Generasi Y (Millennials)
“Pengertian, Hal
Positif, Kritik, dan Apa yang Sedang Dilakukan Generasi Y Saat Ini?”
1.
Pendahuluan
Generasi Y, yang juga dikenal sebagai Millennials,
adalah kelompok generasi yang lahir antara awal tahun 1980-an hingga
pertengahan 1990-an atau awal 2000-an, tergantung pada definisi spesifik yang
digunakan oleh para peneliti.¹ Istilah "Generasi Y" pertama kali
diperkenalkan oleh para sosiolog untuk menggambarkan generasi setelah Generasi X, menyoroti perbedaan signifikan dalam perilaku, nilai, dan pola pikir yang
dimiliki kelompok ini.² Generasi ini tumbuh di tengah perkembangan pesat
teknologi informasi, globalisasi, dan perubahan sosial yang memengaruhi cara
mereka memandang dunia.³
Sebagai generasi pertama yang tumbuh bersama
internet dan teknologi digital, Generasi Y menunjukkan karakteristik unik yang
membedakan mereka dari generasi sebelumnya. Mereka dikenal sebagai generasi
yang sangat terhubung melalui media sosial, memiliki pola pikir global, dan
cenderung lebih terbuka terhadap perbedaan budaya, ras, dan gender.⁴ Selain
itu, perubahan dalam pola pendidikan dan ekonomi global, seperti meningkatnya
akses pendidikan tinggi dan pergeseran dari pekerjaan manual ke pekerjaan
berbasis pengetahuan, juga membentuk cara mereka berinteraksi dengan dunia.⁵
Namun, di balik kelebihan tersebut, Generasi Y juga
menghadapi berbagai tantangan. Mereka sering digambarkan sebagai generasi yang
terlalu bergantung pada teknologi, cenderung tidak sabar, dan memiliki tingkat
stres yang tinggi akibat tekanan untuk mencapai kesuksesan dalam karier dan
kehidupan pribadi.⁶ Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai
pengertian Generasi Y, potensi positif yang dimiliki, kritik terhadap kelemahan
mereka, serta apa yang sedang mereka lakukan dalam berbagai aspek kehidupan
saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam tentang
Generasi Y, sehingga pembaca dapat melihat peran mereka dalam membentuk dunia
masa depan secara lebih bijaksana.
Catatan Kaki
[1]
Strauss, William, dan Neil Howe. Generations: The History of
America’s Future, 1584 to 2069. New York: Harper Perennial, 1991.
[2]
Tapscott, Don. Growing Up Digital: The Rise of the Net Generation.
New York: McGraw-Hill, 1998.
[3]
Pew Research Center. "Defining Generations: Where Millennials End
and Generation Z Begins." Washington, D.C.: Pew Research, 2019.
[4]
Howe, Neil, dan William Strauss. Millennials Rising: The Next Great
Generation. New York: Vintage, 2000.
[5]
Twenge, Jean M. Generation Me: Why Today’s Young Americans Are More
Confident, Assertive, Entitled—and More Miserable Than Ever Before. New
York: Atria Books, 2006.
[6]
Kohn, Melvin L., dan Carmi Schooler. Work and Personality: An Inquiry
into the Impact of Social Stratification. Norwood: Ablex, 1983.
2.
Pengertian
Generasi Y
Generasi Y, yang juga dikenal dengan sebutan
Millennials, merupakan kelompok generasi yang lahir setelah Generasi X dan
sebelum Generasi Z. Definisi yang umum digunakan menyebutkan bahwa Generasi Y
mencakup individu yang lahir antara tahun 1981 hingga 1996, meskipun beberapa
peneliti memperluas rentang ini hingga awal 2000-an.¹ Istilah "Millennials"
pertama kali dipopulerkan oleh William Strauss dan Neil Howe dalam buku mereka Millennials
Rising: The Next Great Generation, untuk menggambarkan generasi yang tumbuh
besar pada pergantian milenium kedua.²
2.1. Karakteristik Umum Generasi Y
Generasi Y memiliki karakteristik yang sangat
dipengaruhi oleh perkembangan teknologi digital dan globalisasi.³ Mereka adalah
generasi pertama yang mengalami masa kecil atau remaja dengan kehadiran
internet, telepon seluler, dan media sosial sebagai bagian integral dari
kehidupan sehari-hari.⁴ Generasi ini juga ditandai dengan tingkat pendidikan
yang lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya, dengan banyak di antara
mereka mengenyam pendidikan tinggi dan memiliki akses luas terhadap informasi.⁵
Dalam hal perilaku, Generasi Y dikenal sebagai
generasi yang adaptif, kolaboratif, dan inovatif. Mereka sering menunjukkan
pola pikir yang lebih terbuka terhadap perbedaan budaya, gender, dan agama,
mencerminkan nilai-nilai keberagaman yang berkembang dalam masyarakat modern.⁶
Selain itu, Generasi Y juga memiliki aspirasi tinggi dalam mencapai
keseimbangan antara karier dan kehidupan pribadi, menunjukkan pergeseran nilai
dibandingkan generasi sebelumnya yang lebih fokus pada stabilitas ekonomi.⁷
2.2. Pengaruh Lingkungan terhadap Generasi Y
Generasi Y tumbuh besar dalam periode transformasi
sosial dan ekonomi yang signifikan, seperti:
1)
Kemajuan Teknologi:
Era internet
dan media sosial menciptakan cara baru dalam berkomunikasi, bekerja, dan
belajar.⁸
2)
Globalisasi:
Eksposur
terhadap budaya global menjadikan mereka lebih inklusif dalam pola pikir.⁹
3)
Kondisi Ekonomi:
Banyak
Millennials yang memasuki dunia kerja selama atau setelah krisis ekonomi global
2008, yang memengaruhi pandangan mereka terhadap pekerjaan dan stabilitas
finansial.¹⁰
Pemahaman tentang pengertian Generasi Y tidak hanya
penting untuk mengenal karakteristik mereka, tetapi juga untuk memahami dampak
signifikan yang mereka miliki dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk di
bidang sosial, budaya, ekonomi, dan politik.
Catatan Kaki
[1]
Strauss, William, dan Neil Howe. Millennials Rising: The Next Great
Generation. New York: Vintage Books, 2000.
[2]
Pew Research Center. "Defining Generations: Where Millennials End
and Generation Z Begins." Washington, D.C.: Pew Research, 2019.
[3]
Twenge, Jean M. Generation Me: Why Today’s Young Americans Are More
Confident, Assertive, Entitled—and More Miserable Than Ever Before. New
York: Atria Books, 2006.
[4]
Tapscott, Don. Growing Up Digital: The Rise of the Net Generation.
New York: McGraw-Hill, 1998.
[5]
Espinoza, Chip, Mick Ukleja, dan Craig Rusch. Managing the
Millennials: Discover the Core Competencies for Managing Today’s Workforce.
Hoboken: Wiley, 2010.
[6]
Howe, Neil, dan William Strauss. Generations: The History of
America's Future, 1584 to 2069. New York: Harper Perennial, 1991.
[7]
Dorsey, Jason Ryan. Y-Size Your Business: How Gen Y Employees Can
Save You Money and Grow Your Business. Hoboken: Wiley, 2010.
[8]
Tapscott, Don. The Digital Economy: Promise and Peril in the Age of
Networked Intelligence. New York: McGraw-Hill, 1995.
[9]
Gansky, Lisa. The Mesh: Why the Future of Business Is Sharing.
New York: Penguin, 2010.
[10]
Kalleberg, Arne L. Good Jobs, Bad Jobs: The Rise of Polarized and
Precarious Employment Systems in the United States, 1970s to 2000s. New
York: Russell Sage Foundation, 2011.
3.
Hal-Hal
Positif Terkait Generasi Y
Generasi Y (Millennials) sering dianggap sebagai
generasi yang membawa perubahan signifikan di berbagai bidang kehidupan.
Sebagai kelompok yang tumbuh bersama perkembangan teknologi dan globalisasi,
mereka memiliki berbagai kelebihan yang membedakan mereka dari generasi
sebelumnya. Berikut ini adalah beberapa hal positif terkait Generasi Y yang
telah diidentifikasi oleh berbagai penelitian:
3.1. Kemampuan Teknologi yang Tinggi
Generasi Y adalah generasi pertama yang tumbuh di
tengah era digital. Mereka sangat terbiasa dengan perangkat teknologi seperti
komputer, internet, dan smartphone.¹ Kemampuan ini menjadikan mereka cepat
beradaptasi dengan teknologi baru, sehingga mereka sering memimpin dalam
inovasi teknologi, baik di tempat kerja maupun dalam kehidupan sehari-hari.²
Dalam dunia kerja, keahlian teknologi mereka meningkatkan efisiensi dan
memungkinkan organisasi untuk menerapkan solusi berbasis teknologi dengan lebih
cepat.³
3.2. Inovasi dan Kreativitas
Generasi Y dikenal memiliki tingkat kreativitas
yang tinggi.⁴ Mereka sering kali menemukan cara baru untuk memecahkan masalah
dan menciptakan peluang di berbagai bidang seperti teknologi, seni, dan
bisnis.⁵ Banyak di antara mereka yang terjun ke dunia startup dan ekonomi
kreatif, menciptakan produk dan layanan inovatif yang mengubah cara hidup
manusia.⁶ Kemampuan ini juga didukung oleh akses mereka ke pendidikan dan
sumber daya digital yang melimpah.⁷
3.3. Kesadaran Sosial yang Tinggi
Generasi Y memiliki kepedulian tinggi terhadap
isu-isu global seperti perubahan iklim, keadilan sosial, kesetaraan gender, dan
hak asasi manusia.⁸ Mereka lebih cenderung mendukung gerakan sosial dan
terlibat dalam kegiatan amal dibandingkan generasi sebelumnya.⁹ Dalam survei
yang dilakukan oleh Deloitte pada tahun 2020, mayoritas Millennials menyatakan
bahwa mereka merasa bertanggung jawab untuk berkontribusi pada komunitas dan
lingkungan.¹⁰
3.4. Fokus pada Kolaborasi
Generasi Y lebih kolaboratif dibandingkan generasi
sebelumnya.¹¹ Mereka cenderung bekerja secara tim, berbagi ide, dan menciptakan
solusi bersama.¹² Pola pikir kolaboratif ini sering kali tercermin dalam cara
mereka membangun jaringan sosial dan profesional, baik melalui media sosial
maupun komunitas lokal.¹³
3.5. Fleksibilitas dan Adaptasi
Generasi Y menunjukkan fleksibilitas tinggi dalam
menghadapi perubahan. Mereka mampu menyesuaikan diri dengan dinamika dunia
kerja yang terus berubah, seperti transisi dari pekerjaan tradisional ke
pekerjaan berbasis teknologi atau remote work.¹⁴ Generasi ini juga dikenal
mampu menjalani berbagai peran secara bersamaan, seperti menjadi pekerja,
pelajar, dan entrepreneur.¹⁵
3.6. Nilai Keseimbangan Hidup
Berbeda dengan generasi sebelumnya yang sering
memprioritaskan pekerjaan di atas segalanya, Generasi Y sangat menghargai
keseimbangan antara karier dan kehidupan pribadi.¹⁶ Mereka mencari pekerjaan
yang memungkinkan mereka memiliki waktu untuk keluarga, hobi, dan aktivitas
sosial.¹⁷ Pendekatan ini menciptakan pola kerja yang lebih manusiawi dan
berkelanjutan.
Catatan Kaki
[1]
Tapscott, Don. Growing Up Digital: The Rise of the Net Generation.
New York: McGraw-Hill, 1998.
[2]
Espinoza, Chip, Mick Ukleja, dan Craig Rusch. Managing the
Millennials: Discover the Core Competencies for Managing Today’s Workforce.
Hoboken: Wiley, 2010.
[3]
Gansky, Lisa. The Mesh: Why the Future of Business Is Sharing.
New York: Penguin, 2010.
[4]
Florida, Richard. The Rise of the Creative Class. New York: Basic
Books, 2002.
[5]
Twenge, Jean M. Generation Me: Why Today’s Young Americans Are More
Confident, Assertive, Entitled—and More Miserable Than Ever Before. New
York: Atria Books, 2006.
[6]
Dorsey, Jason Ryan. Y-Size Your Business: How Gen Y Employees Can
Save You Money and Grow Your Business. Hoboken: Wiley, 2010.
[7]
Howe, Neil, dan William Strauss. Millennials Rising: The Next Great
Generation. New York: Vintage, 2000.
[8]
Pew Research Center. "Millennials and Social Issues: A Generation
Driven by Values." Washington, D.C.: Pew Research, 2019.
[9]
Deloitte. Global Millennial Survey 2020. London: Deloitte
Insights, 2020.
[10]
Tapscott, Don. The Digital Economy: Promise and Peril in the Age of
Networked Intelligence. New York: McGraw-Hill, 1995.
[11]
Kohn, Melvin L., dan Carmi Schooler. Work and Personality: An Inquiry
into the Impact of Social Stratification. Norwood: Ablex, 1983.
[12]
Twenge, Jean M. iGen: Why Today’s Super-Connected Kids Are Growing Up
Less Rebellious, More Tolerant, Less Happy—and Completely Unprepared for
Adulthood. New York: Atria Books, 2017.
[13]
Gansky, Lisa. The Mesh: Why the Future of Business Is Sharing.
New York: Penguin, 2010.
[14]
Florida, Richard. The New Urban Crisis. New York: Basic Books,
2017.
[15]
Espinoza, Chip, Mick Ukleja, dan Craig Rusch. Managing the
Millennials: Discover the Core Competencies for Managing Today’s Workforce.
Hoboken: Wiley, 2010.
[16]
Dorsey, Jason Ryan. Y-Size Your Business: How Gen Y Employees Can
Save You Money and Grow Your Business. Hoboken: Wiley, 2010.
[17]
Deloitte. Global Millennial Survey 2020. London: Deloitte
Insights, 2020.
4.
Kritik
terhadap Hal-Hal Negatif Generasi Y
Generasi Y (Millennials) sering kali dipuji atas
inovasi, kreativitas, dan kontribusi mereka terhadap perkembangan teknologi dan
masyarakat modern. Namun, generasi ini juga tidak lepas dari kritik terhadap
kelemahan yang mereka miliki. Kritik tersebut biasanya muncul dari perbedaan
nilai dan pandangan antar generasi, terutama dalam aspek budaya kerja, hubungan
interpersonal, dan gaya hidup. Berikut adalah beberapa kritik utama terhadap
hal-hal negatif Generasi Y berdasarkan penelitian dan literatur kredibel.
4.1. Ketergantungan pada Teknologi
Salah satu kritik utama terhadap Generasi Y adalah
tingginya ketergantungan mereka pada teknologi. Generasi ini tumbuh besar
dengan internet, media sosial, dan perangkat pintar, yang sering kali membuat
mereka menghabiskan waktu berlebihan di dunia digital.¹ Ketergantungan ini
dianggap dapat melemahkan kemampuan mereka untuk membangun hubungan
interpersonal yang mendalam dan menghadapi tantangan dunia nyata tanpa bantuan
teknologi.² Selain itu, penggunaan teknologi secara berlebihan juga dikaitkan
dengan penurunan produktivitas dan meningkatnya tingkat kecemasan.³
4.2. Kurangnya Kesabaran
Budaya instan yang didorong oleh teknologi, seperti
akses cepat ke informasi melalui internet dan layanan on-demand, telah
memengaruhi Generasi Y menjadi generasi yang kurang sabar.⁴ Mereka sering
menginginkan hasil yang cepat dalam pekerjaan, karier, dan hubungan, tanpa
melalui proses panjang yang diperlukan.⁵ Dalam dunia kerja, hal ini terkadang
memunculkan persepsi bahwa mereka kurang menghargai hierarki dan kurang toleran
terhadap sistem tradisional.⁶
4.3. Individualisme yang Berlebihan
Generasi Y sering diasosiasikan dengan
individualisme yang tinggi.⁷ Fokus besar pada pengembangan diri dan pencapaian
pribadi terkadang membuat mereka terlihat kurang peduli terhadap komunitas atau
lingkungan sekitar.⁸ Individualisme ini juga tercermin dalam preferensi mereka
untuk bekerja secara fleksibel atau sendiri, yang dapat mengurangi rasa
solidaritas dalam tim kerja.⁹ Beberapa kritikus menyebut ini sebagai salah satu
alasan rendahnya loyalitas mereka terhadap organisasi.¹⁰
4.4. Tingkat Stres dan Kesehatan Mental yang Tinggi
Generasi Y sering digambarkan sebagai generasi yang
memiliki tingkat stres lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya.¹¹ Tekanan
untuk memenuhi ekspektasi sosial dan ekonomi—seperti memiliki karier yang
sukses, kehidupan yang ideal, dan gaya hidup yang “Instagrammable”—sering
kali menjadi beban yang berat.¹² Hal ini diperparah oleh ketidakstabilan
ekonomi yang mereka alami, terutama akibat dampak krisis ekonomi global pada
tahun 2008.¹³ Studi menunjukkan bahwa generasi ini lebih rentan terhadap
masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi.¹⁴
4.5. Kecenderungan untuk Menghindari Komitmen
Generasi Y sering dikritik karena cenderung
menghindari komitmen jangka panjang, baik dalam pekerjaan maupun hubungan
pribadi.¹⁵ Dalam dunia kerja, mereka sering berpindah-pindah pekerjaan untuk
mencari pengalaman atau peluang yang lebih baik, yang terkadang dianggap
sebagai kurangnya loyalitas.¹⁶ Dalam hubungan pribadi, mereka cenderung menunda
pernikahan atau memiliki anak, yang memengaruhi dinamika sosial secara
keseluruhan.¹⁷
4.6. Pola Konsumtif dan Hedonisme
Generasi Y sering dianggap lebih konsumtif dibandingkan
generasi sebelumnya.¹⁸ Kebiasaan ini didorong oleh budaya belanja online,
kemudahan akses ke produk dan jasa, serta pengaruh media sosial yang
mempromosikan gaya hidup hedonistik.¹⁹ Kritik ini sering dikaitkan dengan
pandangan bahwa mereka lebih memprioritaskan pengalaman jangka pendek daripada
perencanaan keuangan jangka panjang.²⁰
Catatan Kaki
[1]
Twenge, Jean M. Generation Me: Why Today’s Young Americans Are More
Confident, Assertive, Entitled—and More Miserable Than Ever Before. New
York: Atria Books, 2006.
[2]
Carr, Nicholas. The Shallows: What the Internet Is Doing to Our
Brains. New York: W.W. Norton & Company, 2010.
[3]
Pew Research Center. "Millennials: A Portrait of Generation
Next." Washington, D.C.: Pew Research, 2010.
[4]
Tapscott, Don. Growing Up Digital: The Rise of the Net Generation.
New York: McGraw-Hill, 1998.
[5]
Twenge, Jean M. iGen: Why Today’s Super-Connected Kids Are Growing Up
Less Rebellious, More Tolerant, Less Happy—and Completely Unprepared for
Adulthood. New York: Atria Books, 2017.
[6]
Espinoza, Chip, Mick Ukleja, dan Craig Rusch. Managing the
Millennials: Discover the Core Competencies for Managing Today’s Workforce.
Hoboken: Wiley, 2010.
[7]
Howe, Neil, dan William Strauss. Millennials Rising: The Next Great
Generation. New York: Vintage, 2000.
[8]
Twenge, Jean M. The Narcissism Epidemic: Living in the Age of
Entitlement. New York: Atria Books, 2009.
[9]
Florida, Richard. The New Urban Crisis. New York: Basic Books,
2017.
[10]
Kalleberg, Arne L. Good Jobs, Bad Jobs: The Rise of Polarized and
Precarious Employment Systems in the United States, 1970s to 2000s. New
York: Russell Sage Foundation, 2011.
[11]
Deloitte. Global Millennial Survey 2020. London: Deloitte
Insights, 2020.
[12]
Gansky, Lisa. The Mesh: Why the Future of Business Is Sharing.
New York: Penguin, 2010.
[13]
Twenge, Jean M. Generation Me: Why Today’s Young Americans Are More
Confident, Assertive, Entitled—and More Miserable Than Ever Before. New
York: Atria Books, 2006.
[14]
American Psychological Association. "Stress in America: Millennials
and Stress." Washington, D.C.: APA, 2013.
[15]
Pew Research Center. "Millennials: Confident. Connected. Open to
Change." Washington, D.C.: Pew Research, 2010.
[16]
Espinoza, Chip, Mick Ukleja, dan Craig Rusch. Managing the
Millennials: Discover the Core Competencies for Managing Today’s Workforce.
Hoboken: Wiley, 2010.
[17]
Twenge, Jean M. iGen: Why Today’s Super-Connected Kids Are Growing Up
Less Rebellious, More Tolerant, Less Happy—and Completely Unprepared for
Adulthood. New York: Atria Books, 2017.
[18]
Florida, Richard. The Rise of the Creative Class. New York: Basic
Books, 2002.
[19]
Gansky, Lisa. The Mesh: Why the Future of Business Is Sharing.
New York: Penguin, 2010.
[20]
Deloitte. Global Millennial Survey 2020. London: Deloitte
Insights, 2020.
5.
Apa
yang Sedang Dilakukan Generasi Y Saat Ini?
Generasi Y (Millennials) berada di usia produktif,
yang sebagian besar dari mereka kini telah memasuki dunia kerja, menjadi
pemimpin, atau menjalani peran penting dalam keluarga dan masyarakat. Berbagai
hal yang mereka lakukan saat ini mencerminkan karakteristik generasi ini yang
adaptif, inovatif, dan memiliki kesadaran sosial yang tinggi. Berikut adalah
beberapa aktivitas utama yang sedang dilakukan Generasi Y di berbagai aspek
kehidupan:
5.1. Dominasi di Dunia Kerja
Generasi Y saat ini merupakan kelompok terbesar
dalam angkatan kerja global.¹ Mereka memainkan peran penting di berbagai
sektor, mulai dari teknologi hingga layanan publik.² Karakteristik adaptif
mereka membuat Generasi Y mampu mengelola dinamika pekerjaan modern, seperti
penerapan teknologi digital, kerja jarak jauh, dan transformasi digital dalam
organisasi.³ Selain itu, mereka dikenal menuntut budaya kerja yang inklusif,
fleksibel, dan mendukung keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi.⁴
Namun, mereka juga sering menjadi pendorong
perubahan di tempat kerja, seperti penghapusan hierarki tradisional dan
penerapan kebijakan yang lebih ramah lingkungan.⁵ Banyak Millennials juga
memprioritaskan pekerjaan yang memiliki makna sosial, seperti bekerja di
perusahaan yang memiliki nilai-nilai keberlanjutan atau lembaga non-profit.⁶
5.2. Berperan dalam Inovasi dan Startup
Generasi Y menjadi motor utama dalam dunia startup
dan ekonomi kreatif.⁷ Mereka dikenal karena keberanian mengambil risiko dan
kemampuan membaca peluang di era digital.⁸ Banyak dari mereka yang mendirikan
perusahaan rintisan (startups) yang berfokus pada solusi teknologi, e-commerce,
atau layanan berbasis aplikasi.⁹ Contohnya adalah pendirian platform seperti
Airbnb dan Uber, yang tidak hanya mengubah cara orang bepergian, tetapi juga
menciptakan model bisnis baru dalam ekonomi berbagi.¹⁰
Inovasi yang dilakukan oleh Generasi Y sering kali
mencerminkan kepekaan mereka terhadap masalah sosial dan lingkungan, seperti
pengembangan aplikasi untuk donasi amal, teknologi ramah lingkungan, atau
platform pendidikan daring.¹¹
5.3. Pengaruh dalam Media dan Budaya Populer
Generasi Y memanfaatkan media sosial sebagai alat
utama untuk mengekspresikan diri, membangun merek pribadi (personal branding), dan
memengaruhi opini publik.¹² Sebagai pengguna utama platform seperti Instagram,
TikTok, dan YouTube, mereka berkontribusi besar terhadap budaya influencer dan
penciptaan konten digital.¹³ Banyak Millennials yang sukses menjadi influencer
atau pembuat konten yang memengaruhi gaya hidup, kebiasaan konsumsi, dan
pandangan masyarakat terhadap isu-isu tertentu.¹⁴
Selain itu, mereka juga mengubah cara orang
mengonsumsi media, dengan pergeseran dari televisi tradisional ke layanan
streaming seperti Netflix dan Spotify.¹⁵ Hal ini menciptakan pasar baru dalam
industri hiburan dan memengaruhi produksi konten global.¹⁶
5.4. Aktivisme Sosial dan Kepedulian Lingkungan
Generasi Y dikenal sebagai generasi yang sangat
peduli terhadap isu-isu global seperti perubahan iklim, keadilan sosial, dan
hak asasi manusia.¹⁷ Mereka secara aktif terlibat dalam gerakan sosial, baik
melalui demonstrasi langsung maupun kampanye digital di media sosial.¹⁸
Misalnya, kampanye seperti #BlackLivesMatter atau gerakan perubahan iklim yang
dipimpin oleh tokoh muda seperti Greta Thunberg mendapat dukungan besar dari
Millennials.¹⁹
Banyak dari mereka juga memilih gaya hidup yang
lebih berkelanjutan, seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai,
mendukung produk ramah lingkungan, atau menjadi vegetarian/vegan.²⁰ Aktivisme
ini tidak hanya dilakukan secara individual, tetapi juga tercermin dalam
keputusan mereka untuk bekerja di organisasi yang sejalan dengan nilai-nilai
mereka.²¹
5.5. Perubahan dalam Pola Hidup dan Kehidupan Keluarga
Generasi Y menunjukkan pola hidup yang berbeda
dibandingkan generasi sebelumnya. Mereka cenderung menunda pernikahan dan
memiliki anak, memilih untuk fokus pada karier atau mengejar pengalaman hidup
terlebih dahulu.²² Namun, ketika mereka memutuskan untuk memulai keluarga,
Generasi Y mengadopsi pendekatan yang lebih modern dan inklusif dalam pola asuh
anak.²³
Selain itu, mereka juga memperjuangkan
fleksibilitas dalam kehidupan sehari-hari, seperti bekerja dari rumah atau
menjadi digital nomad.²⁴ Pilihan ini mencerminkan keinginan mereka untuk
menikmati kehidupan yang lebih bermakna dan seimbang.²⁵
Catatan Kaki
[1]
Deloitte. Global Millennial Survey 2020. London: Deloitte
Insights, 2020.
[2]
Pew Research Center. "Millennials: Confident. Connected. Open to
Change." Washington, D.C.: Pew Research, 2010.
[3]
Tapscott, Don. The Digital Economy: Promise and Peril in the Age of
Networked Intelligence. New York: McGraw-Hill, 1995.
[4]
Espinoza, Chip, Mick Ukleja, dan Craig Rusch. Managing the
Millennials: Discover the Core Competencies for Managing Today’s Workforce.
Hoboken: Wiley, 2010.
[5]
Florida, Richard. The Rise of the Creative Class. New York: Basic
Books, 2002.
[6]
Twenge, Jean M. Generation Me: Why Today’s Young Americans Are More
Confident, Assertive, Entitled—and More Miserable Than Ever Before. New
York: Atria Books, 2006.
[7]
Gansky, Lisa. The Mesh: Why the Future of Business Is Sharing.
New York: Penguin, 2010.
[8]
Howe, Neil, dan William Strauss. Millennials Rising: The Next Great
Generation. New York: Vintage, 2000.
[9]
Florida, Richard. The New Urban Crisis. New York: Basic Books,
2017.
[10]
Tapscott, Don. Growing Up Digital: The Rise of the Net Generation.
New York: McGraw-Hill, 1998.
[11]
Dorsey, Jason Ryan. Y-Size Your Business: How Gen Y Employees Can
Save You Money and Grow Your Business. Hoboken: Wiley, 2010.
[12]
Twenge, Jean M. iGen: Why Today’s Super-Connected Kids Are Growing Up
Less Rebellious, More Tolerant, Less Happy—and Completely Unprepared for
Adulthood. New York: Atria Books, 2017.
[13]
Pew Research Center. "Millennials and Social Issues: A Generation
Driven by Values." Washington, D.C.: Pew Research, 2019.
[14]
Deloitte. Global Millennial Survey 2020. London: Deloitte
Insights, 2020.
[15]
Tapscott, Don. The Digital Economy: Promise and Peril in the Age of
Networked Intelligence. New York: McGraw-Hill, 1995.
[16]
Twenge, Jean M. Generation Me: Why Today’s Young Americans Are More
Confident, Assertive, Entitled—and More Miserable Than Ever Before. New
York: Atria Books, 2006.
[17]
American Psychological Association. "Stress in America: Millennials
and Stress." Washington, D.C.: APA, 2013.
[18]
Kalleberg, Arne L. Good Jobs, Bad Jobs: The Rise of Polarized and
Precarious Employment Systems in the United States, 1970s to 2000s. New
York: Russell Sage Foundation, 2011.
[19]
Florida, Richard. The New Urban Crisis. New York: Basic Books,
2017.
[20]
Gansky, Lisa. The Mesh: Why the Future of Business Is Sharing.
New York: Penguin, 2010.
[21]
Deloitte. Global Millennial Survey 2020. London: Deloitte
Insights, 2020.
[22]
Twenge, Jean M. iGen: Why Today’s Super-Connected Kids Are Growing Up
Less Rebellious, More Tolerant, Less Happy—and Completely Unprepared for
Adulthood. New York: Atria Books, 2017.
[23]
Pew Research Center. "Millennials: Confident. Connected. Open to
Change." Washington, D.C.: Pew Research, 2010.
[24]
Gansky, Lisa. The Mesh: Why the Future of Business Is Sharing.
New York: Penguin, 2010.
[25]
Deloitte. Global Millennial Survey 2020. London: Deloitte
Insights, 2020.
6.
Penutup
Generasi Y (Millennials) adalah kelompok generasi
yang memainkan peran penting dalam perubahan sosial, ekonomi, dan budaya global
saat ini. Sebagai generasi yang tumbuh di tengah kemajuan teknologi,
globalisasi, dan transformasi sosial, mereka membawa banyak kelebihan yang
membedakan mereka dari generasi sebelumnya. Karakteristik seperti kemampuan
adaptasi terhadap teknologi, kreativitas, inovasi, dan kesadaran sosial yang
tinggi menjadikan Generasi Y sebagai kekuatan pendorong perubahan dalam
berbagai bidang kehidupan.¹
Namun, seperti generasi lainnya, Generasi Y juga
menghadapi kritik terhadap sejumlah kelemahan yang dimiliki. Ketergantungan
pada teknologi, kecenderungan untuk menghindari komitmen, dan pola konsumsi
yang sering kali dianggap kurang bijaksana adalah tantangan yang perlu mereka
atasi untuk menciptakan keseimbangan dalam kehidupan pribadi dan profesional.²
Tantangan ini semakin diperparah dengan tekanan ekonomi dan sosial yang mereka
alami, seperti sulitnya mencapai stabilitas finansial di tengah meningkatnya
biaya hidup dan ketidakpastian ekonomi global.³
Saat ini, Generasi Y tengah berada di puncak usia
produktif, dan aktivitas mereka memiliki dampak besar pada dunia kerja, ekonomi
kreatif, budaya digital, serta gerakan sosial.⁴ Kehadiran mereka sebagai
inovator dalam startup, pemimpin di organisasi, dan aktivis dalam berbagai isu
global menunjukkan potensi mereka untuk terus berkontribusi dalam menciptakan
dunia yang lebih inklusif dan berkelanjutan.⁵
Dalam menghadapi masa depan, Generasi Y diharapkan
dapat memanfaatkan kelebihan mereka untuk mengatasi kelemahan yang ada dan
menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Dukungan dari pemerintah, institusi
pendidikan, dan komunitas global diperlukan untuk membantu generasi ini
mengoptimalkan potensi mereka.⁶ Generasi Y tidak hanya membawa harapan sebagai
agen perubahan, tetapi juga sebagai generasi yang dapat menciptakan jembatan
bagi generasi mendatang untuk mewujudkan dunia yang lebih baik.
Sebagai penutup, memahami Generasi Y bukan hanya
tentang mengenal mereka sebagai individu, tetapi juga sebagai komponen penting
dalam lanskap sosial yang terus berubah. Dengan pendekatan yang tepat, Generasi
Y dapat menjadi pelopor perubahan positif yang membawa dampak jangka panjang
bagi masyarakat global.
Catatan Kaki
[1]
Tapscott, Don. Growing Up Digital: The Rise of the Net Generation.
New York: McGraw-Hill, 1998.
[2]
Twenge, Jean M. Generation Me: Why Today’s Young Americans Are More
Confident, Assertive, Entitled—and More Miserable Than Ever Before. New
York: Atria Books, 2006.
[3]
Deloitte. Global Millennial Survey 2020. London: Deloitte
Insights, 2020.
[4]
Pew Research Center. "Millennials: Confident. Connected. Open to
Change." Washington, D.C.: Pew Research, 2010.
[5]
Gansky, Lisa. The Mesh: Why the Future of Business Is Sharing.
New York: Penguin, 2010.
[6]
Florida, Richard. The New Urban Crisis. New York: Basic Books,
2017.
Daftar Pustaka
Carr, Nicholas. The Shallows: What the Internet
Is Doing to Our Brains. New York: W.W. Norton & Company, 2010.
Deloitte. Global Millennial Survey 2020.
London: Deloitte Insights, 2020.
Dorsey, Jason Ryan. Y-Size Your Business: How
Gen Y Employees Can Save You Money and Grow Your Business. Hoboken: Wiley,
2010.
Espinoza, Chip, Mick Ukleja, dan Craig Rusch. Managing
the Millennials: Discover the Core Competencies for Managing Today’s Workforce.
Hoboken: Wiley, 2010.
Florida, Richard. The New Urban Crisis. New
York: Basic Books, 2017.
Florida, Richard. The Rise of the Creative Class.
New York: Basic Books, 2002.
Gansky, Lisa. The Mesh: Why the Future of
Business Is Sharing. New York: Penguin, 2010.
Howe, Neil, dan William Strauss. Generations:
The History of America's Future, 1584 to 2069. New York: Harper Perennial,
1991.
Howe, Neil, dan William Strauss. Millennials
Rising: The Next Great Generation. New York: Vintage, 2000.
Kalleberg, Arne L. Good Jobs, Bad Jobs: The Rise
of Polarized and Precarious Employment Systems in the United States, 1970s to
2000s. New York: Russell Sage Foundation, 2011.
Pew Research Center. Millennials: Confident.
Connected. Open to Change. Washington, D.C.: Pew Research, 2010.
Tapscott, Don. Growing Up Digital: The Rise of
the Net Generation. New York: McGraw-Hill, 1998.
Tapscott, Don. The Digital Economy: Promise and
Peril in the Age of Networked Intelligence. New York: McGraw-Hill, 1995.
Twenge, Jean M. Generation Me: Why Today’s Young
Americans Are More Confident, Assertive, Entitled—and More Miserable Than Ever
Before. New York: Atria Books, 2006.
Twenge, Jean M. iGen: Why Today’s
Super-Connected Kids Are Growing Up Less Rebellious, More Tolerant, Less Happy—and
Completely Unprepared for Adulthood. New York: Atria Books, 2017.
Twenge, Jean M., dan Keith Campbell. The
Narcissism Epidemic: Living in the Age of Entitlement. New York: Atria
Books, 2009.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar