Senin, 24 Maret 2025

Metode Penelitian: Konsep, Pendekatan, dan Aplikasi dalam Penelitian Ilmiah

Metode Penelitian

Konsep, Pendekatan, dan Aplikasi dalam Penelitian Ilmiah


Abstrak

Artikel ini membahas secara komprehensif tentang konsep, pendekatan, dan aplikasi metode penelitian dalam konteks ilmiah. Penelitian ilmiah membutuhkan proses yang sistematis dan metodologis untuk menghasilkan pengetahuan yang valid, dapat diuji, dan berguna secara praktis. Oleh karena itu, pemahaman terhadap metode penelitian menjadi aspek fundamental dalam pengembangan keilmuan di berbagai disiplin. Artikel ini menguraikan berbagai elemen penting dalam metodologi penelitian, mulai dari pengertian dan ruang lingkup metode, paradigma dan pendekatan penelitian, klasifikasi jenis-jenis penelitian, hingga teknik pengumpulan dan analisis data. Selain itu, dibahas pula prinsip-prinsip etika penelitian, penyusunan laporan ilmiah yang sistematis, serta studi kasus yang menunjukkan penerapan praktis metode dalam konteks nyata. Pendekatan penulisan berbasis literatur ini didasarkan pada referensi akademik yang kredibel, dengan mengedepankan keterkaitan antara teori dan praktik. Melalui artikel ini, diharapkan pembaca memperoleh pemahaman yang menyeluruh dan aplikatif mengenai metodologi penelitian, baik dalam konteks pendidikan, sosial, maupun profesional.

Kata Kunci: metode penelitian, paradigma ilmiah, pendekatan kuantitatif dan kualitatif, teknik pengumpulan data, analisis data, etika penelitian, laporan ilmiah, studi kasus.


PEMBAHASAN

Metode Penelitian Berdasarkan Referensi Kredibel


1.           Pendahuluan

Penelitian merupakan salah satu pilar utama dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Tanpa adanya penelitian yang sistematis, ilmu tidak akan berkembang secara valid, terukur, dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam konteks akademik, penelitian bukan sekadar proses menemukan pengetahuan baru, tetapi juga sarana untuk menguji teori, memperluas wawasan, dan memecahkan berbagai permasalahan nyata yang dihadapi masyarakat. Oleh karena itu, metode penelitian menjadi perangkat esensial yang harus dipahami oleh setiap peneliti, baik dalam dunia pendidikan, sosial, sains, maupun bidang terapan lainnya.

Metode penelitian adalah cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sugiyono mendefinisikan metode penelitian sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan diuji kebenaran suatu pengetahuan tertentu.¹ Dengan demikian, keberhasilan suatu penelitian sangat tergantung pada ketepatan metode yang digunakan, mulai dari perumusan masalah hingga penyusunan laporan hasil penelitian.

Kemunculan berbagai pendekatan dan paradigma dalam penelitian ilmiah tidak lepas dari perkembangan filsafat ilmu pengetahuan. Paradigma positivistik, yang menjadi dasar penelitian kuantitatif, menekankan objektivitas, pengukuran, dan generalisasi, sementara paradigma interpretatif yang menjadi fondasi penelitian kualitatif lebih mengutamakan pemahaman makna dan konteks sosial.² Perkembangan lebih lanjut melahirkan pendekatan mixed methods, yang menggabungkan kekuatan pendekatan kuantitatif dan kualitatif untuk mendapatkan gambaran yang lebih holistik dan komprehensif.³

Kebutuhan terhadap penguasaan metode penelitian kini menjadi lebih mendesak, tidak hanya di kalangan akademisi, tetapi juga di kalangan profesional, pengambil kebijakan, hingga pelaku industri. Hal ini sejalan dengan tuntutan zaman yang menekankan pada pengambilan keputusan berbasis data (evidence-based decision making) serta pentingnya inovasi yang berbasis riset.⁴ Sayangnya, tidak sedikit penelitian yang lemah secara metodologis karena kurangnya pemahaman terhadap prinsip-prinsip dasar metode penelitian. Akibatnya, hasil penelitian menjadi tidak dapat diandalkan atau sulit diimplementasikan.

Artikel ini disusun untuk memberikan pemahaman menyeluruh mengenai konsep dasar, pendekatan, jenis, serta aplikasi praktis dari metode penelitian ilmiah. Pembahasan akan dimulai dari pengertian dan ruang lingkup metode penelitian, dilanjutkan dengan paradigma dan pendekatan, jenis penelitian, perumusan masalah, hingga proses penyusunan laporan hasil penelitian. Dengan pemahaman yang mendalam dan sistematis, diharapkan pembaca mampu merancang dan melaksanakan penelitian ilmiah yang bermutu dan bermanfaat.


Footnotes

[1]                Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2019), 2.

[2]                Norman K. Denzin and Yvonna S. Lincoln, eds., The Sage Handbook of Qualitative Research (Thousand Oaks: Sage Publications, 2011), 3–6.

[3]                John W. Creswell and Vicki L. Plano Clark, Designing and Conducting Mixed Methods Research (Thousand Oaks: SAGE Publications, 2018), 5–7.

[4]                W. Lawrence Neuman, Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches, 7th ed. (Boston: Pearson, 2014), 30–32.


2.           Pengertian dan Ruang Lingkup Metode Penelitian

2.1.       Pengertian Metode Penelitian

Secara etimologis, kata metode berasal dari bahasa Yunani methodos yang berarti “cara” atau “jalan menuju suatu tujuan.” Dalam konteks ilmiah, metode merujuk pada prosedur atau langkah-langkah sistematis yang digunakan dalam proses memperoleh pengetahuan baru. Metode penelitian, dengan demikian, adalah seperangkat prosedur sistematis yang digunakan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan data guna menjawab suatu pertanyaan atau menguji hipotesis ilmiah.

Sugiyono mendefinisikan metode penelitian sebagai “cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu pengetahuan.”_¹ Dalam pengertian ini, metode bukan hanya sekadar teknik atau prosedur teknis, melainkan mengandung muatan filsafat dan logika ilmiah yang menjamin bahwa proses perolehan pengetahuan dilakukan secara sah (valid) dan sahih (reliable).

Senada dengan itu, John W. Creswell menjelaskan bahwa metode penelitian adalah rencana dan prosedur yang mencakup langkah-langkah luas dari asumsi umum hingga metode pengumpulan, analisis, dan interpretasi data yang spesifik.² Artinya, metode penelitian tidak hanya berisi langkah-langkah praktis, tetapi juga mencerminkan pendekatan filosofis yang dianut oleh peneliti.

2.2.       Ruang Lingkup Metode Penelitian

Ruang lingkup metode penelitian sangat luas, mencakup berbagai aspek dalam proses ilmiah yang saling terkait dan saling memengaruhi. Setidaknya terdapat tiga komponen utama dalam ruang lingkup metode penelitian:

1)                  Pendekatan dan Paradigma Ilmiah

Pendekatan (approach) mengacu pada strategi umum dalam penelitian, seperti pendekatan kuantitatif, kualitatif, atau gabungan (mixed methods). Paradigma ilmiah seperti positivisme, interpretivisme, atau kritisisme menjadi dasar bagi pendekatan tersebut.³ Pilihan pendekatan ini akan menentukan metode pengumpulan dan analisis data yang digunakan.

2)                  Desain atau Rancangan Penelitian

Desain penelitian meliputi jenis penelitian yang dilakukan (deskriptif, eksploratif, eksperimental, dll.), unit analisis, populasi dan sampel, teknik sampling, serta alat dan prosedur yang digunakan dalam pengumpulan data. Rancangan ini menentukan bagaimana penelitian dilaksanakan secara praktis.⁴

3)                  Teknik dan Prosedur Analisis Data

Teknik analisis data merupakan bagian penting dari metode penelitian. Dalam penelitian kuantitatif, hal ini mencakup penggunaan statistik deskriptif maupun inferensial; sementara dalam penelitian kualitatif, analisis dilakukan melalui proses kategorisasi, tematisasi, dan interpretasi makna.⁵

Ruang lingkup metode penelitian juga mencakup persoalan validitas, reliabilitas, generalisasi, serta etika penelitian. Hal-hal ini menjadi tolok ukur apakah suatu penelitian dapat diterima secara akademik dan bermanfaat secara praktis.⁶ Dengan demikian, penguasaan atas metode penelitian bukan hanya terkait dengan aspek teknis, tetapi juga dengan kedalaman berpikir ilmiah dan tanggung jawab etik dalam meneliti.


Footnotes

[1]                Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2019), 2.

[2]                John W. Creswell, Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches, 4th ed. (Thousand Oaks: SAGE Publications, 2014), 3–5.

[3]                Norman K. Denzin and Yvonna S. Lincoln, eds., The Sage Handbook of Qualitative Research, 4th ed. (Thousand Oaks: Sage Publications, 2011), 91–94.

[4]                W. Lawrence Neuman, Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches, 7th ed. (Boston: Pearson, 2014), 142–150.

[5]                Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2018), 280–285.

[6]                Earl Babbie, The Practice of Social Research, 14th ed. (Boston: Cengage Learning, 2015), 65–70.


3.           Paradigma dan Pendekatan Penelitian

3.1.       Pengertian Paradigma dalam Penelitian

Paradigma merupakan suatu kerangka berpikir yang menjadi dasar dalam melihat realitas dan membentuk pendekatan dalam proses penelitian. Thomas S. Kuhn mendefinisikan paradigma sebagai “prestasi ilmiah yang diakui secara universal yang, untuk sementara waktu, memberikan model masalah dan solusi yang sah kepada komunitas ilmiah.”_¹ Dalam konteks penelitian sosial dan humaniora, paradigma mencerminkan seperangkat asumsi filosofis yang mempengaruhi cara pandang peneliti terhadap realitas (ontologi), sumber pengetahuan (epistemologi), dan metode (metodologi).

Paradigma sangat penting karena memengaruhi bagaimana suatu fenomena dikaji, data dikumpulkan, dan hasil ditafsirkan.² Dengan memahami paradigma, peneliti dapat menyadari posisi ilmiahnya dan secara sadar memilih pendekatan penelitian yang konsisten dengan cara pandangnya terhadap dunia.

3.2.       Tiga Paradigma Utama dalam Penelitian

Dalam dunia penelitian, terdapat tiga paradigma utama yang umum digunakan, yaitu positivisme, interpretivisme, dan kritik sosial/kritis. Ketiga paradigma ini memiliki karakteristik dan implikasi metodologis yang berbeda.

3.2.1.    Paradigma Positivistik

Paradigma ini berakar dari filsafat positivisme yang dikembangkan oleh Auguste Comte. Paradigma ini melihat realitas sebagai sesuatu yang objektif, dapat diukur, dan terpisah dari pengamat.³ Penelitian dengan paradigma ini biasanya bersifat deduktif, menggunakan metode kuantitatif, dan bertujuan untuk menemukan hukum-hukum universal yang berlaku umum.

Penelitian yang berparadigma positivistik sangat menekankan pada validitas, reliabilitas, dan generalisasi.⁴ Oleh karena itu, data yang digunakan adalah data empiris yang dapat diuji secara statistik.

3.2.2.    Paradigma Interpretatif

Berbeda dengan positivisme, paradigma interpretatif menganggap realitas sebagai konstruksi sosial yang bersifat subjektif dan kontekstual.⁵ Peneliti dalam paradigma ini berusaha memahami makna yang diberikan oleh individu atau kelompok terhadap pengalaman mereka.

Paradigma ini menggunakan pendekatan kualitatif, seperti studi kasus, etnografi, atau fenomenologi. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan dokumen, lalu dianalisis untuk memahami konteks dan makna.⁶

3.2.3.    Paradigma Kritis

Paradigma kritis lahir dari pemikiran Karl Marx dan teori kritis Mazhab Frankfurt. Paradigma ini tidak hanya bertujuan memahami realitas, tetapi juga mengkritisi dan mengubah struktur sosial yang dianggap menindas atau tidak adil.⁷

Penelitian kritis sering mengangkat isu-isu seperti ketimpangan sosial, dominasi budaya, dan ketidakadilan struktural. Metodologi yang digunakan bisa bersifat partisipatoris, di mana peneliti bekerja sama dengan komunitas untuk mendorong perubahan sosial.⁸

3.3.       Pendekatan Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Mixed Methods

Paradigma penelitian sangat berkaitan dengan pendekatan yang digunakan dalam penelitian. Secara umum, terdapat tiga pendekatan utama: kuantitatif, kualitatif, dan mixed methods.

·                     Pendekatan Kuantitatif

Berangkat dari paradigma positivistik, pendekatan ini menggunakan data numerik untuk menguji hipotesis dan menemukan pola umum.⁹ Penelitian kuantitatif cenderung bersifat eksplanatif dan mengandalkan instrumen terstandar.

·                     Pendekatan Kualitatif

Selaras dengan paradigma interpretatif, pendekatan ini menekankan pada eksplorasi makna, pengalaman, dan dinamika sosial dalam konteks tertentu.¹⁰ Data bersifat naratif dan dianalisis secara induktif.

·                     Pendekatan Mixed Methods

Merupakan gabungan dari pendekatan kuantitatif dan kualitatif.¹¹ Pendekatan ini digunakan ketika peneliti ingin mendapatkan pemahaman yang komprehensif terhadap suatu fenomena dari sisi objektif maupun subjektif.

Pemilihan pendekatan harus disesuaikan dengan tujuan penelitian, jenis pertanyaan penelitian, dan posisi filosofis peneliti. Dengan memahami relasi antara paradigma dan pendekatan, peneliti dapat merancang studi yang lebih utuh dan konsisten secara metodologis.


Footnotes

[1]                Thomas S. Kuhn, The Structure of Scientific Revolutions, 2nd ed. (Chicago: University of Chicago Press, 1970), 10.

[2]                Donna M. Mertens, Research and Evaluation in Education and Psychology: Integrating Diversity With Quantitative, Qualitative, and Mixed Methods, 5th ed. (Thousand Oaks: Sage Publications, 2020), 7–9.

[3]                Auguste Comte, The Positive Philosophy, trans. Harriet Martineau (New York: Calvin Blanchard, 1855), 1–4.

[4]                W. Lawrence Neuman, Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches, 7th ed. (Boston: Pearson, 2014), 98–99.

[5]                Norman K. Denzin and Yvonna S. Lincoln, eds., The Landscape of Qualitative Research, 4th ed. (Thousand Oaks: Sage Publications, 2013), 15–17.

[6]                Michael Quinn Patton, Qualitative Research & Evaluation Methods, 3rd ed. (Thousand Oaks: Sage Publications, 2002), 39–41.

[7]                Max Horkheimer, Critical Theory: Selected Essays (New York: Continuum, 1972), 244–245.

[8]                Paulo Freire, Pedagogy of the Oppressed (New York: Herder and Herder, 1970), 79–81.

[9]                John W. Creswell, Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches, 4th ed. (Thousand Oaks: SAGE Publications, 2014), 155–160.

[10]             Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2018), 6–10.

[11]             John W. Creswell and Vicki L. Plano Clark, Designing and Conducting Mixed Methods Research, 3rd ed. (Thousand Oaks: SAGE Publications, 2018), 5–8.


4.           Jenis-Jenis Penelitian

Jenis-jenis penelitian dalam ilmu pengetahuan sangat beragam, tergantung pada tujuan, pendekatan, serta konteks yang melatarbelakanginya. Klasifikasi ini penting untuk membantu peneliti menentukan strategi yang paling sesuai dalam menjawab permasalahan penelitian.¹ Dalam dunia akademik dan profesional, klasifikasi umum terhadap jenis penelitian dapat dibagi ke dalam berbagai kategori, antara lain: berdasarkan tujuan, pendekatan, dan bentuk aplikasinya.

4.1.       Berdasarkan Tujuan Penelitian

4.1.1.    Penelitian Eksploratif

Penelitian eksploratif bertujuan untuk menggali secara mendalam suatu fenomena yang belum banyak diketahui atau dipahami.² Penelitian jenis ini biasanya dilakukan pada tahap awal sebelum penelitian yang lebih sistematis, dan sering kali digunakan untuk membentuk hipotesis awal.

4.1.2.    Penelitian Deskriptif

Penelitian deskriptif dilakukan untuk memberikan gambaran atau deskripsi sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta atau karakteristik populasi tertentu.³ Data dalam penelitian ini biasanya disajikan dalam bentuk persentase, tabel, grafik, atau diagram.

4.1.3.    Penelitian Eksplanatif (Penjelasan)

Penelitian eksplanatif bertujuan menjelaskan hubungan sebab-akibat antara variabel.⁴ Penelitian ini bersifat kuantitatif dan menggunakan pendekatan deduktif, dengan hipotesis yang diuji melalui teknik statistik inferensial.

4.2.       Berdasarkan Pendekatan Penelitian

4.2.1.    Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif mengkaji fenomena berdasarkan data numerik dan analisis statistik.⁵ Tujuannya adalah untuk menguji teori, mengukur variabel, dan menghasilkan generalisasi. Biasanya digunakan dalam penelitian survei dan eksperimen.

4.2.2.    Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif menekankan pada pemahaman makna, proses sosial, dan konteks dari fenomena tertentu.⁶ Data yang digunakan bersifat deskriptif-naratif, diperoleh melalui wawancara, observasi, dan analisis dokumen.

4.2.3.    Penelitian Mixed Methods

Pendekatan gabungan atau mixed methods mengintegrasikan unsur kuantitatif dan kualitatif dalam satu penelitian.⁷ Tujuannya adalah mendapatkan pemahaman yang lebih holistik terhadap fenomena yang dikaji.

4.3.       Berdasarkan Aplikasi dan Fokus

4.3.1.    Penelitian Dasar (Basic Research)

Penelitian dasar dilakukan untuk mengembangkan teori dan pengetahuan baru tanpa fokus langsung pada aplikasi praktis.⁸ Penelitian ini penting untuk memperluas cakrawala keilmuan jangka panjang.

4.3.2.    Penelitian Terapan (Applied Research)

Penelitian terapan bertujuan memecahkan masalah nyata dalam kehidupan sosial, pendidikan, teknologi, atau kesehatan.⁹ Hasilnya digunakan langsung untuk membuat kebijakan atau meningkatkan praktik di lapangan.

4.4.       Jenis Penelitian Spesifik Lainnya

4.4.1.    Penelitian Tindakan (Action Research)

Penelitian tindakan bertujuan memperbaiki praktik melalui tindakan langsung yang dilakukan oleh pelaku dalam konteks tertentu.¹⁰ Contohnya adalah guru yang meneliti strategi pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

4.4.2.    Penelitian Studi Kasus

Studi kasus adalah pendekatan yang mendalam terhadap satu kasus tertentu (individu, kelompok, institusi) dalam konteks nyata dan aktual.¹¹ Tujuannya adalah untuk memahami dinamika kompleks dari suatu kasus secara menyeluruh.

4.4.3.    Penelitian Eksperimen

Penelitian eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel terhadap variabel lainnya dalam kondisi yang terkontrol.¹² Penelitian ini sering digunakan di bidang psikologi, pendidikan, dan ilmu eksakta.

4.4.4.    Penelitian Evaluasi

Penelitian evaluasi digunakan untuk menilai efektivitas suatu program, kebijakan, atau intervensi tertentu.¹³ Biasanya digunakan oleh institusi pemerintah atau organisasi nirlaba untuk pengambilan keputusan berbasis data.


Jenis-jenis penelitian ini tidak bersifat eksklusif satu sama lain, bahkan sering kali terjadi perpaduan yang saling melengkapi sesuai dengan kebutuhan masalah yang dikaji. Pemilihan jenis penelitian yang tepat akan berdampak langsung pada kualitas dan kegunaan hasil penelitian.


Footnotes

[1]                W. Lawrence Neuman, Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches, 7th ed. (Boston: Pearson, 2014), 25–26.

[2]                Ranjit Kumar, Research Methodology: A Step-by-Step Guide for Beginners, 5th ed. (London: SAGE Publications, 2022), 10–11.

[3]                John W. Creswell, Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches, 4th ed. (Thousand Oaks: SAGE Publications, 2014), 155–157.

[4]                Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2019), 14–15.

[5]                Earl Babbie, The Practice of Social Research, 14th ed. (Boston: Cengage Learning, 2015), 80–82.

[6]                Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2018), 4–7.

[7]                John W. Creswell and Vicki L. Plano Clark, Designing and Conducting Mixed Methods Research, 3rd ed. (Thousand Oaks: SAGE Publications, 2018), 12–15.

[8]                Michael D. Myers, “Qualitative Research in Business & Management,” SAGE Publications, 2013, 24.

[9]                Donald Ary et al., Introduction to Research in Education, 9th ed. (Boston: Cengage Learning, 2018), 29.

[10]             Jean McNiff and Jack Whitehead, Action Research: Principles and Practice, 3rd ed. (London: Routledge, 2011), 8–9.

[11]             Robert K. Yin, Case Study Research and Applications: Design and Methods, 6th ed. (Los Angeles: SAGE Publications, 2018), 15–17.

[12]             Geoffrey Maruyama and Stanley Deno, Research in Educational Settings, (Thousand Oaks: SAGE Publications, 1992), 89–90.

[13]             Michael Quinn Patton, Utilization-Focused Evaluation, 4th ed. (Thousand Oaks: SAGE Publications, 2008), 5–7.


5.           Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian

5.1.       Pentingnya Merumuskan Masalah Penelitian

Masalah penelitian merupakan titik awal dan inti dari keseluruhan proses penelitian ilmiah. Suatu penelitian yang baik selalu diawali oleh identifikasi masalah yang jelas, spesifik, dan relevan secara akademik maupun praktis. Tanpa perumusan masalah yang tajam, penelitian akan kehilangan arah dan menjadi tidak fokus.¹

Menurut Ranjit Kumar, “the formulation of a research problem is the most crucial step in the research process,” karena akan menentukan seluruh desain, strategi, dan pendekatan penelitian yang akan digunakan.² Hal ini menunjukkan bahwa perumusan masalah bukan sekadar langkah teknis, melainkan tahap konseptual yang menuntut pemahaman mendalam terhadap konteks, teori, dan isu-isu empiris yang relevan.

5.2.       Sumber dan Identifikasi Masalah Penelitian

Masalah penelitian dapat bersumber dari berbagai hal, seperti:

·                     Kajian literatur yang mengungkap adanya celah atau konflik teori.

·                     Fenomena sosial aktual yang menimbulkan pertanyaan.

·                     Pengalaman praktis di lapangan yang menunjukkan permasalahan nyata.

·                     Rekomendasi penelitian sebelumnya yang menyarankan studi lanjutan.

Sugiyono mengelompokkan sumber masalah ke dalam tiga kategori: (1) observasi terhadap gejala sosial, (2) hasil kajian pustaka, dan (3) pengalaman pribadi peneliti.³ Penting bagi peneliti untuk menilai apakah masalah yang diangkat layak diteliti (researchable), memiliki nilai kontribusi ilmiah, dan berada dalam jangkauan kemampuan dan sumber daya yang tersedia.⁴

5.3.       Karakteristik Masalah yang Baik

Masalah penelitian yang baik seharusnya:

·                     Dinyatakan secara jelas, ringkas, dan spesifik.

·                     Berakar pada fenomena yang aktual dan relevan.

·                     Memiliki dasar teoritis yang kuat.

·                     Dapat dipecahkan melalui metode ilmiah.

·                     Memungkinkan untuk diukur atau dianalisis secara sistematis.⁵

Sebuah masalah yang terlalu luas atau terlalu sempit akan menghambat proses penelitian. Oleh karena itu, peneliti perlu membatasi ruang lingkup dengan tegas dan merumuskannya dalam bentuk pertanyaan penelitian.

5.4.       Rumusan Masalah dalam Bentuk Pertanyaan dan Hipotesis

Perumusan masalah dapat dituangkan dalam bentuk pertanyaan penelitian (research question) yang mengarahkan fokus kajian. Untuk pendekatan kuantitatif, pertanyaan tersebut seringkali dijabarkan ke dalam hipotesis, yaitu pernyataan sementara yang akan diuji kebenarannya melalui data empiris.⁶

Contoh rumusan masalah:

·                     “Bagaimana pengaruh metode pembelajaran X terhadap hasil belajar siswa Y?”

·                     “Apa makna simbolik dari ritual tradisi Z dalam masyarakat A?”

Dalam penelitian kualitatif, rumusan masalah cenderung bersifat eksploratif dan terbuka terhadap dinamika temuan lapangan.⁷ Sedangkan dalam pendekatan kuantitatif, rumusan masalah lebih bersifat tegas, terukur, dan fokus pada hubungan antar-variabel.

5.5.       Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah pernyataan yang merinci apa yang ingin dicapai peneliti dari studi yang dilakukan. Tujuan ini harus selaras dengan rumusan masalah dan menjelaskan arah kegiatan penelitian secara operasional.

Tujuan dapat bersifat:

·                     Eksploratif: menggali fenomena atau gagasan yang belum banyak dikaji.

·                     Deskriptif: menggambarkan fenomena secara rinci dan sistematis.

·                     Eksplanatif: menjelaskan hubungan atau pengaruh antar-variabel.

Menurut Creswell, tujuan penelitian dinyatakan dalam bentuk kalimat deklaratif yang menunjukkan fokus utama studi serta pendekatan yang digunakan.⁸

Contoh tujuan:

·                     “Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan.”

·                     “Untuk mendeskripsikan persepsi masyarakat terhadap kebijakan lingkungan di daerah X.”

Perumusan tujuan yang jelas akan memudahkan peneliti dalam menyusun desain metodologis, memilih instrumen, serta menyajikan dan menganalisis data secara terarah.


Kesimpulan

Perumusan masalah dan tujuan penelitian adalah fondasi utama dalam proses ilmiah. Tanpa keduanya, penelitian akan kehilangan arah dan validitasnya diragukan. Seorang peneliti yang cermat harus mampu mengidentifikasi permasalahan yang signifikan, merumuskannya secara sistematis, serta menyusun tujuan yang terukur dan selaras dengan metodologi yang akan digunakan.


Footnotes

[1]                W. Lawrence Neuman, Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches, 7th ed. (Boston: Pearson, 2014), 88–90.

[2]                Ranjit Kumar, Research Methodology: A Step-by-Step Guide for Beginners, 5th ed. (London: SAGE Publications, 2022), 62.

[3]                Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2019), 39–40.

[4]                Donald Ary et al., Introduction to Research in Education, 9th ed. (Boston: Cengage Learning, 2018), 50.

[5]                M. D. Gall, J. P. Gall, and W. R. Borg, Educational Research: An Introduction, 8th ed. (Boston: Pearson, 2007), 91–92.

[6]                John W. Creswell, Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research, 5th ed. (Boston: Pearson, 2015), 121–122.

[7]                Norman K. Denzin and Yvonna S. Lincoln, eds., The Sage Handbook of Qualitative Research, 4th ed. (Thousand Oaks: Sage Publications, 2011), 11–12.

[8]                John W. Creswell, Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches, 4th ed. (Thousand Oaks: SAGE Publications, 2014), 122.


6.           Kajian Pustaka dan Landasan Teori

6.1.       Pengertian Kajian Pustaka

Kajian pustaka (literature review) adalah bagian penting dari proses penelitian yang berfungsi untuk menelaah penelitian terdahulu, teori-teori yang relevan, serta berbagai temuan ilmiah yang berkaitan dengan topik yang sedang dikaji. Kajian ini menjadi fondasi konseptual bagi peneliti dalam merumuskan masalah, menyusun kerangka teoritis, serta mengidentifikasi celah penelitian (research gap) yang dapat diisi oleh studi yang sedang dilakukan.

Menurut Machi dan McEvoy, kajian pustaka bukan sekadar kumpulan ringkasan dari penelitian-penelitian sebelumnya, melainkan analisis kritis dan sintesis terhadap literatur yang relevan untuk membangun landasan ilmiah dan argumen penelitian.¹ Kajian pustaka yang kuat dapat menunjukkan bahwa peneliti memahami konteks teoretis dan empiris dari topik yang dikaji, serta menempatkan penelitiannya dalam posisi yang tepat dalam lanskap keilmuan.

6.2.       Tujuan dan Fungsi Kajian Pustaka

Kajian pustaka memiliki beberapa fungsi utama:

·                     Mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan yang belum dijawab oleh penelitian sebelumnya.²

·                     Menghindari duplikasi penelitian yang tidak perlu.

·                     Menunjukkan relevansi topik penelitian dengan teori dan studi terdahulu.

·                     Membantu merumuskan hipotesis atau pertanyaan penelitian berdasarkan temuan yang ada.

·                     Menyusun kerangka teoritis dan konseptual yang mendasari analisis data.

Creswell menekankan bahwa kajian pustaka merupakan sarana untuk “meletakkan dasar teoritis dari masalah penelitian” dan menjadi landasan dalam menyusun kerangka konseptual penelitian.³

6.3.       Sumber Kajian Pustaka

Sumber-sumber dalam kajian pustaka harus relevan, kredibel, dan mutakhir. Idealnya, peneliti mengandalkan publikasi ilmiah seperti:

·                     Artikel jurnal bereputasi (peer-reviewed).

·                     Buku ilmiah dari penerbit akademik.

·                     Disertasi atau tesis dari institusi pendidikan tinggi.

·                     Prosiding konferensi ilmiah.

·                     Laporan riset institusi yang diakui.

Peneliti harus mampu menyeleksi dan menyintesis literatur, bukan hanya merangkum.⁴ Teknik sitasi dan penggunaan sistem referensi yang konsisten (seperti gaya APA, MLA, atau Chicago) juga menjadi bagian dari etika ilmiah dalam kajian pustaka.

6.4.       Pengertian Landasan Teori

Landasan teori merupakan bagian dari kajian pustaka yang secara khusus memuat konsep-konsep teoritis yang digunakan untuk menjelaskan dan menganalisis variabel dalam penelitian.⁵ Teori berfungsi sebagai pisau analisis dalam menjelaskan hubungan antarkomponen dalam penelitian.

George E. Mills menyatakan bahwa teori dalam penelitian berfungsi sebagai lensa untuk melihat dunia empiris; ia membantu peneliti memahami fenomena secara sistematis, bukan sekadar mengumpulkan data secara acak.⁶ Landasan teori juga digunakan sebagai dasar untuk menyusun kerangka berpikir dalam penelitian kuantitatif maupun kualitatif.

6.5.       Penyusunan Kerangka Teoritis dan Kerangka Konseptual

Dari hasil kajian pustaka dan identifikasi teori-teori yang relevan, peneliti menyusun:

·                     Kerangka teoritis, yang menjelaskan teori-teori utama dan keterkaitannya.

·                     Kerangka konseptual, yang menjabarkan hubungan antarvariabel berdasarkan teori dan asumsi yang dikembangkan peneliti sendiri.

Dalam pendekatan kuantitatif, kerangka konseptual membantu menyusun hipotesis yang dapat diuji secara empiris.⁷ Dalam pendekatan kualitatif, kerangka ini berfungsi sebagai panduan fleksibel untuk memahami data dan konteks.


Kesimpulan

Kajian pustaka dan landasan teori merupakan komponen kunci dalam penelitian ilmiah. Keduanya menunjukkan sejauh mana peneliti memahami literatur, menguasai konsep-konsep teoretis, serta mampu menyusun fondasi konseptual yang kuat dan logis. Dengan menyusun kajian pustaka dan landasan teori yang sistematis, penelitian akan memiliki arah yang jelas, kerangka analisis yang kokoh, serta kontribusi ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.


Footnotes

[1]                Lawrence A. Machi and Brenda T. McEvoy, The Literature Review: Six Steps to Success, 3rd ed. (Thousand Oaks: Corwin Press, 2016), 3.

[2]                Diana Ridley, The Literature Review: A Step-by-Step Guide for Students, 2nd ed. (London: SAGE Publications, 2012), 19.

[3]                John W. Creswell, Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research, 5th ed. (Boston: Pearson, 2015), 78.

[4]                Wayne C. Booth, Gregory G. Colomb, and Joseph M. Williams, The Craft of Research, 4th ed. (Chicago: University of Chicago Press, 2016), 99–101.

[5]                Donald Ary et al., Introduction to Research in Education, 9th ed. (Boston: Cengage Learning, 2018), 98.

[6]                George E. Mills, Action Research: A Guide for the Teacher Researcher, 5th ed. (Boston: Pearson, 2014), 45.

[7]                W. Lawrence Neuman, Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches, 7th ed. (Boston: Pearson, 2014), 114–117.


7.           Teknik Pengumpulan Data

7.1.       Pengertian Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah proses sistematis untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam menjawab pertanyaan penelitian, menguji hipotesis, dan mencapai tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data merupakan salah satu aspek penting dalam desain metodologi, karena kualitas data sangat menentukan keabsahan (validitas) dan keandalan (reliabilitas) hasil penelitian.¹

Menurut Creswell, pengumpulan data mencakup identifikasi lokasi penelitian, partisipan, prosedur, serta instrumen yang digunakan dalam proses pencatatan informasi.² Teknik pengumpulan data harus disesuaikan dengan pendekatan penelitian yang digunakan—baik kuantitatif, kualitatif, maupun kombinasi (mixed methods).

7.2.       Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif menggunakan data numerik dan mengandalkan instrumen yang memungkinkan pengukuran objektif. Beberapa teknik umum dalam pendekatan ini meliputi:

7.2.1.    Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan alat pengumpulan data berupa serangkaian pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden.³ Kuesioner dapat bersifat tertutup (dengan pilihan jawaban) atau terbuka. Kelebihannya terletak pada efisiensi dalam menjangkau banyak responden secara serentak.

7.2.2.    Tes

Tes digunakan untuk mengukur kemampuan, pengetahuan, atau karakteristik individu secara kuantitatif. Dalam bidang pendidikan, tes sering digunakan untuk menilai prestasi belajar siswa.⁴ Validitas dan reliabilitas alat tes harus diuji terlebih dahulu.

7.2.3.    Observasi Terstruktur

Observasi terstruktur dilakukan dengan pedoman atau instrumen yang telah ditentukan sebelumnya. Peneliti mencatat frekuensi atau intensitas suatu perilaku dalam situasi tertentu.⁵ Teknik ini cocok untuk penelitian eksperimental atau survei lapangan.

7.2.4.    Dokumentasi Kuantitatif

Dokumen statistik, data laporan, atau arsip resmi dapat dijadikan sumber data kuantitatif apabila diolah secara sistematis. Misalnya, data demografi, laporan keuangan, atau nilai akademik siswa.

7.3.       Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif

Dalam pendekatan kualitatif, teknik pengumpulan data bersifat fleksibel, kontekstual, dan menekankan pemahaman makna. Beberapa teknik utama meliputi:

7.3.1.    Wawancara Mendalam (In-depth Interview)

Wawancara mendalam dilakukan untuk menggali pengalaman, persepsi, atau pandangan subjek secara detail.⁶ Teknik ini dapat bersifat terstruktur, semi-terstruktur, atau tidak terstruktur, tergantung pada fleksibilitas yang diinginkan peneliti.

7.3.2.    Observasi Partisipatif

Dalam observasi partisipatif, peneliti ikut terlibat dalam lingkungan sosial subjek untuk memahami pola perilaku dan interaksi secara langsung.⁷ Observasi ini memberikan data kontekstual yang tidak selalu dapat diungkapkan melalui wawancara.

7.3.3.    Analisis Dokumen dan Arsip

Peneliti kualitatif juga dapat menggunakan dokumen (surat, catatan harian, laporan kegiatan) atau arsip (foto, video, rekaman) sebagai sumber data.⁸ Analisis dilakukan dengan mencermati makna yang terkandung dalam dokumen tersebut dalam konteks sosial budaya subjek penelitian.

7.4.       Triangulasi Data

Untuk meningkatkan validitas dan kredibilitas data, peneliti sering menggunakan teknik triangulasi, yaitu penggabungan berbagai metode, sumber, atau peneliti dalam proses pengumpulan data.⁹ Denzin membedakan empat jenis triangulasi: triangulasi data, triangulasi peneliti, triangulasi teori, dan triangulasi metode.¹⁰ Dengan triangulasi, keandalan interpretasi data dapat ditingkatkan dan bias subjektif dapat diminimalisasi.

7.5.       Pertimbangan dalam Pemilihan Teknik

Pemilihan teknik pengumpulan data harus mempertimbangkan beberapa hal berikut:

·                     Jenis data yang dibutuhkan (kuantitatif atau kualitatif).

·                     Karakteristik partisipan (usia, tingkat pendidikan, keterbukaan).

·                     Konteks dan lokasi penelitian.

·                     Sumber daya yang tersedia (waktu, biaya, alat).

·                     Tingkat sensitivitas informasi yang dikumpulkan.

Kesesuaian antara teknik pengumpulan data dan desain penelitian akan menentukan keberhasilan dalam memperoleh informasi yang valid dan relevan dengan tujuan penelitian.


Kesimpulan

Teknik pengumpulan data merupakan bagian krusial dalam setiap proses penelitian ilmiah. Pemilihan teknik yang tepat, pelaksanaan yang cermat, serta penggunaan pendekatan triangulatif akan sangat menentukan kualitas data yang dikumpulkan. Baik dalam pendekatan kuantitatif yang menuntut ketepatan pengukuran, maupun dalam pendekatan kualitatif yang menuntut kedalaman makna, pengumpulan data harus dilakukan secara sistematis, etis, dan sesuai dengan kaidah ilmiah.


Footnotes

[1]                Donald Ary et al., Introduction to Research in Education, 9th ed. (Boston: Cengage Learning, 2018), 118.

[2]                John W. Creswell, Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches, 4th ed. (Thousand Oaks: SAGE Publications, 2014), 157.

[3]                W. Lawrence Neuman, Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches, 7th ed. (Boston: Pearson, 2014), 302–303.

[4]                Geoffrey Maruyama and Stanley Deno, Research in Educational Settings (Thousand Oaks: SAGE Publications, 1992), 93.

[5]                Louis Cohen, Lawrence Manion, and Keith Morrison, Research Methods in Education, 8th ed. (London: Routledge, 2018), 526.

[6]                Michael Quinn Patton, Qualitative Research & Evaluation Methods, 3rd ed. (Thousand Oaks: SAGE Publications, 2002), 341–344.

[7]                Norman K. Denzin and Yvonna S. Lincoln, eds., The Sage Handbook of Qualitative Research, 4th ed. (Thousand Oaks: Sage Publications, 2011), 471–472.

[8]                Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2018), 217–220.

[9]                Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2019), 374.

[10]             Norman K. Denzin, The Research Act: A Theoretical Introduction to Sociological Methods, 3rd ed. (Englewood Cliffs: Prentice Hall, 1989), 236–237.


8.           Teknik Analisis Data

8.1.       Pengertian Analisis Data

Analisis data merupakan proses sistematis dalam mengolah, menata, dan menginterpretasikan data yang telah dikumpulkan sehingga menghasilkan kesimpulan yang bermakna dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.¹ Proses ini tidak hanya berkaitan dengan mengorganisasi data, tetapi juga dengan mengekstraksi makna, menemukan pola, menjelaskan hubungan, dan menguji hipotesis.

Menurut Miles, Huberman, dan Saldaña, analisis data adalah aktivitas yang melibatkan tiga alur kegiatan utama yang berlangsung secara bersamaan, yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.² Teknik analisis yang digunakan sangat dipengaruhi oleh pendekatan penelitian—kuantitatif, kualitatif, atau gabungan keduanya (mixed methods).

8.2.       Analisis Data dalam Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif menggunakan data berbentuk angka dan teknik analisis yang bersifat statistik. Tujuan utama analisis kuantitatif adalah untuk menggambarkan dan menguji hubungan antarvariabel melalui metode deduktif.³

Beberapa teknik analisis data kuantitatif antara lain:

8.2.1.    Analisis Statistik Deskriptif

Teknik ini digunakan untuk menggambarkan karakteristik data melalui ukuran-ukuran statistik seperti mean (rata-rata), median, modus, standar deviasi, dan distribusi frekuensi.⁴ Statistik deskriptif membantu memberikan gambaran umum dari data yang diperoleh.

8.2.2.    Analisis Statistik Inferensial

Statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis dan membuat generalisasi dari sampel ke populasi.⁵ Teknik ini meliputi uji-t, ANOVA, regresi, korelasi, dan chi-square. Penggunaan teknik ini memerlukan asumsi-asumsi tertentu seperti normalitas, homogenitas, dan independensi data.

8.2.3.    Analisis Regresi dan Korelasi

Regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya, sementara korelasi digunakan untuk melihat hubungan antarvariabel tanpa menentukan sebab-akibat.⁶ Analisis ini banyak digunakan dalam bidang pendidikan, sosial, dan ekonomi.

Pemrosesan data kuantitatif biasanya dilakukan dengan bantuan perangkat lunak statistik seperti SPSS, STATA, atau R.

8.3.       Analisis Data dalam Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif menghasilkan data berupa narasi, deskripsi, atau teks, yang dianalisis dengan pendekatan induktif dan interpretatif.⁷ Tujuan utama analisis kualitatif adalah untuk memahami makna, pola, dan konteks dari data yang diperoleh.

Teknik analisis yang umum digunakan meliputi:

8.3.1.    Analisis Tematik

Merupakan proses identifikasi tema atau pola yang muncul dari data naratif.⁸ Peneliti membaca dan mengkode data, lalu mengelompokkan kode-kode menjadi tema yang relevan. Teknik ini banyak digunakan dalam studi fenomenologi, wawancara mendalam, dan studi kasus.

8.3.2.    Coding dan Kategorisasi

Data mentah dikodekan (coding) ke dalam unit-unit informasi, yang kemudian dikelompokkan menjadi kategori untuk menemukan struktur makna.⁹ Proses ini bisa dilakukan secara manual atau dengan bantuan software seperti NVivo atau ATLAS.ti.

8.3.3.    Analisis Naratif dan Wacana

Analisis ini digunakan untuk menafsirkan bagaimana narasi atau teks mencerminkan konstruksi sosial dan budaya. Digunakan dalam penelitian media, komunikasi, dan kajian budaya.¹⁰

8.3.4.    Analisis Interaktif (Miles dan Huberman)

Menurut Miles dan Huberman, analisis kualitatif terdiri dari tiga komponen: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.¹¹ Model ini menekankan pada keterkaitan ketiga elemen dalam proses yang berulang dan saling memengaruhi.

8.4.       Analisis Data dalam Pendekatan Mixed Methods

Dalam pendekatan mixed methods, data kuantitatif dan kualitatif dianalisis secara paralel atau berurutan, kemudian dibandingkan dan dikombinasikan untuk memperoleh pemahaman yang lebih holistik.¹² Teknik ini menuntut keahlian dalam dua jenis analisis sekaligus serta strategi integrasi yang tepat, seperti teknik convergent design, explanatory sequential, atau exploratory sequential design.

8.5.       Validitas dan Reliabilitas Analisis

Dalam kuantitatif, validitas mengacu pada sejauh mana instrumen mengukur apa yang seharusnya diukur, sedangkan reliabilitas mengacu pada konsistensi hasil pengukuran.¹³ Dalam kualitatif, istilah seperti kredibilitas, dependabilitas, dan konfirmabilitas digunakan sebagai padanan untuk menilai keandalan dan keabsahan temuan.¹⁴

Peneliti harus menyertakan strategi untuk menjamin keabsahan data seperti uji validitas statistik, triangulasi, member checking, atau audit trail tergantung pendekatan yang digunakan.


Kesimpulan

Teknik analisis data merupakan tahapan penting dalam proses penelitian karena dari sinilah makna, pola, dan jawaban atas pertanyaan penelitian ditemukan. Baik dalam pendekatan kuantitatif yang menekankan generalisasi dan pengujian hipotesis, maupun kualitatif yang mengeksplorasi makna dan konteks sosial, analisis data harus dilakukan secara sistematis, teliti, dan sesuai dengan standar ilmiah yang berlaku. Pemilihan teknik analisis yang tepat akan sangat menentukan kualitas dan kontribusi ilmiah dari suatu penelitian.


Footnotes

[1]                Donald Ary et al., Introduction to Research in Education, 9th ed. (Boston: Cengage Learning, 2018), 161.

[2]                Matthew B. Miles, A. Michael Huberman, and Johnny Saldaña, Qualitative Data Analysis: A Methods Sourcebook, 3rd ed. (Thousand Oaks: SAGE Publications, 2014), 12.

[3]                W. Lawrence Neuman, Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches, 7th ed. (Boston: Pearson, 2014), 315.

[4]                John W. Creswell, Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research, 5th ed. (Boston: Pearson, 2015), 192.

[5]                Ranjit Kumar, Research Methodology: A Step-by-Step Guide for Beginners, 5th ed. (London: SAGE Publications, 2022), 249–250.

[6]                Louis Cohen, Lawrence Manion, and Keith Morrison, Research Methods in Education, 8th ed. (London: Routledge, 2018), 600–603.

[7]                Norman K. Denzin and Yvonna S. Lincoln, eds., The Sage Handbook of Qualitative Research, 4th ed. (Thousand Oaks: Sage Publications, 2011), 415.

[8]                Virginia Braun and Victoria Clarke, “Using Thematic Analysis in Psychology,” Qualitative Research in Psychology 3, no. 2 (2006): 77–101.

[9]                Michael Quinn Patton, Qualitative Research & Evaluation Methods, 3rd ed. (Thousand Oaks: SAGE Publications, 2002), 453–456.

[10]             Margaret Wetherell, Stephanie Taylor, and Simeon J. Yates, Discourse as Data: A Guide for Analysis (London: SAGE Publications, 2001), 20–22.

[11]             Matthew B. Miles, A. Michael Huberman, and Johnny Saldaña, Qualitative Data Analysis, 14.

[12]             John W. Creswell and Vicki L. Plano Clark, Designing and Conducting Mixed Methods Research, 3rd ed. (Thousand Oaks: SAGE Publications, 2018), 225–230.

[13]             Geoffrey Maruyama and Stanley Deno, Research in Educational Settings (Thousand Oaks: SAGE Publications, 1992), 78.

[14]             Yvonna S. Lincoln and Egon G. Guba, Naturalistic Inquiry (Newbury Park: SAGE Publications, 1985), 301–304.


9.           Etika Penelitian

9.1.       Pengertian Etika Penelitian

Etika penelitian merupakan seperangkat prinsip moral dan norma perilaku yang harus dipatuhi oleh peneliti dalam seluruh tahapan penelitian, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, analisis, hingga publikasi hasil.¹ Etika ini bertujuan untuk menjaga integritas ilmiah, melindungi hak-hak partisipan, dan mencegah terjadinya penyimpangan yang dapat merusak kredibilitas penelitian.

Menurut Israel dan Hay, etika penelitian menuntut adanya keseimbangan antara pencarian kebenaran ilmiah dengan penghormatan terhadap martabat dan kebebasan individu yang terlibat dalam penelitian.² Oleh karena itu, tanggung jawab etis melekat dalam setiap langkah kegiatan ilmiah.

9.2.       Prinsip-Prinsip Etika Penelitian

Beberapa prinsip dasar yang menjadi pedoman dalam etika penelitian meliputi:

9.2.1.    Informed Consent (Persetujuan Informasi)

Partisipan penelitian harus diberikan penjelasan yang jelas tentang tujuan, prosedur, manfaat, dan risiko penelitian sebelum mereka memutuskan untuk berpartisipasi secara sukarela.³ Konsep informed consent menjamin bahwa tidak ada paksaan dan bahwa partisipan memiliki kendali atas keikutsertaan mereka.

9.2.2.    Anonymity dan Confidentiality

Etika penelitian menuntut perlindungan identitas dan kerahasiaan data partisipan.⁴ Informasi yang dikumpulkan tidak boleh digunakan untuk tujuan yang merugikan atau di luar konteks penelitian. Identitas partisipan bisa disamarkan menggunakan kode atau pseudonim.

9.2.3.    Non-Maleficence dan Beneficence

Prinsip non-maleficence mengharuskan peneliti untuk tidak membahayakan partisipan secara fisik, psikologis, maupun sosial. Sebaliknya, beneficence mengarahkan penelitian agar memberikan manfaat yang optimal baik bagi partisipan maupun masyarakat luas.⁵

9.2.4.    Justice (Keadilan)

Penelitian harus menjamin bahwa semua individu memiliki kesempatan yang adil untuk berpartisipasi dan memperoleh manfaat dari hasil penelitian.⁶ Diskriminasi berdasarkan gender, etnis, usia, atau status sosial harus dihindari.

9.3.       Etika dalam Pengumpulan dan Pengolahan Data

Dalam tahap pengumpulan data, peneliti harus memastikan bahwa metode yang digunakan tidak memanipulasi, menipu, atau merugikan responden.⁷ Data harus diperoleh secara sah dan tidak boleh direkayasa. Dalam tahap analisis, interpretasi harus dilakukan secara objektif tanpa mengabaikan atau memanipulasi hasil demi mendukung hipotesis peneliti.

9.4.       Etika dalam Penulisan dan Publikasi Ilmiah

Etika juga berlaku dalam penulisan dan penyebaran hasil penelitian. Beberapa hal penting antara lain:

·                     Menghindari plagiarisme, yaitu menggunakan karya atau ide orang lain tanpa menyebutkan sumber secara layak.⁸

·                     Mengutip sumber secara akurat dengan menggunakan gaya kutipan ilmiah yang sesuai.

·                     Mencantumkan kontribusi penulis secara adil dalam publikasi bersama.

·                     Menghindari manipulasi data dan hasil, termasuk publikasi ganda (duplicate publication) yang tidak sah secara etika.

Pelanggaran terhadap etika akademik, seperti fabrikasi dan falsifikasi data, termasuk dalam kategori pelanggaran berat dan dapat dikenai sanksi akademik maupun hukum.⁹

9.5.       Persetujuan Etik (Ethical Clearance)

Penelitian yang melibatkan manusia sebagai subjek, terutama dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan psikologi, sering kali mensyaratkan adanya persetujuan etik dari lembaga etik penelitian. Dewan etik akan meninjau kelayakan prosedur penelitian dari sisi etis sebelum penelitian dijalankan.¹⁰ Ini bertujuan untuk memastikan bahwa hak dan kesejahteraan partisipan dilindungi dengan maksimal.


Kesimpulan

Etika penelitian merupakan landasan moral yang tidak terpisahkan dari integritas ilmiah. Dalam dunia akademik dan profesi, komitmen terhadap prinsip etika menjadi tolok ukur kredibilitas dan tanggung jawab sosial peneliti. Penerapan etika yang konsisten tidak hanya melindungi partisipan dan menjaga reputasi peneliti, tetapi juga memperkuat kepercayaan publik terhadap dunia ilmu pengetahuan.


Footnotes

[1]                David B. Resnik, “What Is Ethics in Research & Why Is It Important?” National Institute of Environmental Health Sciences, 2015, https://www.niehs.nih.gov/research/resources/bioethics/whatis/.

[2]                Mark Israel and Iain Hay, Research Ethics for Social Scientists, 2nd ed. (London: SAGE Publications, 2006), 5–6.

[3]                John W. Creswell, Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research, 5th ed. (Boston: Pearson, 2015), 91.

[4]                W. Lawrence Neuman, Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches, 7th ed. (Boston: Pearson, 2014), 152–153.

[5]                Tom Beauchamp and James Childress, Principles of Biomedical Ethics, 7th ed. (Oxford: Oxford University Press, 2013), 13–15.

[6]                Babbie, Earl R., The Basics of Social Research, 7th ed. (Boston: Cengage Learning, 2016), 70.

[7]                Ranjit Kumar, Research Methodology: A Step-by-Step Guide for Beginners, 5th ed. (London: SAGE Publications, 2022), 246.

[8]                Wayne C. Booth, Gregory G. Colomb, and Joseph M. Williams, The Craft of Research, 4th ed. (Chicago: University of Chicago Press, 2016), 261–263.

[9]                Nicholas H. Steneck, ORI Introduction to the Responsible Conduct of Research, rev. ed. (Washington, DC: U.S. Department of Health and Human Services, 2007), 9.

[10]             World Health Organization (WHO), Standards and Operational Guidance for Ethics Review of Health-Related Research with Human Participants (Geneva: WHO Press, 2011), 13–15.


10.       Penyusunan Laporan Penelitian

10.1.    Pengertian Laporan Penelitian

Laporan penelitian adalah dokumen ilmiah yang menyajikan hasil dari suatu proses penelitian secara sistematis, logis, dan objektif. Laporan ini tidak hanya berfungsi sebagai bukti pertanggungjawaban ilmiah atas kegiatan penelitian, tetapi juga sebagai sarana untuk menyebarluaskan pengetahuan yang telah dihasilkan kepada komunitas akademik dan masyarakat luas.¹

Menurut Fraenkel dan Wallen, penyusunan laporan penelitian harus mencerminkan urutan logis dari kegiatan penelitian yang telah dilakukan, mulai dari identifikasi masalah hingga penarikan kesimpulan.² Dengan kata lain, laporan penelitian adalah bentuk naratif dari metodologi dan hasil riset yang telah dirancang secara sistematik.

10.2.    Struktur Umum Laporan Penelitian

Secara umum, laporan penelitian akademik disusun mengikuti struktur IMRAD (Introduction, Method, Results, and Discussion), yang merupakan standar dalam penulisan ilmiah internasional.³ Struktur ini dapat disesuaikan tergantung pada konteks institusi, jenis penelitian, dan tujuan publikasi.

10.2.1. Halaman Awal

·                     Sampul dan halaman judul

·                     Pernyataan orisinalitas atau keaslian

·                     Abstrak

·                     Kata pengantar

·                     Daftar isi, daftar tabel, daftar gambar

10.2.2. Pendahuluan

Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, dan ruang lingkup penelitian.⁴ Pendahuluan menjelaskan konteks masalah dan urgensi penelitian.

10.2.3. Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori

Menampilkan hasil kajian literatur dan teori yang digunakan sebagai dasar dalam menganalisis data.

10.2.4. Metodologi Penelitian

Menjelaskan jenis dan pendekatan penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, populasi dan sampel, serta teknik analisis data yang digunakan.⁵

10.2.5. Hasil Penelitian

Menyajikan temuan dari data yang telah dianalisis. Dalam penelitian kuantitatif, bagian ini disertai dengan tabel, grafik, atau statistik. Dalam penelitian kualitatif, temuan disajikan dalam bentuk narasi dan kutipan langsung.⁶

10.2.6. Pembahasan

Menganalisis dan menginterpretasikan hasil penelitian dengan mengaitkannya pada teori dan penelitian terdahulu. Pembahasan menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis (jika ada).

10.2.7. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan berisi jawaban ringkas terhadap tujuan penelitian, sedangkan saran mencakup rekomendasi praktis atau arah penelitian selanjutnya.⁷

10.2.8. Daftar Pustaka

Memuat semua sumber yang dirujuk dalam laporan dengan mengikuti gaya sitasi yang konsisten (APA, Chicago, MLA, dll).⁸

10.2.9. Lampiran

Berisi instrumen penelitian, hasil uji validitas dan reliabilitas, data mentah, dokumentasi, dan lainnya.

10.3.    Penulisan Abstrak dan Kata Kunci

Abstrak merupakan ringkasan dari seluruh isi laporan yang mencakup latar belakang, tujuan, metode, hasil, dan simpulan, biasanya terdiri dari 150–250 kata.⁹ Di bawah abstrak, disertakan kata kunci (keywords) yang membantu dalam pengindeksan dan pencarian artikel di basis data ilmiah.

10.4.    Aspek Bahasa dan Gaya Penulisan Ilmiah

Laporan penelitian harus menggunakan bahasa yang objektif, lugas, jelas, dan tidak emosional.⁰ Gaya penulisan harus konsisten, baik dalam penggunaan istilah, bentuk kutipan, maupun format penyajian data. Penggunaan kalimat aktif dan struktur kalimat yang efisien sangat dianjurkan dalam laporan ilmiah.

10.5.    Publikasi Hasil Penelitian

Laporan penelitian yang telah disusun dapat dikembangkan menjadi artikel ilmiah untuk dipublikasikan di jurnal, prosiding seminar, atau repositori digital.¹¹ Publikasi ini tidak hanya meningkatkan diseminasi ilmu pengetahuan, tetapi juga memperkuat reputasi akademik peneliti.

Dalam konteks akademik, seperti tugas akhir mahasiswa, tesis, atau disertasi, penyusunan laporan juga menjadi salah satu syarat kelulusan yang harus dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan etis.


Kesimpulan

Penyusunan laporan penelitian adalah tahap akhir yang sangat penting dalam proses ilmiah. Laporan yang baik tidak hanya menunjukkan kemampuan peneliti dalam menyusun temuan secara sistematis, tetapi juga menjadi sumbangan pengetahuan baru bagi perkembangan ilmu dan praktik. Oleh karena itu, penguasaan teknik dan struktur penulisan laporan sangat penting untuk memastikan hasil penelitian dapat dipahami, diakses, dan dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat akademik dan publik.


Footnotes

[1]                John W. Creswell, Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research, 5th ed. (Boston: Pearson, 2015), 281.

[2]                Jack R. Fraenkel, Norman E. Wallen, and Helen H. Hyun, How to Design and Evaluate Research in Education, 9th ed. (New York: McGraw-Hill, 2018), 614.

[3]                American Psychological Association, Publication Manual of the American Psychological Association, 7th ed. (Washington, DC: APA, 2020), 30.

[4]                Ranjit Kumar, Research Methodology: A Step-by-Step Guide for Beginners, 5th ed. (London: SAGE Publications, 2022), 290.

[5]                W. Lawrence Neuman, Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches, 7th ed. (Boston: Pearson, 2014), 410–412.

[6]                Matthew B. Miles, A. Michael Huberman, and Johnny Saldaña, Qualitative Data Analysis: A Methods Sourcebook, 3rd ed. (Thousand Oaks: SAGE Publications, 2014), 279.

[7]                Donald Ary et al., Introduction to Research in Education, 9th ed. (Boston: Cengage Learning, 2018), 318.

[8]                Wayne C. Booth, Gregory G. Colomb, and Joseph M. Williams, The Craft of Research, 4th ed. (Chicago: University of Chicago Press, 2016), 275–280.

[9]                American Psychological Association, APA Manual, 7th ed., 38.

[10]             Barbara M. Byrne, Writing and Publishing Your Thesis, Dissertation & Research: A Guide for Students in the Helping Professions (Pacific Grove: Brooks/Cole, 2001), 93.

[11]             Anne Lee, Successful Research Supervision: Advising Students Doing Research (London: Routledge, 2012), 122–125.


11.       Studi Kasus dan Aplikasi Praktis

11.1.    Pentingnya Studi Kasus dalam Pembelajaran Metodologi

Studi kasus dalam konteks pembelajaran metode penelitian merupakan strategi yang sangat efektif untuk menjembatani teori dan praktik. Studi kasus memberikan gambaran nyata tentang bagaimana metode-metode penelitian diterapkan dalam situasi riil, sehingga membantu mahasiswa atau peneliti pemula memahami kompleksitas proses penelitian secara utuh.¹ Menurut Yin, studi kasus memungkinkan eksplorasi mendalam terhadap suatu fenomena dalam konteks kehidupan nyata dengan mempertimbangkan berbagai variabel yang saling berkaitan.²

11.2.    Contoh Studi Kasus Penelitian Kuantitatif

Judul: Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMP

Ringkasan:

Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (quasi-experimental) dengan pendekatan kuantitatif. Sampel terdiri dari dua kelas: kelas eksperimen yang menggunakan model kooperatif tipe STAD dan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah. Data dikumpulkan melalui tes hasil belajar dan dianalisis dengan uji-t. Hasilnya menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol, yang mengindikasikan efektivitas model kooperatif.³

Aplikasi Praktis:

Penelitian ini menunjukkan bagaimana desain eksperimen, teknik sampling, instrumen tes, dan analisis statistik dapat diimplementasikan dalam dunia pendidikan. Peneliti juga harus mempertimbangkan etika dalam eksperimen, terutama dalam perlakuan yang adil terhadap kedua kelompok.

11.3.    Contoh Studi Kasus Penelitian Kualitatif

Judul: Makna Religiusitas dalam Kehidupan Kaum Urban Muslim di Jakarta

Ringkasan:

Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi untuk menggali pengalaman spiritual kaum urban dalam kehidupan sehari-hari. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara mendalam dan observasi partisipatif terhadap informan yang dipilih secara purposif. Analisis dilakukan dengan teknik coding terbuka dan tematik.⁴

Aplikasi Praktis:

Penelitian ini mengilustrasikan penggunaan wawancara kualitatif, teknik pemilihan informan, dan pendekatan interpretatif dalam memahami makna sosial. Peneliti dituntut untuk menjaga etika, seperti informed consent dan menjaga kerahasiaan identitas narasumber.

11.4.    Contoh Studi Kasus Mixed Methods

Judul: Studi tentang Literasi Digital Mahasiswa: Gabungan Survei dan Wawancara Kualitatif

Ringkasan:

Penelitian ini menggunakan desain convergent mixed methods, di mana data kuantitatif dikumpulkan melalui kuesioner skala Likert untuk mengukur tingkat literasi digital, sementara data kualitatif diperoleh melalui wawancara untuk menggali persepsi dan tantangan yang dihadapi mahasiswa. Data dari kedua sumber dianalisis secara terpisah, lalu dibandingkan dan diinterpretasikan secara integratif.⁵

Aplikasi Praktis:

Pendekatan ini menunjukkan bagaimana data kuantitatif dan kualitatif dapat saling memperkuat dalam menjelaskan fenomena secara lebih holistik. Peneliti perlu menguasai kedua pendekatan dan mampu mengintegrasikan hasilnya secara logis.

11.5.    Latihan Aplikasi untuk Mahasiswa

Sebagai bagian dari pembelajaran metode penelitian, mahasiswa dapat dilatih menyusun proposal mini berdasarkan template yang disederhanakan:

·                     Menentukan masalah penelitian aktual dari lingkungan sekitar.

·                     Merumuskan tujuan dan pertanyaan penelitian.

·                     Memilih pendekatan dan metode yang sesuai.

·                     Merancang instrumen sederhana (kuesioner atau panduan wawancara).

·                     Melakukan simulasi pengumpulan dan analisis data dalam skala terbatas.

Pendekatan ini sejalan dengan model experiential learning yang menekankan belajar melalui praktik langsung.⁶

11.6.    Peran Studi Kasus dalam Penguatan Kompetensi Peneliti

Dengan mempelajari studi kasus, peneliti tidak hanya memahami aspek teknis seperti desain dan analisis, tetapi juga aspek etika, keterbatasan sumber daya, dinamika lapangan, serta pentingnya fleksibilitas dan refleksi dalam proses penelitian.⁷ Hal ini membantu dalam membentuk sikap ilmiah dan profesionalisme sebagai peneliti yang adaptif dan bertanggung jawab.


Kesimpulan

Studi kasus dan aplikasi praktis dalam pembelajaran metode penelitian merupakan komponen penting untuk membentuk pemahaman holistik dan keterampilan aplikatif. Melalui pendekatan ini, peneliti tidak hanya menguasai konsep-konsep metodologis, tetapi juga mampu menerapkannya secara nyata, menghadapi tantangan lapangan, dan menghasilkan penelitian yang bermakna bagi pengembangan ilmu dan praktik sosial.


Footnotes

[1]                Barbara Bassot, The Research Journal: A Reflective Tool for Your First Independent Research Project (London: Macmillan International, 2020), 43.

[2]                Robert K. Yin, Case Study Research and Applications: Design and Methods, 6th ed. (Los Angeles: SAGE Publications, 2018), 15.

[3]                Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2019), 137–142.

[4]                Michael Quinn Patton, Qualitative Research & Evaluation Methods, 3rd ed. (Thousand Oaks: SAGE Publications, 2002), 106–107.

[5]                John W. Creswell and Vicki L. Plano Clark, Designing and Conducting Mixed Methods Research, 3rd ed. (Thousand Oaks: SAGE Publications, 2018), 215–220.

[6]                David Kolb, Experiential Learning: Experience as the Source of Learning and Development (Englewood Cliffs: Prentice Hall, 1984), 41.

[7]                Anne Edwards and Peter Gilroy, Thinking Through Ethics and Values in Primary Education (London: SAGE Publications, 2002), 87.


12.       Penutup

Metode penelitian merupakan fondasi utama dalam kegiatan ilmiah yang berfungsi sebagai panduan sistematis untuk memperoleh pengetahuan yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Tanpa metode yang tepat, proses penelitian bisa kehilangan arah, mengalami kekeliruan analisis, atau bahkan menghasilkan simpulan yang menyesatkan. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang metode penelitian menjadi kompetensi esensial bagi setiap peneliti, akademisi, maupun praktisi.¹

Artikel ini telah menguraikan berbagai aspek penting dalam metodologi penelitian, mulai dari konsep dasar, paradigma, pendekatan, jenis-jenis penelitian, teknik pengumpulan dan analisis data, hingga penyusunan laporan dan aplikasi praktis. Dengan menyajikan studi kasus nyata dan membahas prinsip-prinsip etika yang menyertai proses penelitian, pembahasan ini tidak hanya memberikan pemahaman teoretis tetapi juga kontekstualisasi penerapan metodologi dalam kehidupan ilmiah nyata

Salah satu tantangan utama dalam pelaksanaan penelitian adalah menjaga konsistensi metodologis, yaitu kesesuaian antara rumusan masalah, tujuan, pendekatan, teknik pengumpulan data, dan metode analisis.³ Peneliti perlu menyadari bahwa metode bukanlah sekadar prosedur teknis, tetapi juga mencerminkan filosofi ilmiah dan integritas intelektual yang mendasari seluruh proses pencarian pengetahuan.⁴ Oleh sebab itu, pelatihan metode penelitian harus mencakup dimensi reflektif, analitis, dan etis sekaligus.

Di era informasi dan teknologi saat ini, pendekatan penelitian menjadi semakin beragam dan kompleks, terutama dengan hadirnya data digital, kecerdasan buatan, dan kolaborasi lintas disiplin. Hal ini menuntut peneliti untuk tidak hanya menguasai metode konvensional, tetapi juga mampu beradaptasi dengan perkembangan baru, termasuk penggunaan software analisis data, integrasi pendekatan mixed methods, serta keterampilan dalam menyusun artikel ilmiah untuk diseminasi hasil penelitian.⁵

Sebagai penutup, dapat disimpulkan bahwa keberhasilan sebuah penelitian tidak hanya ditentukan oleh kecanggihan teknik atau alat yang digunakan, tetapi lebih pada ketajaman analisis, kepekaan terhadap konteks, dan komitmen etis peneliti dalam setiap tahap proses ilmiah. Dengan bekal pemahaman metodologi yang kuat dan aplikatif, diharapkan para peneliti dapat memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan pemecahan masalah di masyarakat.


Footnotes

[1]                Donald Ary et al., Introduction to Research in Education, 9th ed. (Boston: Cengage Learning, 2018), 14.

[2]                Michael Quinn Patton, Qualitative Research & Evaluation Methods, 3rd ed. (Thousand Oaks: SAGE Publications, 2002), 63.

[3]                W. Lawrence Neuman, Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches, 7th ed. (Boston: Pearson, 2014), 112–113.

[4]                Wayne C. Booth, Gregory G. Colomb, and Joseph M. Williams, The Craft of Research, 4th ed. (Chicago: University of Chicago Press, 2016), 38.

[5]                John W. Creswell and Vicki L. Plano Clark, Designing and Conducting Mixed Methods Research, 3rd ed. (Thousand Oaks: SAGE Publications, 2018), 243–245.


Daftar Pustaka

American Psychological Association. (2020). Publication manual of the American Psychological Association (7th ed.). APA.

Ary, D., Jacobs, L. C., Sorensen, C., & Walker, D. A. (2018). Introduction to research in education (9th ed.). Cengage Learning.

Bassot, B. (2020). The research journal: A reflective tool for your first independent research project. Macmillan International.

Beauchamp, T. L., & Childress, J. F. (2013). Principles of biomedical ethics (7th ed.). Oxford University Press.

Booth, W. C., Colomb, G. G., & Williams, J. M. (2016). The craft of research (4th ed.). University of Chicago Press.

Braun, V., & Clarke, V. (2006). Using thematic analysis in psychology. Qualitative Research in Psychology, 3(2), 77–101. https://doi.org/10.1191/1478088706qp063oa

Byrne, B. M. (2001). Writing and publishing your thesis, dissertation & research: A guide for students in the helping professions. Brooks/Cole.

Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. (2018). Research methods in education (8th ed.). Routledge.

Creswell, J. W. (2014). Research design: Qualitative, quantitative, and mixed methods approaches (4th ed.). SAGE Publications.

Creswell, J. W. (2015). Educational research: Planning, conducting, and evaluating quantitative and qualitative research (5th ed.). Pearson.

Creswell, J. W., & Plano Clark, V. L. (2018). Designing and conducting mixed methods research (3rd ed.). SAGE Publications.

Denzin, N. K. (1989). The research act: A theoretical introduction to sociological methods (3rd ed.). Prentice Hall.

Denzin, N. K., & Lincoln, Y. S. (Eds.). (2011). The Sage handbook of qualitative research (4th ed.). SAGE Publications.

Edwards, A., & Gilroy, P. (2002). Thinking through ethics and values in primary education. SAGE Publications.

Fraenkel, J. R., Wallen, N. E., & Hyun, H. H. (2018). How to design and evaluate research in education (9th ed.). McGraw-Hill Education.

Israel, M., & Hay, I. (2006). Research ethics for social scientists: Between ethical conduct and regulatory compliance (2nd ed.). SAGE Publications.

Kolb, D. A. (1984). Experiential learning: Experience as the source of learning and development. Prentice Hall.

Kumar, R. (2022). Research methodology: A step-by-step guide for beginners (5th ed.). SAGE Publications.

Lincoln, Y. S., & Guba, E. G. (1985). Naturalistic inquiry. SAGE Publications.

Machi, L. A., & McEvoy, B. T. (2016). The literature review: Six steps to success (3rd ed.). Corwin Press.

Maruyama, G., & Deno, S. (1992). Research in educational settings. SAGE Publications.

Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldaña, J. (2014). Qualitative data analysis: A methods sourcebook (3rd ed.). SAGE Publications.

Mills, G. E. (2014). Action research: A guide for the teacher researcher (5th ed.). Pearson.

Moleong, L. J. (2018). Metodologi penelitian kualitatif (Edisi revisi). Remaja Rosdakarya.

Neuman, W. L. (2014). Social research methods: Qualitative and quantitative approaches (7th ed.). Pearson Education.

Patton, M. Q. (2002). Qualitative research & evaluation methods (3rd ed.). SAGE Publications.

Resnik, D. B. (2015). What is ethics in research & why is it important? National Institute of Environmental Health Sciences. https://www.niehs.nih.gov/research/resources/bioethics/whatis/

Ridley, D. (2012). The literature review: A step-by-step guide for students (2nd ed.). SAGE Publications.

Steneck, N. H. (2007). ORI introduction to the responsible conduct of research (Rev. ed.). U.S. Department of Health and Human Services.

Sugiyono. (2019). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Alfabeta.

Wetherell, M., Taylor, S., & Yates, S. J. (2001). Discourse as data: A guide for analysis. SAGE Publications.

World Health Organization. (2011). Standards and operational guidance for ethics review of health-related research with human participants. WHO Press.

Yin, R. K. (2018). Case study research and applications: Design and methods (6th ed.). SAGE Publications.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar