al-Jama’ah
(Asy'ariyah dan Maturidiyah), al-Asma’ al-Husna (al-‘Afuww, ar-Razzaq,
ad-Dhaar, an-Nafi’, al-Hasib, al-Hadi, dan al-Khalik), dan dalil serta fakta
terkait kematian, husnul khatimah, dan su'ul khatimah.
5.6.2. Eleman Akhlak
Capaian Pembelajaran: Memahami tingkatan
spiritual (syariat, tarikat, hakikat, dan ma’rifat), inti ajaran tasawuf
menurut tokoh (Imam Junaid al-Baghdadi, Rabiah al-Adawiyah, al-Ghazali, Syekh
Abdul Qadir al-Jailani), sikap musawah (persamaan derajat), tawasuth (moderat),
ukhuwah (persaudaraan), kolaboratif, fastabiq al-khairat, optimis, dinamis,
etika dalam berorganisasi maupun bekerja, dan cara menghindari akhlak tercela
(membunuh, liwath, LGBT, meminum khamr, judi, mencuri, durhaka kepada orang
tua, meninggalkan salat, memakan harta anak yatim, korupsi, israf, tabzir,
bakhil, keras hati, fitnah, berita bohong (hoaks), namimah, tajassus, dan
ghibah).
5.6.3. Eleman Adab
Capaian Pembelajaran: Memahami adab berhias,
dalam perjalanan, bertamu, dan menemui tamu, serta adab bergaul dengan teman
sebaya, yang lebih tua, yang lebih muda, dan lawan jenis.
5.6.4. Eleman Kisah Keteladanan
Capaian Pembelajaran: Memahami keteladanan
kisah para shahabat (Fatimah az-Zahra r.a., Uways al-Qarni, Abdurrahman bin
Auf, Abu Dzar al-Gifari r.a.), kesufian empat Imam mazhab (Imam Hanafi, Imam
Malik, Imam Asy-Syafi'i, Imam Ahmad bin Hambal), dan ulama Nusantara (Kyai
Khalil al-Bangkalani, Kyai Hasyim Asy'ari, dan Kyai Ahmad Dahlan).
6.
Bahan Ajar Akidah Akhlak
6.1. Akidah Akhlak Kelas 10
Madrasah Aliyah
Semester 1
·
Bab 1: Ayo Menghindari Sifat Tercela (Hubbuddunya, Hasad,
Ujub, Sombong, Riya' dan sifat-sifat turunannya)
·
Bab 2: Ayo Mengenal Sifat-Sifat Allah - Sifat Wajib Allah
(Nafsiyah, Salbiyah, Ma'ani, dan Ma'nawiyah) dan sifat jaiz Allah Swt
·
Bab 3: Ayo Bertaubat
·
Bab 4: Hidup Mulia dengan Menghormati Orang Tua dan Guru
·
Bab 5: Kisah Teladan Nabi Luth
Semester 2
·
Bab 6: Memahami al-Asma’ al-Husna (al-Kariim, al-Mu'min, al-Wakiil, al-Matiin,
al-Jaami, al-Hafiidz, al-Rofii, al Wahhaab, al-Rakiib, al-Mubdi, al-Muhyi,
al-Hayyu, al-Qoyyuum, al Aakhir, al-Mujiib, dan al-Awwal)
·
Bab 7: Memahami Islam Washatiyah (Moderat) sebagai Rahmatan
Lil ‘Alamin
·
Bab 8: Memahami Nafsu Syahwat dan Gadhlab serta Cara
Menundukkannya
·
Bab 9: Memahami Sifat-sifat Utama Hikmah, Iffah, Syaja’ah,
‘Adalah
·
Bab 10: Mendalami Perilaku Tercela (Licik, Tamak, Zalim,
Diskriminasi)
·
Bab 11: Mendalami Adab dan Hikmah Menjenguk Orang Sakit
6.2. Akidah Akhlak Kelas 11
Madrasah Aliyah
Semester 3
·
Bab 1: Munculnya Aliran Kalam dalam Peristiwa Tahkim
·
Bab 2: Aliran-Aliran Ilmu Kalam
·
Bab 3: Menghindari Dosa Besar (Membunuh, liwath, LGBT,
meminum khomar, judi, mencuri, durhaka kepada orang tua, meninggalkan sholat,
memakan harta anak yatim, dan korupsi)
·
Bab 4: Adab Berpakaian, Berhias, Perjalanan, Bertamu dan Menerima
Tamu
·
Bab 5: Kisah Teladan (Sifat-sifat Utama Putri Rasulullah,
Fatimatuzzahra ra., dan Uways al-Qarni)
Semester 4
·
Bab 6: Akhlak Pergaulan Remaja (jujur, amanah, tawadhu’, menjaga lisan, peduli
terhadap sesama, serta menjauhi pergaulan yang merusak)
·
Bab 7: Menghindari Akhlak Tercela (Israf, Tabzir, dan Bakhil)
·
Bab 8: Kematian dan Kehidupan di Alam Barzah
·
Bab 9: Syari’at, Ṭarekat, Hakikat, Ma’rifat dalam Ajaran
Islam
·
Bab 10: Tokoh dan Ajaran Tasawuf Sufi Besar (Imam Junaid al-Baghdadi, Rabiah al-Adawiyah,
al-Ghazali, Syekh Abdul Qadir al-Jailani)
·
Bab 11: Kisah Teladan Abdurrahman bin Auf dan Abu Dzar
al-Gifari r.a
6.3. Akidah Akhlak Kelas 12
Madrasah Aliyah
Semester 5
·
Bab 1: Cerminan Dan Nilai Mulia Al-Asmā` Al-Ḥusna (al-Asma'
al-Husna; al-Afuww, al-Rozaaq, al-Malik, al-Hasiib, al-Hadi, al-Khalik dan
al-Hakim)
·
Bab 2: Kunci Kerukunan - sikap tasamuh (toleransi), musawah
(persaamaan) derajat, tawasuth (moderat), dan ukhuwwah (persaudaraan)
·
Bab 3: Ragam Penyakit Hati - Nifaq, Keras Hati, dan Ghadab (Pemarah)
·
Bab 4: Etika Bergaul Dalam Islam
·
Bab 5: Suri Teladan Empat Imam Maẓhab Fikih (Imam Hanafi,
Imam Malik, Imam Asy-Syafe’i dan Imam Ahmad bin Hanbal)
Semester 6
·
Bab 6: Ragam Sikap Terpuji (bekerja keras, kolaboratif,
fastabiqul khairat, optimis, dinamis, kreatif, dan inovatif)
·
Bab 7: Ragam Sikap Tercela - Fitnah, Berita Bohong (Hoaks),
Namimah, Tajassus dan Ghibah
·
Bab 8: Etika dalam Organisasi dan Profesi
·
Bab 9: Suri Teladan Tokoh Islam di Indonesia (Keteladanan
Sifat-sifat Positif Kyai Kholil al-Bangkalani, Kyai Hasyim Asy'ari, dan Kyai
Ahmad Dahlan)
Referensi
Keputusan Dirjen Pendis Nomor 3302 Tahun 2024 tentang
Capaian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Kurikulum Merdeka pada
Madrasah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar