Metode Penelitian
Konsep, Pendekatan, dan Aplikasi dalam Penelitian
Ilmiah
Abstrak
Artikel ini membahas secara komprehensif tentang
konsep, pendekatan, dan aplikasi metode penelitian dalam konteks ilmiah.
Penelitian ilmiah membutuhkan proses yang sistematis dan metodologis untuk
menghasilkan pengetahuan yang valid, dapat diuji, dan berguna secara praktis.
Oleh karena itu, pemahaman terhadap metode penelitian menjadi aspek fundamental
dalam pengembangan keilmuan di berbagai disiplin. Artikel ini menguraikan
berbagai elemen penting dalam metodologi penelitian, mulai dari pengertian dan
ruang lingkup metode, paradigma dan pendekatan penelitian, klasifikasi jenis-jenis
penelitian, hingga teknik pengumpulan dan analisis data. Selain itu, dibahas
pula prinsip-prinsip etika penelitian, penyusunan laporan ilmiah yang
sistematis, serta studi kasus yang menunjukkan penerapan praktis metode dalam
konteks nyata. Pendekatan penulisan berbasis literatur ini didasarkan pada
referensi akademik yang kredibel, dengan mengedepankan keterkaitan antara teori
dan praktik. Melalui artikel ini, diharapkan pembaca memperoleh pemahaman yang
menyeluruh dan aplikatif mengenai metodologi penelitian, baik dalam konteks
pendidikan, sosial, maupun profesional.
Kata Kunci: metode
penelitian, paradigma ilmiah, pendekatan kuantitatif dan kualitatif, teknik
pengumpulan data, analisis data, etika penelitian, laporan ilmiah, studi kasus.
PEMBAHASAN
Metode Penelitian Berdasarkan Referensi Kredibel
1.
Pendahuluan
Penelitian merupakan
salah satu pilar utama dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Tanpa adanya
penelitian yang sistematis, ilmu tidak akan berkembang secara valid, terukur,
dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam konteks akademik, penelitian bukan
sekadar proses menemukan pengetahuan baru, tetapi juga sarana untuk menguji teori, memperluas wawasan, dan memecahkan
berbagai permasalahan nyata yang dihadapi masyarakat. Oleh karena itu, metode
penelitian menjadi perangkat esensial yang harus dipahami oleh
setiap peneliti, baik dalam dunia pendidikan, sosial, sains, maupun bidang
terapan lainnya.
Metode penelitian
adalah cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu. Sugiyono mendefinisikan metode penelitian sebagai cara
ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel dengan tujuan dapat
ditemukan, dikembangkan, dan diuji kebenaran suatu pengetahuan tertentu.¹
Dengan demikian, keberhasilan suatu penelitian sangat tergantung pada ketepatan
metode yang digunakan, mulai dari perumusan masalah hingga penyusunan laporan
hasil penelitian.
Kemunculan berbagai
pendekatan dan paradigma dalam penelitian ilmiah tidak lepas dari perkembangan
filsafat ilmu pengetahuan. Paradigma positivistik, yang menjadi dasar
penelitian kuantitatif, menekankan objektivitas, pengukuran, dan generalisasi, sementara paradigma
interpretatif yang menjadi fondasi penelitian kualitatif lebih mengutamakan
pemahaman makna dan konteks sosial.² Perkembangan lebih lanjut melahirkan
pendekatan mixed
methods, yang menggabungkan kekuatan pendekatan kuantitatif dan
kualitatif untuk mendapatkan gambaran yang lebih holistik dan komprehensif.³
Kebutuhan terhadap
penguasaan metode penelitian kini menjadi lebih mendesak, tidak hanya di kalangan
akademisi, tetapi juga di kalangan profesional, pengambil kebijakan, hingga
pelaku industri. Hal ini sejalan dengan tuntutan zaman yang menekankan pada
pengambilan keputusan berbasis data (evidence-based decision making)
serta pentingnya inovasi yang berbasis riset.⁴ Sayangnya, tidak sedikit
penelitian yang lemah secara metodologis karena kurangnya pemahaman terhadap
prinsip-prinsip dasar metode penelitian. Akibatnya, hasil penelitian menjadi
tidak dapat diandalkan atau sulit diimplementasikan.
Artikel ini disusun
untuk memberikan pemahaman menyeluruh mengenai konsep dasar, pendekatan, jenis,
serta aplikasi praktis dari metode penelitian ilmiah. Pembahasan akan dimulai
dari pengertian dan ruang lingkup metode penelitian, dilanjutkan dengan
paradigma dan pendekatan, jenis penelitian, perumusan masalah, hingga proses
penyusunan laporan hasil penelitian. Dengan pemahaman yang mendalam dan
sistematis, diharapkan pembaca mampu merancang dan melaksanakan penelitian
ilmiah yang bermutu dan bermanfaat.
Footnotes
[1]
Sugiyono, Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2019), 2.
[2]
Norman K. Denzin and Yvonna S. Lincoln, eds., The Sage Handbook of Qualitative Research (Thousand Oaks: Sage Publications, 2011), 3–6.
[3]
John W. Creswell and Vicki L. Plano Clark, Designing and Conducting Mixed Methods Research (Thousand Oaks: SAGE Publications, 2018), 5–7.
[4]
W. Lawrence Neuman, Social
Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches, 7th ed. (Boston: Pearson, 2014), 30–32.
2.
Pengertian dan Ruang Lingkup Metode Penelitian
2.1.
Pengertian Metode
Penelitian
Secara etimologis,
kata metode
berasal dari bahasa Yunani methodos yang berarti “cara”
atau “jalan menuju suatu tujuan.” Dalam konteks ilmiah, metode merujuk
pada prosedur atau langkah-langkah sistematis yang digunakan dalam proses
memperoleh pengetahuan baru. Metode penelitian, dengan
demikian, adalah seperangkat prosedur sistematis yang digunakan untuk
mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan data guna menjawab suatu
pertanyaan atau menguji hipotesis ilmiah.
Sugiyono
mendefinisikan metode penelitian sebagai “cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel dengan tujuan
dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu pengetahuan.”_¹
Dalam pengertian ini, metode bukan hanya sekadar teknik atau prosedur teknis,
melainkan mengandung muatan filsafat dan logika ilmiah yang menjamin bahwa
proses perolehan pengetahuan dilakukan secara sah (valid) dan sahih (reliable).
Senada dengan itu,
John W. Creswell menjelaskan bahwa metode penelitian adalah rencana dan
prosedur yang mencakup langkah-langkah luas dari asumsi umum hingga metode
pengumpulan, analisis, dan interpretasi data yang spesifik.² Artinya, metode
penelitian tidak hanya berisi langkah-langkah praktis, tetapi juga mencerminkan
pendekatan filosofis yang dianut oleh peneliti.
2.2.
Ruang Lingkup Metode
Penelitian
Ruang lingkup metode
penelitian sangat luas, mencakup berbagai aspek dalam proses ilmiah yang saling
terkait dan saling memengaruhi. Setidaknya terdapat tiga
komponen utama dalam ruang lingkup metode penelitian:
1)
Pendekatan dan
Paradigma Ilmiah
Pendekatan (approach) mengacu pada strategi umum
dalam penelitian, seperti pendekatan kuantitatif, kualitatif, atau gabungan (mixed
methods). Paradigma ilmiah seperti positivisme, interpretivisme,
atau kritisisme menjadi dasar bagi pendekatan tersebut.³ Pilihan pendekatan ini
akan menentukan metode pengumpulan dan analisis data yang digunakan.
2)
Desain atau Rancangan
Penelitian
Desain penelitian meliputi jenis penelitian yang
dilakukan (deskriptif, eksploratif, eksperimental, dll.), unit analisis,
populasi dan sampel, teknik sampling, serta alat dan prosedur yang digunakan
dalam pengumpulan data. Rancangan ini menentukan bagaimana penelitian
dilaksanakan secara praktis.⁴
3)
Teknik dan Prosedur
Analisis Data
Teknik analisis data merupakan bagian penting
dari metode penelitian. Dalam penelitian kuantitatif, hal ini mencakup
penggunaan statistik deskriptif maupun inferensial; sementara dalam penelitian
kualitatif, analisis dilakukan melalui proses kategorisasi, tematisasi, dan
interpretasi makna.⁵
Ruang lingkup metode
penelitian juga mencakup persoalan validitas, reliabilitas, generalisasi,
serta etika
penelitian. Hal-hal ini menjadi tolok ukur apakah suatu
penelitian dapat diterima secara akademik dan bermanfaat secara praktis.⁶
Dengan demikian, penguasaan atas metode penelitian bukan hanya terkait dengan
aspek teknis, tetapi juga dengan kedalaman berpikir ilmiah dan tanggung jawab
etik dalam meneliti.
Footnotes
[1]
Sugiyono, Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2019), 2.
[2]
John W. Creswell, Research Design:
Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches, 4th ed. (Thousand Oaks: SAGE Publications, 2014),
3–5.
[3]
Norman K. Denzin and Yvonna S. Lincoln, eds., The Sage Handbook of Qualitative Research, 4th ed. (Thousand Oaks: Sage Publications, 2011),
91–94.
[4]
W. Lawrence Neuman, Social
Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches, 7th ed. (Boston: Pearson, 2014), 142–150.
[5]
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian
Kualitatif (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2018), 280–285.
[6]
Earl Babbie, The Practice of Social
Research, 14th ed. (Boston: Cengage
Learning, 2015), 65–70.
3.
Paradigma dan Pendekatan Penelitian
3.1.
Pengertian Paradigma
dalam Penelitian
Paradigma merupakan
suatu kerangka berpikir yang menjadi dasar dalam melihat realitas dan membentuk
pendekatan dalam proses penelitian. Thomas S. Kuhn mendefinisikan paradigma
sebagai “prestasi ilmiah yang diakui secara universal yang, untuk sementara
waktu, memberikan model masalah dan solusi yang sah kepada komunitas ilmiah.”_¹
Dalam konteks penelitian sosial dan humaniora, paradigma mencerminkan
seperangkat asumsi filosofis yang mempengaruhi cara pandang peneliti terhadap
realitas (ontologi), sumber pengetahuan (epistemologi), dan metode
(metodologi).
Paradigma sangat
penting karena memengaruhi bagaimana suatu fenomena dikaji, data dikumpulkan,
dan hasil ditafsirkan.² Dengan memahami paradigma, peneliti dapat menyadari
posisi ilmiahnya dan secara sadar memilih pendekatan penelitian yang konsisten
dengan cara pandangnya terhadap dunia.
3.2.
Tiga Paradigma Utama
dalam Penelitian
Dalam dunia
penelitian, terdapat tiga paradigma utama yang umum digunakan, yaitu positivisme,
interpretivisme,
dan kritik
sosial/kritis. Ketiga paradigma ini memiliki karakteristik dan
implikasi metodologis yang berbeda.
3.2.1. Paradigma Positivistik
Paradigma ini
berakar dari filsafat positivisme yang dikembangkan oleh Auguste Comte.
Paradigma ini melihat realitas sebagai sesuatu yang objektif, dapat diukur, dan
terpisah dari pengamat.³ Penelitian dengan paradigma ini biasanya bersifat
deduktif, menggunakan metode kuantitatif, dan bertujuan untuk menemukan
hukum-hukum universal yang berlaku umum.
Penelitian yang
berparadigma positivistik sangat menekankan pada validitas, reliabilitas, dan
generalisasi.⁴ Oleh karena itu, data yang digunakan adalah data empiris yang
dapat diuji secara statistik.
3.2.2.
Paradigma Interpretatif
Berbeda dengan
positivisme, paradigma interpretatif menganggap realitas sebagai konstruksi
sosial yang bersifat subjektif dan kontekstual.⁵ Peneliti dalam paradigma ini
berusaha memahami makna yang diberikan oleh individu atau kelompok terhadap
pengalaman mereka.
Paradigma ini
menggunakan pendekatan kualitatif, seperti studi kasus, etnografi, atau
fenomenologi. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi
partisipatif, dan dokumen, lalu dianalisis untuk memahami konteks dan makna.⁶
3.2.3.
Paradigma Kritis
Paradigma kritis
lahir dari pemikiran Karl Marx dan teori kritis Mazhab Frankfurt. Paradigma ini
tidak hanya bertujuan memahami realitas, tetapi juga mengkritisi dan mengubah
struktur sosial yang dianggap menindas atau tidak adil.⁷
Penelitian kritis
sering mengangkat isu-isu seperti ketimpangan sosial, dominasi budaya, dan
ketidakadilan struktural. Metodologi yang digunakan bisa bersifat
partisipatoris, di mana peneliti bekerja sama dengan komunitas untuk mendorong
perubahan sosial.⁸
3.3.
Pendekatan
Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Mixed Methods
Paradigma penelitian
sangat berkaitan dengan pendekatan yang digunakan dalam
penelitian. Secara umum, terdapat tiga pendekatan utama: kuantitatif,
kualitatif,
dan mixed
methods.
·
Pendekatan
Kuantitatif
Berangkat dari paradigma positivistik, pendekatan
ini menggunakan data numerik untuk menguji hipotesis dan menemukan pola umum.⁹
Penelitian kuantitatif cenderung bersifat eksplanatif dan mengandalkan
instrumen terstandar.
·
Pendekatan
Kualitatif
Selaras dengan paradigma interpretatif,
pendekatan ini menekankan pada eksplorasi makna, pengalaman, dan dinamika
sosial dalam konteks tertentu.¹⁰ Data bersifat naratif dan dianalisis secara
induktif.
·
Pendekatan
Mixed Methods
Merupakan gabungan dari pendekatan kuantitatif
dan kualitatif.¹¹ Pendekatan ini digunakan ketika peneliti ingin mendapatkan
pemahaman yang komprehensif terhadap suatu fenomena dari sisi objektif maupun
subjektif.
Pemilihan pendekatan
harus disesuaikan dengan tujuan penelitian, jenis pertanyaan penelitian, dan
posisi filosofis peneliti. Dengan memahami relasi antara paradigma dan
pendekatan, peneliti dapat merancang studi yang lebih utuh dan konsisten secara
metodologis.
Footnotes
[1]
Thomas S. Kuhn, The Structure of
Scientific Revolutions, 2nd ed.
(Chicago: University of Chicago Press, 1970), 10.
[2]
Donna M. Mertens, Research and Evaluation
in Education and Psychology: Integrating Diversity With Quantitative,
Qualitative, and Mixed Methods, 5th
ed. (Thousand Oaks: Sage Publications, 2020), 7–9.
[3]
Auguste Comte, The Positive Philosophy, trans. Harriet Martineau (New York: Calvin
Blanchard, 1855), 1–4.
[4]
W. Lawrence Neuman, Social
Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches, 7th ed. (Boston: Pearson, 2014), 98–99.
[5]
Norman K. Denzin and Yvonna S. Lincoln, eds., The Landscape of Qualitative Research, 4th ed. (Thousand Oaks: Sage Publications, 2013),
15–17.
[6]
Michael Quinn Patton, Qualitative
Research & Evaluation Methods,
3rd ed. (Thousand Oaks: Sage Publications, 2002), 39–41.
[7]
Max Horkheimer, Critical Theory:
Selected Essays (New York:
Continuum, 1972), 244–245.
[8]
Paulo Freire, Pedagogy of the
Oppressed (New York: Herder and
Herder, 1970), 79–81.
[9]
John W. Creswell, Research Design:
Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches, 4th ed. (Thousand Oaks: SAGE Publications, 2014),
155–160.
[10]
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian
Kualitatif (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2018), 6–10.
[11]
John W. Creswell and Vicki L. Plano Clark, Designing and Conducting Mixed Methods Research, 3rd ed. (Thousand Oaks: SAGE Publications, 2018),
5–8.
4.
Jenis-Jenis Penelitian
Jenis-jenis
penelitian dalam ilmu pengetahuan sangat beragam, tergantung pada tujuan,
pendekatan, serta konteks yang melatarbelakanginya. Klasifikasi ini penting
untuk membantu peneliti menentukan strategi yang paling sesuai dalam menjawab
permasalahan penelitian.¹ Dalam dunia akademik dan profesional, klasifikasi
umum terhadap jenis penelitian dapat dibagi ke dalam berbagai kategori, antara
lain: berdasarkan tujuan, pendekatan, dan bentuk aplikasinya.
4.1.
Berdasarkan Tujuan
Penelitian
4.1.1.
Penelitian Eksploratif
Penelitian
eksploratif bertujuan untuk menggali secara mendalam suatu fenomena yang belum
banyak diketahui atau dipahami.² Penelitian jenis ini biasanya dilakukan pada
tahap awal sebelum penelitian yang lebih sistematis, dan sering kali digunakan
untuk membentuk hipotesis awal.
4.1.2.
Penelitian Deskriptif
Penelitian
deskriptif dilakukan untuk memberikan gambaran atau deskripsi sistematis,
faktual, dan akurat tentang fakta-fakta atau karakteristik populasi tertentu.³
Data dalam penelitian ini biasanya disajikan dalam bentuk persentase, tabel,
grafik, atau diagram.
4.1.3.
Penelitian Eksplanatif (Penjelasan)
Penelitian
eksplanatif bertujuan menjelaskan hubungan sebab-akibat antara variabel.⁴
Penelitian ini bersifat kuantitatif dan menggunakan pendekatan deduktif, dengan
hipotesis yang diuji melalui teknik statistik inferensial.
4.2.
Berdasarkan
Pendekatan Penelitian
4.2.1.
Penelitian Kuantitatif
Penelitian
kuantitatif mengkaji fenomena berdasarkan data numerik dan analisis statistik.⁵
Tujuannya adalah untuk menguji teori, mengukur variabel, dan menghasilkan
generalisasi. Biasanya digunakan dalam penelitian survei dan eksperimen.
4.2.2.
Penelitian Kualitatif
Penelitian
kualitatif menekankan pada pemahaman makna, proses sosial, dan konteks dari
fenomena tertentu.⁶ Data yang digunakan bersifat deskriptif-naratif, diperoleh
melalui wawancara, observasi, dan analisis dokumen.
4.2.3.
Penelitian Mixed Methods
Pendekatan gabungan
atau mixed
methods mengintegrasikan unsur kuantitatif dan kualitatif dalam
satu penelitian.⁷ Tujuannya adalah mendapatkan pemahaman yang lebih holistik
terhadap fenomena yang dikaji.
4.3.
Berdasarkan Aplikasi
dan Fokus
4.3.1.
Penelitian Dasar (Basic Research)
Penelitian dasar
dilakukan untuk mengembangkan teori dan pengetahuan baru tanpa fokus langsung
pada aplikasi praktis.⁸ Penelitian ini penting untuk memperluas cakrawala
keilmuan jangka panjang.
4.3.2.
Penelitian Terapan (Applied Research)
Penelitian terapan
bertujuan memecahkan masalah nyata dalam kehidupan sosial, pendidikan,
teknologi, atau kesehatan.⁹ Hasilnya digunakan langsung untuk membuat kebijakan
atau meningkatkan praktik di lapangan.
4.4.
Jenis Penelitian
Spesifik Lainnya
4.4.1.
Penelitian Tindakan (Action Research)
Penelitian tindakan
bertujuan memperbaiki praktik melalui tindakan langsung yang dilakukan oleh
pelaku dalam konteks tertentu.¹⁰ Contohnya adalah guru yang meneliti strategi
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
4.4.2.
Penelitian Studi Kasus
Studi kasus adalah
pendekatan yang mendalam terhadap satu kasus tertentu (individu, kelompok,
institusi) dalam konteks nyata dan aktual.¹¹ Tujuannya adalah untuk memahami
dinamika kompleks dari suatu kasus secara menyeluruh.
4.4.3.
Penelitian Eksperimen
Penelitian
eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel
terhadap variabel lainnya dalam kondisi yang terkontrol.¹² Penelitian ini
sering digunakan di bidang psikologi, pendidikan, dan ilmu eksakta.
4.4.4.
Penelitian Evaluasi
Penelitian evaluasi
digunakan untuk menilai efektivitas suatu program, kebijakan, atau intervensi
tertentu.¹³ Biasanya digunakan oleh institusi pemerintah atau organisasi
nirlaba untuk pengambilan keputusan berbasis data.
Jenis-jenis
penelitian ini tidak bersifat eksklusif satu sama lain, bahkan sering kali
terjadi perpaduan yang saling melengkapi sesuai dengan kebutuhan masalah yang
dikaji. Pemilihan jenis penelitian yang tepat akan berdampak langsung pada
kualitas dan kegunaan hasil penelitian.
Footnotes
[1]
W. Lawrence Neuman, Social
Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches, 7th ed. (Boston: Pearson, 2014), 25–26.
[2]
Ranjit Kumar, Research Methodology: A
Step-by-Step Guide for Beginners,
5th ed. (London: SAGE Publications, 2022), 10–11.
[3]
John W. Creswell, Research Design:
Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches, 4th ed. (Thousand Oaks: SAGE Publications, 2014),
155–157.
[4]
Sugiyono, Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2019), 14–15.
[5]
Earl Babbie, The Practice of Social
Research, 14th ed. (Boston: Cengage
Learning, 2015), 80–82.
[6]
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian
Kualitatif (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2018), 4–7.
[7]
John W. Creswell and Vicki L. Plano Clark, Designing and Conducting Mixed Methods Research, 3rd ed. (Thousand Oaks: SAGE Publications, 2018),
12–15.
[8]
Michael D. Myers, “Qualitative Research in Business & Management,” SAGE Publications,
2013, 24.
[9]
Donald Ary et al., Introduction to
Research in Education, 9th ed.
(Boston: Cengage Learning, 2018), 29.
[10]
Jean McNiff and Jack Whitehead, Action
Research: Principles and Practice,
3rd ed. (London: Routledge, 2011), 8–9.
[11]
Robert K. Yin, Case Study Research and
Applications: Design and Methods,
6th ed. (Los Angeles: SAGE Publications, 2018), 15–17.
[12]
Geoffrey Maruyama and Stanley Deno, Research
in Educational Settings, (Thousand
Oaks: SAGE Publications, 1992), 89–90.
[13]
Michael Quinn Patton, Utilization-Focused
Evaluation, 4th ed. (Thousand Oaks:
SAGE Publications, 2008), 5–7.
5.
Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
5.1.
Pentingnya
Merumuskan Masalah Penelitian
Masalah penelitian
merupakan titik awal dan inti dari keseluruhan proses penelitian ilmiah. Suatu
penelitian yang baik selalu diawali oleh identifikasi masalah yang jelas,
spesifik, dan relevan secara akademik maupun praktis. Tanpa perumusan masalah
yang tajam, penelitian akan kehilangan arah dan menjadi tidak fokus.¹
Menurut Ranjit
Kumar, “the formulation of a research problem is the most crucial step in
the research process,” karena akan menentukan seluruh desain, strategi, dan
pendekatan penelitian yang akan digunakan.² Hal ini menunjukkan bahwa perumusan
masalah bukan sekadar langkah teknis, melainkan tahap konseptual yang menuntut
pemahaman mendalam terhadap konteks, teori, dan isu-isu empiris yang relevan.
5.2.
Sumber dan
Identifikasi Masalah Penelitian
Masalah penelitian
dapat bersumber dari berbagai hal, seperti:
·
Kajian
literatur yang mengungkap adanya celah atau konflik teori.
·
Fenomena
sosial aktual yang menimbulkan pertanyaan.
·
Pengalaman
praktis di lapangan yang menunjukkan permasalahan nyata.
·
Rekomendasi
penelitian sebelumnya yang menyarankan studi lanjutan.
Sugiyono
mengelompokkan sumber masalah ke dalam tiga kategori: (1) observasi terhadap
gejala sosial, (2) hasil kajian pustaka, dan (3) pengalaman pribadi peneliti.³
Penting bagi peneliti untuk menilai apakah masalah yang diangkat layak
diteliti (researchable), memiliki nilai
kontribusi ilmiah, dan berada dalam jangkauan
kemampuan dan sumber daya yang tersedia.⁴
5.3.
Karakteristik
Masalah yang Baik
Masalah penelitian
yang baik seharusnya:
·
Dinyatakan secara jelas,
ringkas, dan spesifik.
·
Berakar pada fenomena
yang aktual dan relevan.
·
Memiliki dasar
teoritis yang kuat.
·
Dapat dipecahkan melalui
metode ilmiah.
·
Memungkinkan untuk diukur
atau dianalisis secara sistematis.⁵
Sebuah masalah yang
terlalu luas atau terlalu sempit akan menghambat proses penelitian. Oleh karena
itu, peneliti perlu membatasi ruang lingkup dengan tegas dan merumuskannya
dalam bentuk pertanyaan penelitian.
5.4.
Rumusan Masalah
dalam Bentuk Pertanyaan dan Hipotesis
Perumusan masalah
dapat dituangkan dalam bentuk pertanyaan penelitian (research
question) yang mengarahkan fokus kajian. Untuk pendekatan kuantitatif,
pertanyaan tersebut seringkali dijabarkan ke dalam hipotesis,
yaitu pernyataan sementara yang akan diuji kebenarannya melalui data empiris.⁶
Contoh rumusan
masalah:
·
“Bagaimana pengaruh
metode pembelajaran X terhadap hasil belajar siswa Y?”
·
“Apa makna simbolik dari
ritual tradisi Z dalam masyarakat A?”
Dalam penelitian
kualitatif, rumusan masalah cenderung bersifat eksploratif dan terbuka terhadap
dinamika temuan lapangan.⁷ Sedangkan dalam pendekatan kuantitatif, rumusan
masalah lebih bersifat tegas, terukur, dan fokus pada hubungan antar-variabel.
5.5.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian
adalah pernyataan yang merinci apa yang ingin dicapai peneliti dari studi yang
dilakukan. Tujuan ini harus selaras dengan rumusan masalah dan menjelaskan arah
kegiatan penelitian secara operasional.
Tujuan dapat
bersifat:
·
Eksploratif:
menggali fenomena atau gagasan yang belum banyak dikaji.
·
Deskriptif:
menggambarkan fenomena secara rinci dan sistematis.
·
Eksplanatif:
menjelaskan hubungan atau pengaruh antar-variabel.
Menurut Creswell,
tujuan penelitian dinyatakan dalam bentuk kalimat deklaratif yang menunjukkan
fokus utama studi serta pendekatan yang digunakan.⁸
Contoh tujuan:
·
“Untuk mengetahui
pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan.”
·
“Untuk mendeskripsikan
persepsi masyarakat terhadap kebijakan lingkungan di daerah X.”
Perumusan tujuan
yang jelas akan memudahkan peneliti dalam menyusun desain metodologis, memilih
instrumen, serta menyajikan dan menganalisis data secara terarah.
Kesimpulan
Perumusan masalah
dan tujuan penelitian adalah fondasi utama dalam proses ilmiah. Tanpa keduanya,
penelitian akan kehilangan arah dan validitasnya diragukan. Seorang peneliti
yang cermat harus mampu mengidentifikasi permasalahan yang signifikan, merumuskannya
secara sistematis, serta menyusun tujuan yang terukur dan selaras dengan
metodologi yang akan digunakan.
Footnotes
[1]
W. Lawrence Neuman, Social
Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches, 7th ed. (Boston: Pearson, 2014), 88–90.
[2]
Ranjit Kumar, Research Methodology: A
Step-by-Step Guide for Beginners,
5th ed. (London: SAGE Publications, 2022), 62.
[3]
Sugiyono, Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2019), 39–40.
[4]
Donald Ary et al., Introduction to
Research in Education, 9th ed.
(Boston: Cengage Learning, 2018), 50.
[5]
M. D. Gall, J. P. Gall, and W. R. Borg, Educational Research: An Introduction, 8th ed. (Boston: Pearson, 2007), 91–92.
[6]
John W. Creswell, Educational Research:
Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research, 5th ed. (Boston: Pearson, 2015), 121–122.
[7]
Norman K. Denzin and Yvonna S. Lincoln, eds., The Sage Handbook of Qualitative Research, 4th ed. (Thousand Oaks: Sage Publications, 2011),
11–12.
[8]
John W. Creswell, Research Design:
Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches, 4th ed. (Thousand Oaks: SAGE Publications, 2014),
122.
6.
Kajian Pustaka dan Landasan Teori
6.1.
Pengertian Kajian
Pustaka
Kajian pustaka (literature
review) adalah bagian penting dari proses penelitian yang berfungsi
untuk menelaah penelitian terdahulu, teori-teori yang relevan, serta berbagai
temuan ilmiah yang berkaitan dengan topik yang sedang dikaji. Kajian ini
menjadi fondasi konseptual bagi peneliti dalam merumuskan masalah, menyusun
kerangka teoritis, serta mengidentifikasi celah penelitian (research
gap) yang dapat diisi oleh studi yang sedang dilakukan.
Menurut Machi dan
McEvoy, kajian pustaka bukan sekadar kumpulan ringkasan dari
penelitian-penelitian sebelumnya, melainkan analisis kritis dan sintesis
terhadap literatur yang relevan untuk membangun landasan ilmiah dan argumen
penelitian.¹ Kajian pustaka yang kuat dapat menunjukkan bahwa peneliti memahami
konteks teoretis dan empiris dari topik yang dikaji, serta menempatkan
penelitiannya dalam posisi yang tepat dalam lanskap keilmuan.
6.2.
Tujuan dan Fungsi
Kajian Pustaka
Kajian pustaka
memiliki beberapa fungsi utama:
·
Mengidentifikasi
kesenjangan pengetahuan yang belum dijawab oleh penelitian
sebelumnya.²
·
Menghindari
duplikasi penelitian yang tidak perlu.
·
Menunjukkan
relevansi topik penelitian dengan teori dan studi terdahulu.
·
Membantu
merumuskan hipotesis atau pertanyaan penelitian berdasarkan
temuan yang ada.
·
Menyusun
kerangka teoritis dan konseptual yang mendasari analisis data.
Creswell menekankan
bahwa kajian pustaka merupakan sarana untuk “meletakkan dasar teoritis dari
masalah penelitian” dan menjadi landasan dalam menyusun kerangka konseptual
penelitian.³
6.3.
Sumber Kajian
Pustaka
Sumber-sumber dalam
kajian pustaka harus relevan, kredibel, dan mutakhir.
Idealnya, peneliti mengandalkan publikasi ilmiah seperti:
·
Artikel jurnal bereputasi (peer-reviewed).
·
Buku ilmiah dari penerbit
akademik.
·
Disertasi atau tesis dari
institusi pendidikan tinggi.
·
Prosiding konferensi
ilmiah.
·
Laporan riset institusi
yang diakui.
Peneliti harus mampu
menyeleksi
dan menyintesis
literatur, bukan hanya merangkum.⁴ Teknik sitasi dan penggunaan sistem
referensi yang konsisten (seperti gaya APA, MLA, atau Chicago) juga menjadi
bagian dari etika ilmiah dalam kajian pustaka.
6.4.
Pengertian Landasan
Teori
Landasan teori
merupakan bagian dari kajian pustaka yang secara khusus memuat konsep-konsep
teoritis yang digunakan untuk menjelaskan dan menganalisis
variabel dalam penelitian.⁵ Teori berfungsi sebagai pisau analisis dalam
menjelaskan hubungan antarkomponen dalam penelitian.
George E. Mills
menyatakan bahwa teori dalam penelitian berfungsi sebagai lensa untuk melihat
dunia empiris; ia membantu peneliti memahami fenomena secara sistematis, bukan
sekadar mengumpulkan data secara acak.⁶ Landasan teori juga digunakan sebagai
dasar untuk menyusun kerangka berpikir dalam penelitian kuantitatif maupun
kualitatif.
6.5.
Penyusunan Kerangka
Teoritis dan Kerangka Konseptual
Dari hasil kajian
pustaka dan identifikasi teori-teori yang relevan, peneliti menyusun:
·
Kerangka
teoritis, yang menjelaskan teori-teori utama dan
keterkaitannya.
·
Kerangka
konseptual, yang menjabarkan hubungan antarvariabel berdasarkan
teori dan asumsi yang dikembangkan peneliti sendiri.
Dalam pendekatan
kuantitatif, kerangka konseptual membantu menyusun hipotesis yang dapat diuji
secara empiris.⁷ Dalam pendekatan kualitatif, kerangka ini berfungsi sebagai
panduan fleksibel untuk memahami data dan konteks.
Kesimpulan
Kajian pustaka dan
landasan teori merupakan komponen kunci dalam penelitian ilmiah. Keduanya
menunjukkan sejauh mana peneliti memahami literatur, menguasai konsep-konsep
teoretis, serta mampu menyusun fondasi konseptual yang kuat dan logis. Dengan
menyusun kajian pustaka dan landasan teori yang sistematis, penelitian akan
memiliki arah yang jelas, kerangka analisis yang kokoh, serta kontribusi ilmiah
yang dapat dipertanggungjawabkan.
Footnotes
[1]
Lawrence A. Machi and Brenda T. McEvoy, The Literature Review: Six Steps to Success, 3rd ed. (Thousand Oaks: Corwin Press, 2016), 3.
[2]
Diana Ridley, The Literature Review:
A Step-by-Step Guide for Students,
2nd ed. (London: SAGE Publications, 2012), 19.
[3]
John W. Creswell, Educational Research:
Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research, 5th ed. (Boston: Pearson, 2015), 78.
[4]
Wayne C. Booth, Gregory G. Colomb, and Joseph M. Williams, The Craft of Research,
4th ed. (Chicago: University of Chicago Press, 2016), 99–101.
[5]
Donald Ary et al., Introduction to
Research in Education, 9th ed.
(Boston: Cengage Learning, 2018), 98.
[6]
George E. Mills, Action Research: A
Guide for the Teacher Researcher,
5th ed. (Boston: Pearson, 2014), 45.
[7]
W. Lawrence Neuman, Social
Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches, 7th ed. (Boston: Pearson, 2014), 114–117.
7.
Teknik Pengumpulan Data
7.1.
Pengertian
Pengumpulan Data
Pengumpulan data
adalah proses sistematis untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam
menjawab pertanyaan penelitian, menguji hipotesis, dan mencapai tujuan
penelitian. Teknik pengumpulan data merupakan salah satu aspek penting dalam
desain metodologi, karena kualitas data sangat menentukan keabsahan (validitas)
dan keandalan (reliabilitas) hasil penelitian.¹
Menurut Creswell,
pengumpulan data mencakup identifikasi lokasi penelitian, partisipan, prosedur,
serta instrumen yang digunakan dalam proses pencatatan informasi.² Teknik
pengumpulan data harus disesuaikan dengan pendekatan penelitian yang
digunakan—baik kuantitatif, kualitatif, maupun kombinasi (mixed
methods).
7.2.
Teknik Pengumpulan
Data dalam Penelitian Kuantitatif
Penelitian
kuantitatif menggunakan data numerik dan mengandalkan instrumen yang
memungkinkan pengukuran objektif. Beberapa teknik umum dalam pendekatan ini
meliputi:
7.2.1.
Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan
alat pengumpulan data berupa serangkaian pertanyaan tertulis yang diberikan
kepada responden.³ Kuesioner dapat bersifat tertutup (dengan pilihan jawaban)
atau terbuka. Kelebihannya terletak pada efisiensi dalam menjangkau banyak
responden secara serentak.
7.2.2.
Tes
Tes digunakan untuk
mengukur kemampuan, pengetahuan, atau karakteristik individu secara
kuantitatif. Dalam bidang pendidikan, tes sering digunakan untuk menilai
prestasi belajar siswa.⁴ Validitas dan reliabilitas alat tes harus diuji
terlebih dahulu.
7.2.3.
Observasi Terstruktur
Observasi
terstruktur dilakukan dengan pedoman atau instrumen yang telah ditentukan
sebelumnya. Peneliti mencatat frekuensi atau intensitas suatu perilaku dalam
situasi tertentu.⁵ Teknik ini cocok untuk penelitian eksperimental atau survei
lapangan.
7.2.4.
Dokumentasi Kuantitatif
Dokumen statistik,
data laporan, atau arsip resmi dapat dijadikan sumber data kuantitatif apabila
diolah secara sistematis. Misalnya, data demografi, laporan keuangan, atau
nilai akademik siswa.
7.3.
Teknik Pengumpulan
Data dalam Penelitian Kualitatif
Dalam pendekatan
kualitatif, teknik pengumpulan data bersifat fleksibel, kontekstual, dan
menekankan pemahaman makna. Beberapa teknik utama meliputi:
7.3.1.
Wawancara Mendalam (In-depth Interview)
Wawancara mendalam
dilakukan untuk menggali pengalaman, persepsi, atau pandangan subjek secara
detail.⁶ Teknik ini dapat bersifat terstruktur, semi-terstruktur, atau tidak
terstruktur, tergantung pada fleksibilitas yang diinginkan peneliti.
7.3.2.
Observasi Partisipatif
Dalam observasi
partisipatif, peneliti ikut terlibat dalam lingkungan sosial subjek untuk
memahami pola perilaku dan interaksi secara langsung.⁷ Observasi ini memberikan
data kontekstual yang tidak selalu dapat diungkapkan melalui wawancara.
7.3.3.
Analisis Dokumen dan Arsip
Peneliti kualitatif
juga dapat menggunakan dokumen (surat, catatan harian, laporan kegiatan) atau
arsip (foto, video, rekaman) sebagai sumber data.⁸ Analisis dilakukan dengan
mencermati makna yang terkandung dalam dokumen tersebut dalam konteks sosial
budaya subjek penelitian.
7.4.
Triangulasi Data
Untuk meningkatkan validitas
dan kredibilitas data, peneliti sering menggunakan teknik triangulasi,
yaitu penggabungan berbagai metode, sumber, atau peneliti dalam proses
pengumpulan data.⁹ Denzin membedakan empat jenis triangulasi: triangulasi data,
triangulasi peneliti, triangulasi teori, dan triangulasi metode.¹⁰ Dengan
triangulasi, keandalan interpretasi data dapat ditingkatkan dan bias subjektif
dapat diminimalisasi.
7.5.
Pertimbangan dalam
Pemilihan Teknik
Pemilihan teknik
pengumpulan data harus mempertimbangkan beberapa hal berikut:
·
Jenis
data yang dibutuhkan (kuantitatif atau kualitatif).
·
Karakteristik
partisipan (usia, tingkat pendidikan, keterbukaan).
·
Konteks
dan lokasi penelitian.
·
Sumber
daya yang tersedia (waktu, biaya, alat).
·
Tingkat
sensitivitas informasi yang dikumpulkan.
Kesesuaian antara
teknik pengumpulan data dan desain penelitian akan menentukan keberhasilan
dalam memperoleh informasi yang valid dan relevan dengan tujuan penelitian.
Kesimpulan
Teknik pengumpulan
data merupakan bagian krusial dalam setiap proses penelitian ilmiah. Pemilihan
teknik yang tepat, pelaksanaan yang cermat, serta penggunaan pendekatan
triangulatif akan sangat menentukan kualitas data yang dikumpulkan. Baik dalam
pendekatan kuantitatif yang menuntut ketepatan pengukuran, maupun dalam
pendekatan kualitatif yang menuntut kedalaman makna, pengumpulan data harus
dilakukan secara sistematis, etis, dan sesuai dengan kaidah ilmiah.
Footnotes
[1]
Donald Ary et al., Introduction to
Research in Education, 9th ed.
(Boston: Cengage Learning, 2018), 118.
[2]
John W. Creswell, Research Design:
Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches, 4th ed. (Thousand Oaks: SAGE Publications, 2014),
157.
[3]
W. Lawrence Neuman, Social
Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches, 7th ed. (Boston: Pearson, 2014), 302–303.
[4]
Geoffrey Maruyama and Stanley Deno, Research
in Educational Settings (Thousand
Oaks: SAGE Publications, 1992), 93.
[5]
Louis Cohen, Lawrence Manion, and Keith Morrison, Research Methods in Education, 8th ed. (London: Routledge, 2018), 526.
[6]
Michael Quinn Patton, Qualitative
Research & Evaluation Methods,
3rd ed. (Thousand Oaks: SAGE Publications, 2002), 341–344.
[7]
Norman K. Denzin and Yvonna S. Lincoln, eds., The Sage Handbook of Qualitative Research, 4th ed. (Thousand Oaks: Sage Publications, 2011),
471–472.
[8]
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian
Kualitatif (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2018), 217–220.
[9]
Sugiyono, Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2019), 374.
[10]
Norman K. Denzin, The Research Act: A
Theoretical Introduction to Sociological Methods, 3rd ed. (Englewood Cliffs: Prentice Hall, 1989),
236–237.
8.
Teknik Analisis Data
8.1.
Pengertian Analisis
Data
Analisis data
merupakan proses sistematis dalam mengolah, menata, dan menginterpretasikan
data yang telah dikumpulkan sehingga menghasilkan kesimpulan yang bermakna dan
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.¹ Proses ini tidak hanya berkaitan
dengan mengorganisasi data, tetapi juga dengan mengekstraksi makna, menemukan
pola, menjelaskan hubungan, dan menguji hipotesis.
Menurut Miles,
Huberman, dan Saldaña, analisis data adalah aktivitas yang melibatkan tiga alur
kegiatan utama yang berlangsung secara bersamaan, yakni reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan.² Teknik analisis yang digunakan sangat
dipengaruhi oleh pendekatan penelitian—kuantitatif, kualitatif, atau gabungan
keduanya (mixed methods).
8.2.
Analisis Data dalam
Penelitian Kuantitatif
Penelitian
kuantitatif menggunakan data berbentuk angka dan teknik analisis yang bersifat
statistik. Tujuan utama analisis kuantitatif adalah untuk menggambarkan
dan menguji
hubungan antarvariabel melalui metode deduktif.³
Beberapa teknik
analisis data kuantitatif antara lain:
8.2.1.
Analisis Statistik Deskriptif
Teknik ini digunakan
untuk menggambarkan karakteristik data melalui ukuran-ukuran statistik seperti
mean (rata-rata), median, modus, standar deviasi, dan distribusi frekuensi.⁴
Statistik deskriptif membantu memberikan gambaran umum dari data yang
diperoleh.
8.2.2.
Analisis Statistik Inferensial
Statistik
inferensial digunakan untuk menguji hipotesis dan membuat generalisasi dari
sampel ke populasi.⁵ Teknik ini meliputi uji-t, ANOVA, regresi, korelasi, dan chi-square.
Penggunaan teknik ini memerlukan asumsi-asumsi tertentu seperti normalitas,
homogenitas, dan independensi data.
8.2.3.
Analisis Regresi dan Korelasi
Regresi digunakan
untuk mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya, sementara
korelasi digunakan untuk melihat hubungan antarvariabel tanpa menentukan
sebab-akibat.⁶ Analisis ini banyak digunakan dalam bidang pendidikan, sosial,
dan ekonomi.
Pemrosesan data
kuantitatif biasanya dilakukan dengan bantuan perangkat lunak statistik seperti
SPSS, STATA, atau R.
8.3.
Analisis Data dalam
Penelitian Kualitatif
Penelitian
kualitatif menghasilkan data berupa narasi, deskripsi, atau teks, yang
dianalisis dengan pendekatan induktif dan interpretatif.⁷ Tujuan utama analisis
kualitatif adalah untuk memahami makna, pola, dan konteks dari data yang
diperoleh.
Teknik analisis yang
umum digunakan meliputi:
8.3.1.
Analisis Tematik
Merupakan proses
identifikasi tema atau pola yang muncul dari data naratif.⁸ Peneliti membaca
dan mengkode data, lalu mengelompokkan kode-kode menjadi tema yang relevan.
Teknik ini banyak digunakan dalam studi fenomenologi, wawancara mendalam, dan
studi kasus.
8.3.2.
Coding dan Kategorisasi
Data mentah
dikodekan (coding) ke dalam unit-unit informasi, yang kemudian dikelompokkan
menjadi kategori untuk menemukan struktur makna.⁹ Proses ini bisa dilakukan secara
manual atau dengan bantuan software seperti NVivo atau ATLAS.ti.
8.3.3.
Analisis Naratif dan Wacana
Analisis ini
digunakan untuk menafsirkan bagaimana narasi atau teks mencerminkan konstruksi
sosial dan budaya. Digunakan dalam penelitian media, komunikasi, dan kajian
budaya.¹⁰
8.3.4.
Analisis Interaktif (Miles dan Huberman)
Menurut Miles dan
Huberman, analisis kualitatif terdiri dari tiga komponen: reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.¹¹ Model ini menekankan
pada keterkaitan ketiga elemen dalam proses yang berulang dan saling
memengaruhi.
8.4.
Analisis Data dalam
Pendekatan Mixed Methods
Dalam pendekatan mixed
methods, data kuantitatif dan kualitatif dianalisis secara paralel
atau berurutan, kemudian dibandingkan dan dikombinasikan untuk memperoleh
pemahaman yang lebih holistik.¹² Teknik ini menuntut keahlian dalam dua jenis
analisis sekaligus serta strategi integrasi yang tepat, seperti teknik convergent
design, explanatory sequential, atau exploratory
sequential design.
8.5.
Validitas dan
Reliabilitas Analisis
Dalam kuantitatif, validitas
mengacu pada sejauh mana instrumen mengukur apa yang seharusnya diukur,
sedangkan reliabilitas mengacu pada
konsistensi hasil pengukuran.¹³ Dalam kualitatif, istilah seperti kredibilitas,
dependabilitas,
dan konfirmabilitas
digunakan sebagai padanan untuk menilai keandalan dan keabsahan temuan.¹⁴
Peneliti harus
menyertakan strategi untuk menjamin keabsahan data seperti uji validitas
statistik, triangulasi, member checking, atau audit trail tergantung pendekatan
yang digunakan.
Kesimpulan
Teknik analisis data
merupakan tahapan penting dalam proses penelitian karena dari sinilah makna,
pola, dan jawaban atas pertanyaan penelitian ditemukan. Baik dalam pendekatan
kuantitatif yang menekankan generalisasi dan pengujian hipotesis, maupun
kualitatif yang mengeksplorasi makna dan konteks sosial, analisis data harus
dilakukan secara sistematis, teliti, dan sesuai dengan standar ilmiah yang
berlaku. Pemilihan teknik analisis yang tepat akan sangat menentukan kualitas
dan kontribusi ilmiah dari suatu penelitian.
Footnotes
[1]
Donald Ary et al., Introduction to
Research in Education, 9th ed.
(Boston: Cengage Learning, 2018), 161.
[2]
Matthew B. Miles, A. Michael Huberman, and Johnny Saldaña, Qualitative Data Analysis: A Methods Sourcebook, 3rd ed. (Thousand Oaks: SAGE Publications, 2014),
12.
[3]
W. Lawrence Neuman, Social
Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches, 7th ed. (Boston: Pearson, 2014), 315.
[4]
John W. Creswell, Educational Research:
Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research, 5th ed. (Boston: Pearson, 2015), 192.
[5]
Ranjit Kumar, Research Methodology: A
Step-by-Step Guide for Beginners,
5th ed. (London: SAGE Publications, 2022), 249–250.
[6]
Louis Cohen, Lawrence Manion, and Keith Morrison, Research Methods in Education, 8th ed. (London: Routledge, 2018), 600–603.
[7]
Norman K. Denzin and Yvonna S. Lincoln, eds., The Sage Handbook of Qualitative Research, 4th ed. (Thousand Oaks: Sage Publications, 2011),
415.
[8]
Virginia Braun and Victoria Clarke, “Using Thematic Analysis in
Psychology,” Qualitative Research in
Psychology 3, no. 2 (2006): 77–101.
[9]
Michael Quinn Patton, Qualitative
Research & Evaluation Methods,
3rd ed. (Thousand Oaks: SAGE Publications, 2002), 453–456.
[10]
Margaret Wetherell, Stephanie Taylor, and Simeon J. Yates, Discourse as Data: A Guide for Analysis (London: SAGE Publications, 2001), 20–22.
[11]
Matthew B. Miles, A. Michael Huberman, and Johnny Saldaña, Qualitative Data Analysis, 14.
[12]
John W. Creswell and Vicki L. Plano Clark, Designing and Conducting Mixed Methods Research, 3rd ed. (Thousand Oaks: SAGE Publications, 2018),
225–230.
[13]
Geoffrey Maruyama and Stanley Deno, Research
in Educational Settings (Thousand
Oaks: SAGE Publications, 1992), 78.
[14]
Yvonna S. Lincoln and Egon G. Guba, Naturalistic
Inquiry (Newbury Park: SAGE
Publications, 1985), 301–304.
9.
Etika Penelitian
9.1.
Pengertian Etika
Penelitian
Etika penelitian
merupakan seperangkat prinsip moral dan norma perilaku yang harus dipatuhi oleh
peneliti dalam seluruh tahapan penelitian, mulai dari perencanaan, pengumpulan
data, analisis, hingga publikasi hasil.¹ Etika ini bertujuan untuk menjaga
integritas ilmiah, melindungi hak-hak partisipan, dan mencegah terjadinya
penyimpangan yang dapat merusak kredibilitas penelitian.
Menurut Israel dan
Hay, etika penelitian menuntut adanya keseimbangan antara pencarian kebenaran
ilmiah dengan penghormatan terhadap martabat dan kebebasan individu yang
terlibat dalam penelitian.² Oleh karena itu, tanggung jawab etis melekat dalam
setiap langkah kegiatan ilmiah.
9.2.
Prinsip-Prinsip
Etika Penelitian
Beberapa prinsip
dasar yang menjadi pedoman dalam etika penelitian meliputi:
9.2.1.
Informed Consent (Persetujuan Informasi)
Partisipan penelitian
harus diberikan penjelasan yang jelas tentang tujuan, prosedur, manfaat, dan
risiko penelitian sebelum mereka memutuskan untuk berpartisipasi secara
sukarela.³ Konsep informed consent menjamin bahwa
tidak ada paksaan dan bahwa partisipan memiliki kendali atas keikutsertaan
mereka.
9.2.2.
Anonymity dan Confidentiality
Etika penelitian
menuntut perlindungan identitas dan kerahasiaan data partisipan.⁴ Informasi
yang dikumpulkan tidak boleh digunakan untuk tujuan yang merugikan atau di luar
konteks penelitian. Identitas partisipan bisa disamarkan menggunakan kode atau
pseudonim.
9.2.3.
Non-Maleficence dan Beneficence
Prinsip non-maleficence
mengharuskan peneliti untuk tidak membahayakan partisipan secara fisik,
psikologis, maupun sosial. Sebaliknya, beneficence mengarahkan penelitian
agar memberikan manfaat yang optimal baik bagi partisipan maupun masyarakat
luas.⁵
9.2.4.
Justice (Keadilan)
Penelitian harus
menjamin bahwa semua individu memiliki kesempatan yang adil untuk
berpartisipasi dan memperoleh manfaat dari hasil penelitian.⁶ Diskriminasi
berdasarkan gender, etnis, usia, atau status sosial harus dihindari.
9.3.
Etika dalam
Pengumpulan dan Pengolahan Data
Dalam tahap
pengumpulan data, peneliti harus memastikan bahwa metode yang digunakan tidak
memanipulasi, menipu, atau merugikan responden.⁷ Data harus diperoleh secara
sah dan tidak boleh direkayasa. Dalam tahap analisis, interpretasi harus
dilakukan secara objektif tanpa mengabaikan atau memanipulasi hasil demi
mendukung hipotesis peneliti.
9.4.
Etika dalam
Penulisan dan Publikasi Ilmiah
Etika juga berlaku
dalam penulisan dan penyebaran hasil penelitian. Beberapa hal penting antara
lain:
·
Menghindari
plagiarisme, yaitu menggunakan karya atau ide orang lain tanpa
menyebutkan sumber secara layak.⁸
·
Mengutip
sumber secara akurat dengan menggunakan gaya kutipan ilmiah
yang sesuai.
·
Mencantumkan
kontribusi penulis secara adil dalam publikasi bersama.
·
Menghindari
manipulasi data dan hasil, termasuk publikasi ganda (duplicate
publication) yang tidak sah secara etika.
Pelanggaran terhadap
etika akademik, seperti fabrikasi dan falsifikasi data, termasuk dalam kategori
pelanggaran berat dan dapat dikenai sanksi akademik maupun hukum.⁹
9.5.
Persetujuan Etik
(Ethical Clearance)
Penelitian yang
melibatkan manusia sebagai subjek, terutama dalam bidang kesehatan, pendidikan,
dan psikologi, sering kali mensyaratkan adanya persetujuan etik dari lembaga
etik penelitian. Dewan etik akan meninjau kelayakan prosedur penelitian dari
sisi etis sebelum penelitian dijalankan.¹⁰ Ini bertujuan untuk memastikan bahwa
hak dan kesejahteraan partisipan dilindungi dengan maksimal.
Kesimpulan
Etika penelitian
merupakan landasan moral yang tidak terpisahkan dari integritas ilmiah. Dalam
dunia akademik dan profesi, komitmen terhadap prinsip etika menjadi tolok ukur
kredibilitas dan tanggung jawab sosial peneliti. Penerapan etika yang konsisten
tidak hanya melindungi partisipan dan menjaga reputasi peneliti, tetapi juga
memperkuat kepercayaan publik terhadap dunia ilmu pengetahuan.
Footnotes
[1]
David B. Resnik, “What Is Ethics in Research & Why Is It
Important?” National Institute of
Environmental Health Sciences, 2015,
https://www.niehs.nih.gov/research/resources/bioethics/whatis/.
[2]
Mark Israel and Iain Hay, Research
Ethics for Social Scientists, 2nd
ed. (London: SAGE Publications, 2006), 5–6.
[3]
John W. Creswell, Educational Research:
Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research, 5th ed. (Boston: Pearson, 2015), 91.
[4]
W. Lawrence Neuman, Social
Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches, 7th ed. (Boston: Pearson, 2014), 152–153.
[5]
Tom Beauchamp and James Childress, Principles
of Biomedical Ethics, 7th ed.
(Oxford: Oxford University Press, 2013), 13–15.
[6]
Babbie, Earl R., The Basics of Social
Research, 7th ed. (Boston: Cengage
Learning, 2016), 70.
[7]
Ranjit Kumar, Research Methodology: A
Step-by-Step Guide for Beginners,
5th ed. (London: SAGE Publications, 2022), 246.
[8]
Wayne C. Booth, Gregory G. Colomb, and Joseph M. Williams, The Craft of Research,
4th ed. (Chicago: University of Chicago Press, 2016), 261–263.
[9]
Nicholas H. Steneck, ORI
Introduction to the Responsible Conduct of Research, rev. ed. (Washington, DC: U.S. Department of Health
and Human Services, 2007), 9.
[10]
World Health Organization (WHO), Standards
and Operational Guidance for Ethics Review of Health-Related Research with
Human Participants (Geneva: WHO
Press, 2011), 13–15.
10.
Penyusunan Laporan Penelitian
10.1.
Pengertian Laporan
Penelitian
Laporan penelitian
adalah dokumen ilmiah yang menyajikan hasil dari suatu proses penelitian secara
sistematis, logis, dan objektif. Laporan ini tidak hanya berfungsi sebagai
bukti pertanggungjawaban ilmiah atas kegiatan penelitian, tetapi juga sebagai
sarana untuk menyebarluaskan pengetahuan yang telah dihasilkan kepada komunitas
akademik dan masyarakat luas.¹
Menurut Fraenkel dan
Wallen, penyusunan laporan penelitian harus mencerminkan urutan logis dari
kegiatan penelitian yang telah dilakukan, mulai dari identifikasi masalah
hingga penarikan kesimpulan.² Dengan kata lain, laporan penelitian adalah
bentuk naratif dari metodologi dan hasil riset yang telah dirancang secara
sistematik.
10.2.
Struktur Umum
Laporan Penelitian
Secara umum, laporan
penelitian akademik disusun mengikuti struktur IMRAD (Introduction, Method,
Results, and Discussion), yang merupakan standar dalam penulisan ilmiah
internasional.³ Struktur ini dapat disesuaikan tergantung pada konteks
institusi, jenis penelitian, dan tujuan publikasi.
10.2.1. Halaman Awal
·
Sampul dan halaman judul
·
Pernyataan orisinalitas
atau keaslian
·
Abstrak
·
Kata pengantar
·
Daftar isi, daftar tabel,
daftar gambar
10.2.2. Pendahuluan
Berisi latar
belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, dan ruang lingkup penelitian.⁴
Pendahuluan menjelaskan konteks masalah dan urgensi penelitian.
10.2.3. Tinjauan Pustaka dan Landasan
Teori
Menampilkan hasil
kajian literatur dan teori yang digunakan sebagai dasar dalam menganalisis
data.
10.2.4. Metodologi Penelitian
Menjelaskan jenis
dan pendekatan penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian,
populasi dan sampel, serta teknik analisis data yang digunakan.⁵
10.2.5. Hasil Penelitian
Menyajikan temuan
dari data yang telah dianalisis. Dalam penelitian kuantitatif, bagian ini
disertai dengan tabel, grafik, atau statistik. Dalam penelitian kualitatif,
temuan disajikan dalam bentuk narasi dan kutipan langsung.⁶
10.2.6. Pembahasan
Menganalisis dan menginterpretasikan hasil penelitian dengan mengaitkannya
pada teori dan penelitian terdahulu. Pembahasan menjawab rumusan masalah dan
menguji hipotesis (jika ada).
10.2.7. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan berisi
jawaban ringkas terhadap tujuan penelitian, sedangkan saran mencakup
rekomendasi praktis atau arah penelitian selanjutnya.⁷
10.2.8. Daftar Pustaka
Memuat semua sumber
yang dirujuk dalam laporan dengan mengikuti gaya sitasi yang konsisten (APA,
Chicago, MLA, dll).⁸
10.2.9. Lampiran
Berisi instrumen
penelitian, hasil uji validitas dan reliabilitas, data mentah, dokumentasi, dan
lainnya.
10.3.
Penulisan Abstrak
dan Kata Kunci
Abstrak merupakan
ringkasan dari seluruh isi laporan yang mencakup latar belakang, tujuan,
metode, hasil, dan simpulan, biasanya terdiri dari 150–250 kata.⁹ Di bawah
abstrak, disertakan kata kunci (keywords) yang membantu
dalam pengindeksan dan pencarian artikel di basis data ilmiah.
10.4.
Aspek Bahasa dan
Gaya Penulisan Ilmiah
Laporan penelitian
harus menggunakan bahasa yang objektif, lugas, jelas, dan tidak emosional.⁰
Gaya penulisan harus konsisten, baik dalam penggunaan istilah, bentuk kutipan,
maupun format penyajian data. Penggunaan kalimat aktif dan struktur kalimat yang
efisien sangat dianjurkan dalam laporan ilmiah.
10.5.
Publikasi Hasil
Penelitian
Laporan penelitian
yang telah disusun dapat dikembangkan menjadi artikel ilmiah untuk
dipublikasikan di jurnal, prosiding seminar, atau repositori digital.¹¹
Publikasi ini tidak hanya meningkatkan diseminasi ilmu pengetahuan, tetapi juga
memperkuat reputasi akademik peneliti.
Dalam konteks
akademik, seperti tugas akhir mahasiswa, tesis, atau disertasi, penyusunan
laporan juga menjadi salah satu syarat kelulusan yang harus
dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan etis.
Kesimpulan
Penyusunan laporan
penelitian adalah tahap akhir yang sangat penting dalam proses ilmiah. Laporan
yang baik tidak hanya menunjukkan kemampuan peneliti dalam menyusun temuan
secara sistematis, tetapi juga menjadi sumbangan pengetahuan baru bagi
perkembangan ilmu dan praktik. Oleh karena itu, penguasaan teknik dan struktur
penulisan laporan sangat penting untuk memastikan hasil penelitian dapat
dipahami, diakses, dan dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat akademik dan
publik.
Footnotes
[1]
John W. Creswell, Educational Research:
Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research, 5th ed. (Boston: Pearson, 2015), 281.
[2]
Jack R. Fraenkel, Norman E. Wallen, and Helen H. Hyun, How to Design and Evaluate Research in Education, 9th ed. (New York: McGraw-Hill, 2018), 614.
[3]
American Psychological Association, Publication
Manual of the American Psychological Association, 7th ed. (Washington, DC: APA, 2020), 30.
[4]
Ranjit Kumar, Research Methodology: A
Step-by-Step Guide for Beginners,
5th ed. (London: SAGE Publications, 2022), 290.
[5]
W. Lawrence Neuman, Social
Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches, 7th ed. (Boston: Pearson, 2014), 410–412.
[6]
Matthew B. Miles, A. Michael Huberman, and Johnny Saldaña, Qualitative Data Analysis: A Methods Sourcebook, 3rd ed. (Thousand Oaks: SAGE Publications, 2014),
279.
[7]
Donald Ary et al., Introduction to
Research in Education, 9th ed.
(Boston: Cengage Learning, 2018), 318.
[8]
Wayne C. Booth, Gregory G. Colomb, and Joseph M. Williams, The Craft of Research,
4th ed. (Chicago: University of Chicago Press, 2016), 275–280.
[9]
American Psychological Association, APA
Manual, 7th ed., 38.
[10]
Barbara M. Byrne, Writing and Publishing
Your Thesis, Dissertation & Research: A Guide for Students in the Helping
Professions (Pacific Grove:
Brooks/Cole, 2001), 93.
[11]
Anne Lee, Successful Research
Supervision: Advising Students Doing Research (London: Routledge, 2012), 122–125.
11.
Studi Kasus dan Aplikasi Praktis
11.1.
Pentingnya Studi
Kasus dalam Pembelajaran Metodologi
Studi kasus dalam
konteks pembelajaran metode penelitian merupakan strategi yang sangat efektif
untuk menjembatani teori dan praktik. Studi kasus memberikan gambaran nyata
tentang bagaimana metode-metode penelitian diterapkan dalam situasi riil,
sehingga membantu mahasiswa atau peneliti pemula memahami kompleksitas proses
penelitian secara utuh.¹ Menurut Yin, studi kasus memungkinkan eksplorasi
mendalam terhadap suatu fenomena dalam konteks kehidupan nyata dengan
mempertimbangkan berbagai variabel yang saling berkaitan.²
11.2.
Contoh Studi Kasus
Penelitian Kuantitatif
Judul: Pengaruh
Model Pembelajaran Kooperatif terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMP
Ringkasan:
Penelitian ini menggunakan desain eksperimen
semu (quasi-experimental) dengan pendekatan kuantitatif.
Sampel terdiri dari dua kelas: kelas eksperimen yang menggunakan model
kooperatif tipe STAD dan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah. Data
dikumpulkan melalui tes hasil belajar dan dianalisis dengan uji-t. Hasilnya
menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol,
yang mengindikasikan efektivitas model kooperatif.³
Aplikasi Praktis:
Penelitian ini menunjukkan bagaimana desain
eksperimen, teknik sampling, instrumen tes, dan analisis statistik dapat
diimplementasikan dalam dunia pendidikan. Peneliti juga harus mempertimbangkan
etika dalam eksperimen, terutama dalam perlakuan yang adil terhadap kedua
kelompok.
11.3.
Contoh Studi Kasus
Penelitian Kualitatif
Judul: Makna
Religiusitas dalam Kehidupan Kaum Urban Muslim di Jakarta
Ringkasan:
Penelitian ini menggunakan pendekatan
fenomenologi untuk menggali pengalaman spiritual kaum urban dalam kehidupan
sehari-hari. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara mendalam dan observasi
partisipatif terhadap informan yang dipilih secara purposif. Analisis dilakukan
dengan teknik coding terbuka dan tematik.⁴
Aplikasi Praktis:
Penelitian ini mengilustrasikan penggunaan
wawancara kualitatif, teknik pemilihan informan, dan pendekatan interpretatif
dalam memahami makna sosial. Peneliti dituntut untuk menjaga etika, seperti
informed consent dan menjaga kerahasiaan identitas narasumber.
11.4.
Contoh Studi Kasus
Mixed Methods
Judul: Studi
tentang Literasi Digital Mahasiswa: Gabungan Survei dan Wawancara Kualitatif
Ringkasan:
Penelitian ini menggunakan desain convergent
mixed methods, di mana data kuantitatif dikumpulkan melalui
kuesioner skala Likert untuk mengukur tingkat literasi digital, sementara data
kualitatif diperoleh melalui wawancara untuk menggali persepsi dan tantangan
yang dihadapi mahasiswa. Data dari kedua sumber dianalisis secara terpisah,
lalu dibandingkan dan diinterpretasikan secara integratif.⁵
Aplikasi Praktis:
Pendekatan ini menunjukkan bagaimana data
kuantitatif dan kualitatif dapat saling memperkuat dalam menjelaskan fenomena
secara lebih holistik. Peneliti perlu menguasai kedua pendekatan dan mampu
mengintegrasikan hasilnya secara logis.
11.5.
Latihan Aplikasi
untuk Mahasiswa
Sebagai bagian dari
pembelajaran metode penelitian, mahasiswa dapat dilatih menyusun proposal mini
berdasarkan template yang disederhanakan:
·
Menentukan masalah
penelitian aktual dari lingkungan sekitar.
·
Merumuskan tujuan
dan pertanyaan penelitian.
·
Memilih pendekatan
dan metode yang sesuai.
·
Merancang instrumen
sederhana (kuesioner atau panduan wawancara).
·
Melakukan simulasi pengumpulan
dan analisis data dalam skala terbatas.
Pendekatan ini
sejalan dengan model experiential learning yang
menekankan belajar melalui praktik langsung.⁶
11.6.
Peran Studi Kasus
dalam Penguatan Kompetensi Peneliti
Dengan mempelajari
studi kasus, peneliti tidak hanya memahami aspek teknis seperti desain dan
analisis, tetapi juga aspek etika, keterbatasan sumber daya, dinamika
lapangan, serta pentingnya fleksibilitas dan refleksi
dalam proses penelitian.⁷ Hal ini membantu dalam membentuk sikap ilmiah dan
profesionalisme sebagai peneliti yang adaptif dan bertanggung jawab.
Kesimpulan
Studi kasus dan
aplikasi praktis dalam pembelajaran metode penelitian merupakan komponen
penting untuk membentuk pemahaman holistik dan keterampilan aplikatif. Melalui
pendekatan ini, peneliti tidak hanya menguasai konsep-konsep metodologis,
tetapi juga mampu menerapkannya secara nyata, menghadapi tantangan lapangan,
dan menghasilkan penelitian yang bermakna bagi pengembangan ilmu dan praktik
sosial.
Footnotes
[1]
Barbara Bassot, The Research Journal: A
Reflective Tool for Your First Independent Research Project (London: Macmillan International, 2020), 43.
[2]
Robert K. Yin, Case Study Research and
Applications: Design and Methods,
6th ed. (Los Angeles: SAGE Publications, 2018), 15.
[3]
Sugiyono, Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2019), 137–142.
[4]
Michael Quinn Patton, Qualitative
Research & Evaluation Methods,
3rd ed. (Thousand Oaks: SAGE Publications, 2002), 106–107.
[5]
John W. Creswell and Vicki L. Plano Clark, Designing and Conducting Mixed Methods Research, 3rd ed. (Thousand Oaks: SAGE Publications, 2018),
215–220.
[6]
David Kolb, Experiential Learning:
Experience as the Source of Learning and Development (Englewood Cliffs: Prentice Hall, 1984), 41.
[7]
Anne Edwards and Peter Gilroy, Thinking
Through Ethics and Values in Primary Education (London: SAGE Publications, 2002), 87.
12.
Penutup
Metode penelitian
merupakan fondasi utama dalam kegiatan ilmiah yang berfungsi sebagai panduan
sistematis untuk memperoleh pengetahuan yang valid dan dapat
dipertanggungjawabkan. Tanpa metode yang tepat, proses penelitian bisa
kehilangan arah, mengalami kekeliruan analisis, atau bahkan menghasilkan
simpulan yang menyesatkan. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang
metode penelitian menjadi kompetensi esensial bagi setiap
peneliti, akademisi, maupun praktisi.¹
Artikel ini telah
menguraikan berbagai aspek penting dalam metodologi penelitian, mulai dari
konsep dasar, paradigma, pendekatan, jenis-jenis penelitian, teknik pengumpulan
dan analisis data, hingga penyusunan laporan dan aplikasi praktis. Dengan
menyajikan studi kasus nyata dan membahas prinsip-prinsip etika yang menyertai
proses penelitian, pembahasan ini tidak hanya memberikan pemahaman teoretis
tetapi juga kontekstualisasi penerapan metodologi dalam
kehidupan ilmiah nyata.²
Salah satu tantangan
utama dalam pelaksanaan penelitian adalah menjaga konsistensi
metodologis, yaitu kesesuaian antara rumusan masalah, tujuan,
pendekatan, teknik pengumpulan data, dan metode analisis.³ Peneliti perlu
menyadari bahwa metode bukanlah sekadar prosedur teknis, tetapi juga
mencerminkan filosofi ilmiah dan integritas intelektual yang mendasari seluruh
proses pencarian pengetahuan.⁴ Oleh sebab itu, pelatihan metode penelitian
harus mencakup dimensi reflektif, analitis, dan etis sekaligus.
Di era informasi dan
teknologi saat ini, pendekatan penelitian menjadi semakin beragam dan kompleks,
terutama dengan hadirnya data digital, kecerdasan buatan, dan kolaborasi lintas
disiplin. Hal ini menuntut peneliti untuk tidak hanya menguasai metode
konvensional, tetapi juga mampu beradaptasi dengan
perkembangan baru, termasuk penggunaan software analisis data, integrasi
pendekatan mixed
methods, serta keterampilan dalam menyusun artikel ilmiah untuk
diseminasi hasil penelitian.⁵
Sebagai penutup,
dapat disimpulkan bahwa keberhasilan sebuah penelitian tidak hanya ditentukan
oleh kecanggihan teknik atau alat yang digunakan, tetapi lebih pada ketajaman
analisis, kepekaan terhadap konteks, dan komitmen etis peneliti dalam setiap
tahap proses ilmiah. Dengan bekal pemahaman metodologi yang
kuat dan aplikatif, diharapkan para peneliti dapat memberikan kontribusi nyata
dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan pemecahan masalah di masyarakat.
Footnotes
[1]
Donald Ary et al., Introduction to
Research in Education, 9th ed.
(Boston: Cengage Learning, 2018), 14.
[2]
Michael Quinn Patton, Qualitative
Research & Evaluation Methods,
3rd ed. (Thousand Oaks: SAGE Publications, 2002), 63.
[3]
W. Lawrence Neuman, Social
Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches, 7th ed. (Boston: Pearson, 2014), 112–113.
[4]
Wayne C. Booth, Gregory G. Colomb, and Joseph M. Williams, The Craft of Research,
4th ed. (Chicago: University of Chicago Press, 2016), 38.
[5]
John W. Creswell and Vicki L. Plano Clark, Designing and Conducting Mixed Methods Research, 3rd ed. (Thousand Oaks: SAGE Publications, 2018),
243–245.
Daftar Pustaka
American Psychological Association. (2020). Publication
manual of the American Psychological Association (7th ed.). APA.
Ary, D., Jacobs, L. C., Sorensen, C., & Walker,
D. A. (2018). Introduction to research in education (9th ed.). Cengage
Learning.
Bassot, B. (2020). The research journal: A
reflective tool for your first independent research project. Macmillan
International.
Beauchamp, T. L., & Childress, J. F. (2013). Principles
of biomedical ethics (7th ed.). Oxford University Press.
Booth, W. C., Colomb, G. G., & Williams, J. M.
(2016). The craft of research (4th ed.). University of Chicago Press.
Braun, V., & Clarke, V. (2006). Using thematic
analysis in psychology. Qualitative Research in Psychology, 3(2),
77–101. https://doi.org/10.1191/1478088706qp063oa
Byrne, B. M. (2001). Writing and publishing your
thesis, dissertation & research: A guide for students in the helping
professions. Brooks/Cole.
Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. (2018). Research
methods in education (8th ed.). Routledge.
Creswell, J. W. (2014). Research design:
Qualitative, quantitative, and mixed methods approaches (4th ed.). SAGE
Publications.
Creswell, J. W. (2015). Educational research:
Planning, conducting, and evaluating quantitative and qualitative research
(5th ed.). Pearson.
Creswell, J. W., & Plano Clark, V. L. (2018). Designing
and conducting mixed methods research (3rd ed.). SAGE Publications.
Denzin, N. K. (1989). The research act: A
theoretical introduction to sociological methods (3rd ed.). Prentice Hall.
Denzin, N. K., & Lincoln, Y. S. (Eds.). (2011).
The Sage handbook of qualitative research (4th ed.). SAGE Publications.
Edwards, A., & Gilroy, P. (2002). Thinking
through ethics and values in primary education. SAGE Publications.
Fraenkel, J. R., Wallen, N. E., & Hyun, H. H.
(2018). How to design and evaluate research in education (9th ed.).
McGraw-Hill Education.
Israel, M., & Hay, I. (2006). Research
ethics for social scientists: Between ethical conduct and regulatory compliance
(2nd ed.). SAGE Publications.
Kolb, D. A. (1984). Experiential learning:
Experience as the source of learning and development. Prentice Hall.
Kumar, R. (2022). Research methodology: A
step-by-step guide for beginners (5th ed.). SAGE Publications.
Lincoln, Y. S., & Guba, E. G. (1985). Naturalistic
inquiry. SAGE Publications.
Machi, L. A., & McEvoy, B. T. (2016). The
literature review: Six steps to success (3rd ed.). Corwin Press.
Maruyama, G., & Deno, S. (1992). Research in
educational settings. SAGE Publications.
Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldaña, J. (2014).
Qualitative data analysis: A methods sourcebook (3rd ed.). SAGE
Publications.
Mills, G. E. (2014). Action research: A guide
for the teacher researcher (5th ed.). Pearson.
Moleong, L. J. (2018). Metodologi penelitian
kualitatif (Edisi revisi). Remaja Rosdakarya.
Neuman, W. L. (2014). Social research methods:
Qualitative and quantitative approaches (7th ed.). Pearson Education.
Patton, M. Q. (2002). Qualitative research &
evaluation methods (3rd ed.). SAGE Publications.
Resnik, D. B. (2015). What is ethics in research
& why is it important? National Institute of Environmental Health
Sciences. https://www.niehs.nih.gov/research/resources/bioethics/whatis/
Ridley, D. (2012). The literature review: A
step-by-step guide for students (2nd ed.). SAGE Publications.
Steneck, N. H. (2007). ORI introduction to the
responsible conduct of research (Rev. ed.). U.S. Department of Health and
Human Services.
Sugiyono. (2019). Metode penelitian kuantitatif,
kualitatif, dan R&D. Alfabeta.
Wetherell, M., Taylor, S., & Yates, S. J.
(2001). Discourse as data: A guide for analysis. SAGE Publications.
World Health Organization. (2011). Standards and
operational guidance for ethics review of health-related research with human
participants. WHO Press.
Yin, R. K. (2018). Case study research and
applications: Design and methods (6th ed.). SAGE Publications.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar