Jumat, 21 Februari 2025

Bahan Ajar Qurdis Kelas 10 Bab 6: Struktur Ayat dan Surat dalam Al-Qur'an

Struktur Ayat dan Surat dalam Al-Qur'an

Hikmah dan Signifikansi Struktur Ayat dan Surat dalam Al-Qur'an


Nama Satuan       : Madrasah Aliyah Plus Al-Aqsha

Mata Pelajaran     : Al-Qur’an Hadits

Kelas                   : 10 (Sepuluh)


Abstrak

Kajian tentang struktur ayat dan surat dalam Al-Qur’an merupakan salah satu aspek fundamental dalam Ulumul Qur’an yang berperan penting dalam memahami kesinambungan makna wahyu. Artikel ini membahas secara komprehensif pengertian, karakteristik, klasifikasi, serta hikmah di balik susunan ayat dan surat dalam Al-Qur’an berdasarkan sumber-sumber otoritatif, seperti kitab tafsir klasik (Tafsir Al-Qurthubi, Mafatih al-Ghaib, Al-Itqan fi Ulumil Qur’an), serta penelitian akademik dalam studi Al-Qur’an. Analisis dilakukan terhadap berbagai aspek, seperti hubungan tematik antarayat (munasabah ayat), keterkaitan antar surat (munasabah surat), serta signifikansi struktur dalam memahami hukum Islam dan retorika Al-Qur’an. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa susunan ayat dan surat dalam Al-Qur’an memiliki pola yang sistematis dan penuh hikmah, memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pesan ilahi serta mempermudah penghafalan dan pengamalan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Studi ini juga menekankan pentingnya pendekatan tafsir tematik dan linguistik dalam mengkaji hubungan antarayat dan surat guna memahami Al-Qur’an secara lebih holistik.

Kata Kunci: Struktur Ayat, Struktur Surat, Ulumul Qur’an, Munasabah Ayat, Munasabah Surat, Tafsir, Retorika Al-Qur’an.


PEMBAHASAN

Struktur Ayat dan Surat dalam Al-Qur'an


Nama Satuan       : Madrasah Aliyah Plus Al-Aqsha

Mata Pelajaran     : Al-Qur’an Hadits

Kelas                   : 10 (Sepuluh)

Bab                      : Bab 6 - Struktur Ayat dan Surat dalam Al-Qur'an


1.           Pendahuluan

Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam memiliki struktur yang unik dan sistematis, terdiri dari ayat-ayat dan surat-surat yang disusun berdasarkan petunjuk wahyu kepada Nabi Muhammad Saw. Studi mengenai struktur ayat dan surat dalam Al-Qur'an merupakan bagian dari disiplin ilmu Ulumul Qur’an, yang membahas tentang susunan, klasifikasi, dan karakteristik ayat serta surat berdasarkan dalil Al-Qur'an, hadits, serta pandangan ulama tafsir klasik maupun kontemporer. Memahami struktur ini bukan hanya penting dalam memahami kandungan Al-Qur'an secara lebih mendalam, tetapi juga untuk memperkaya pemahaman terhadap hubungan tematik antarayat dan surat yang membentuk kesatuan makna dalam Al-Qur'an.

1.1.       Latar Belakang Kajian Struktur Ayat dan Surat dalam Al-Qur’an

Kajian struktur ayat dan surat dalam Al-Qur'an telah menjadi perhatian para ulama sejak masa awal Islam. Imam As-Suyuthi (w. 911 H) dalam Al-Itqan fi Ulumil Qur’an menjelaskan bahwa salah satu aspek penting dalam memahami Al-Qur'an adalah mengidentifikasi hubungan antara ayat-ayat dalam suatu surat (munasabah ayat) dan hubungan antar surat (munasabah surat). Aspek ini berkontribusi terhadap pemahaman sistematis atas pesan-pesan Al-Qur'an dalam konteks yang lebih luas dan mendalam.¹ Pemahaman terhadap susunan dan struktur ayat serta surat juga berperan dalam penafsiran ayat-ayat yang memiliki keterkaitan makna, sebagaimana dijelaskan oleh Fakhruddin Ar-Razi dalam Mafatih al-Ghaib, yang menekankan bahwa setiap ayat memiliki keterpaduan dengan ayat sebelum dan sesudahnya, sehingga memahami hubungan ini akan memperjelas makna dan tujuan wahyu.²

Dalam perspektif kodifikasi mushaf, sejarah mencatat bahwa penyusunan ayat dan surat dalam Al-Qur'an bukan dilakukan secara acak, tetapi berdasarkan wahyu yang diterima Nabi Muhammad Saw. Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim menyebutkan bahwa Rasulullah Saw setiap kali menerima wahyu, beliau menyampaikan kepada para sahabat di mana letak ayat tersebut dalam surat yang telah diturunkan sebelumnya.³ Hal ini menegaskan bahwa struktur ayat dan surat dalam Al-Qur'an bersifat tauqifi (berdasarkan ketetapan Allah) dan bukan hasil inisiatif manusia.⁴

1.2.       Tujuan dan Signifikansi Kajian Struktur Ayat dan Surat

Penelitian mengenai struktur ayat dan surat dalam Al-Qur’an memiliki beberapa tujuan utama. Pertama, kajian ini membantu dalam memahami karakteristik ayat dan surat yang berbeda-beda dari segi panjang, tema, dan pola susunannya. Sebagaimana diungkapkan oleh Ibnu ‘Ashur dalam At-Tahrir wa At-Tanwir, setiap surat dalam Al-Qur'an memiliki karakteristik tematik tertentu yang memberikan nuansa berbeda dalam pesan yang disampaikan.⁵ Kedua, kajian ini memberikan wawasan tentang bagaimana Al-Qur'an membangun hubungan antarayat dan antarsurat dalam membentuk narasi yang koheren dan sistematis.

Selain itu, dalam studi modern, kajian struktur ayat dan surat juga relevan dalam kajian akademik, khususnya dalam studi keislaman dan ilmu tafsir. Beberapa jurnal ilmiah Islam, seperti Journal of Quranic Studies dan International Journal of Islamic Thought, telah menerbitkan berbagai penelitian mengenai analisis struktur tematik dalam surat-surat Al-Qur’an.⁶ Kajian ini juga penting dalam memahami aspek hukum Islam (ahkam), karena banyak hukum yang tidak hanya bergantung pada satu ayat, tetapi pada keseluruhan konteks yang disusun dalam suatu surat atau beberapa surat.

Dengan memahami struktur ayat dan surat, umat Islam dapat lebih mudah dalam menghafal, memahami, dan mengamalkan kandungan Al-Qur'an. Sehingga, kajian ini bukan hanya memiliki nilai akademis, tetapi juga berdampak langsung dalam kehidupan sehari-hari umat Islam dalam beribadah, berdakwah, dan memahami ajaran Islam secara komprehensif.

1.3.       Metode Kajian dalam Artikel Ini

Artikel ini akan menganalisis struktur ayat dan surat dalam Al-Qur’an melalui pendekatan berbasis sumber-sumber klasik dan modern. Metode yang digunakan meliputi:

1)                  Kajian Teks Tafsir Klasik

Menggunakan kitab tafsir seperti Tafsir Al-Tabari, Tafsir Al-Qurthubi, Mafatih al-Ghaib karya Fakhruddin Ar-Razi, serta Al-Itqan fi Ulumil Qur’an karya As-Suyuthi.

2)                  Analisis Hadits

Menggunakan hadits-hadits yang berkaitan dengan proses pewahyuan dan penyusunan ayat serta surat dalam Al-Qur'an.

3)                  Studi Akademik Modern

Mengacu pada jurnal dan penelitian ilmiah dari para akademisi Islam yang menelaah struktur ayat dan surat berdasarkan pendekatan linguistik dan tafsir tematik.

Dengan metode ini, diharapkan pembahasan dalam artikel ini dapat memberikan wawasan yang luas dan mendalam mengenai struktur ayat dan surat dalam Al-Qur'an serta relevansinya dalam studi Islam.


Catatan Kaki

[1]                Jalaluddin As-Suyuthi, Al-Itqan fi Ulumil Qur’an (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1996), 1:45.

[2]                Fakhruddin Ar-Razi, Mafatih al-Ghaib (Cairo: Dar al-Hadith, 2004), 3:213.

[3]                Imam Muslim, Sahih Muslim, Kitab Fadhail al-Qur’an, No. 804.

[4]                Manna’ Al-Qattan, Mabahith fi Ulum al-Qur’an (Riyadh: Maktabah al-Ma’arif, 1997), 102.

[5]                Muhammad al-Tahir Ibnu ‘Ashur, At-Tahrir wa At-Tanwir (Tunis: Dar Sahnun, 1984), 1:30.

[6]                Abdullah Saeed, "The Structure of the Qur’anic Surahs: An Analysis," Journal of Quranic Studies 7, no. 1 (2005): 22-40.


2.           Pengertian Ayat dan Surat dalam Al-Qur'an

Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam memiliki susunan yang terdiri dari ayat-ayat dan surat-surat yang tersusun secara sistematis berdasarkan petunjuk wahyu. Setiap ayat dan surat memiliki struktur dan makna tersendiri yang membentuk keseluruhan teks Al-Qur'an sebagai pedoman hidup. Untuk memahami lebih dalam tentang struktur Al-Qur'an, penting untuk mengetahui definisi ayat dan surat, dalil yang menjelaskan keduanya, serta sistem kodifikasi dalam mushaf Utsmani.

2.1.       Definisi Ayat dan Surat dalam Al-Qur'an

2.1.1.    Pengertian Ayat

Secara bahasa (lughatan), kata ayat (آية) berasal dari bahasa Arab yang berarti "tanda" atau "bukti."¹ Dalam terminologi Islam, ayat merujuk pada bagian dari Al-Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw sebagai wahyu Allah Swt. Imam Al-Jurjani dalam At-Ta’rifat mendefinisikan ayat sebagai "sejumlah kata yang tersusun dalam Al-Qur'an yang memiliki awal dan akhir yang ditetapkan berdasarkan wahyu.

Imam As-Suyuthi dalam Al-Itqan fi Ulumil Qur’an menyebutkan bahwa jumlah ayat dalam Al-Qur'an berbeda menurut riwayat qira'at yang digunakan. Misalnya, dalam riwayat Hafsh ‘an ‘Ashim, jumlah ayat Al-Qur'an adalah 6.236, sedangkan dalam qira'at lainnya jumlahnya bisa sedikit berbeda.³ Perbedaan jumlah ini bukan karena adanya ayat yang hilang atau bertambah, tetapi karena variasi dalam cara para ulama menghitung pemisahan ayat berdasarkan tanda waqaf.

Secara teologis, Al-Qur'an sendiri menyebutkan kata ayat dalam berbagai konteks. Misalnya, dalam Surah Al-Baqarah [02] ayat 2, Allah Swt berfirman:

"ذَٰلِكَ ٱلْكِتَٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ"

"Itulah Kitab (Al-Qur'an) yang tidak ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa."⁴

Ayat dalam konteks ini merujuk pada bagian-bagian dari wahyu yang membentuk kitab suci. Selain itu, ayat juga digunakan dalam Al-Qur'an untuk menunjukkan tanda-tanda kebesaran Allah Swt di alam semesta, seperti dalam Surah Fussilat [41] ayat 53.

سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الْآفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ ۗ 

"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri,"

2.1.2.    Pengertian Surat

Secara etimologi, kata surat (سورة) dalam bahasa Arab berasal dari kata sur yang berarti dinding atau batas.⁵ Dalam konteks Al-Qur'an, surat adalah kumpulan ayat yang membentuk satu unit pembahasan yang memiliki awal dan akhir yang jelas.

Imam Al-Qurtubi dalam Tafsir Al-Qurtubi menjelaskan bahwa penyebutan surat dalam Al-Qur'an memiliki dasar dari wahyu itu sendiri. Salah satu ayat yang menyebutkan istilah surat adalah Surah At-Taubah ayat 86:

"وَإِذَا أُنزِلَتْ سُورَةٌ أَنْ آمِنُوا بِاللَّهِ وَجَاهِدُوا مَعَ رَسُولِهِ"

"Dan apabila diturunkan suatu surat (yang isinya): Berimanlah kamu kepada Allah dan berjihadlah bersama Rasul-Nya…"⁶

Jumlah surat dalam Al-Qur'an secara mutawatir disepakati sebanyak 114 surat, mulai dari Surah Al-Fatihah hingga Surah An-Nas.⁷ Dalam sejarah Islam, surat-surat Al-Qur'an disusun berdasarkan wahyu yang diterima Nabi Muhammad Saw dan dituliskan oleh para sahabat.

2.2.       Dalil tentang Ayat dan Surat dalam Al-Qur'an

Keberadaan ayat dan surat dalam Al-Qur'an telah disebutkan dalam berbagai dalil, baik dalam Al-Qur'an itu sendiri maupun dalam hadits Nabi Saw.

2.2.1.    Dalil Al-Qur'an

Al-Qur'an menegaskan eksistensi ayat dan surat dalam beberapa ayatnya, di antaranya:

1)                  Dalil tentang Ayat

"وَلَقَدْ أَنزَلْنَا إِلَيْكَ آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ ۖ وَمَا يَكْفُرُ بِهَا إِلَّا ٱلْفَٰسِقُونَ"

"Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang jelas; dan tidak ada yang ingkar kepadanya kecuali orang-orang yang fasik."⁸ (Surah Al-Baqarah [02] ayat 99)

2)                  Dalil tentang Surat

"سُورَةٌ أَنزَلْنَٰهَا وَفَرَضْنَٰهَا"

"Ini adalah sebuah surat yang Kami turunkan dan Kami wajibkan (hukum-hukumnya)."⁹ (Surah An-Nur [24] ayat 1)

Ayat ini menunjukkan bahwa surat dalam Al-Qur'an memiliki keberlakuan hukum dan kandungan yang memiliki otoritas ilahiah.

2.2.2.    Dalil Hadits

Dalam hadits, Nabi Muhammad Saw juga menyebutkan secara eksplisit tentang ayat dan surat dalam Al-Qur'an. Salah satu hadits yang masyhur adalah hadits tentang keutamaan membaca Surah Al-Fatihah:

"لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَإْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ"

(“Tidak sah salat seseorang yang tidak membaca Al-Fatihah.”) (HR. Bukhari dan Muslim)¹⁰

Hadits ini menunjukkan bahwa surat memiliki peran penting dalam ibadah umat Islam, bahkan menjadi rukun dalam salat.

2.3.       Pembagian Ayat dan Surat dalam Mushaf Utsmani

Sejarah kodifikasi Al-Qur'an dalam bentuk Mushaf Utsmani merupakan bagian penting dalam pemahaman struktur ayat dan surat. Kodifikasi ini dilakukan pada masa Khalifah Utsman bin Affan (w. 35 H) untuk menjaga keseragaman bacaan dan susunan ayat serta surat sesuai dengan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw.¹¹

Ulama sepakat bahwa susunan ayat dalam setiap surat bersifat tauqifi, artinya sesuai dengan ketetapan wahyu tanpa perubahan dari manusia. Sedangkan urutan surat dalam mushaf lebih bersifat ijtihadi, meskipun masih mengikuti prinsip-prinsip yang telah ditetapkan oleh Rasulullah Saw.¹²


Kesimpulan

Pemahaman tentang pengertian ayat dan surat dalam Al-Qur'an sangat penting dalam studi Al-Qur’an. Ayat adalah bagian dari wahyu yang memiliki batas yang jelas, sedangkan surat adalah kumpulan ayat yang membentuk suatu tema atau pesan tertentu. Dalil dari Al-Qur'an dan hadits menegaskan eksistensi dan pentingnya ayat serta surat dalam Al-Qur'an, sementara kodifikasi Mushaf Utsmani memastikan bahwa struktur ini tetap terjaga dengan baik hingga sekarang.


Catatan Kaki

[1]                Ibn Manzur, Lisan al-Arab (Beirut: Dar al-Sadir, 1994), 1:236.

[2]                Ali Ibn Muhammad Al-Jurjani, At-Ta’rifat (Cairo: Dar al-Fikr, 1985), 78.

[3]                Jalaluddin As-Suyuthi, Al-Itqan fi Ulumil Qur’an (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1996), 1:52.

[4]                Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah, 2:2.

[5]                Ibn Faris, Mu’jam Maqayis al-Lughah (Cairo: Dar al-Fikr, 1997), 1:242.

[6]                Al-Qur'an, Surah At-Taubah, 9:86.

[7]                Manna’ Al-Qattan, Mabahith fi Ulum al-Qur’an (Riyadh: Maktabah al-Ma’arif, 1997), 110.

[8]                Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah, 2:99.

[9]                Al-Qur'an, Surah An-Nur, 24:1.

[10]             Imam Bukhari, Sahih Bukhari, Kitab As-Shalah, No. 756.

[11]             Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fath al-Bari (Beirut: Dar al-Ma’rifah, 1959), 9:12.

[12]             Muhammad Abu Zahrah, Ulum al-Qur’an (Cairo: Dar al-Fikr, 1999), 74.


3.           Struktur Ayat dalam Al-Qur'an

Struktur ayat dalam Al-Qur'an merupakan aspek fundamental dalam studi Ulumul Qur'an yang mencerminkan kesempurnaan susunan wahyu. Ayat-ayat Al-Qur’an tidak hanya memiliki pola linguistik dan retoris yang khas, tetapi juga tersusun secara sistematis dengan makna yang saling terkait. Para ulama telah melakukan berbagai kajian terhadap struktur ayat, baik dari aspek panjang dan pendeknya, klasifikasi tematik, maupun hubungan antarayat dalam suatu surat. Pemahaman yang mendalam tentang struktur ini dapat membantu dalam memahami kandungan Al-Qur’an secara lebih komprehensif.

3.1.       Ciri-Ciri dan Karakteristik Ayat dalam Al-Qur'an

Secara umum, ayat dalam Al-Qur'an memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari bentuk tulisan lainnya. Beberapa ciri khas ayat dalam Al-Qur'an adalah sebagai berikut:

1)                  Bersifat Wahyu Ilahi

Ayat-ayat Al-Qur'an merupakan kalam Allah Swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw melalui perantaraan Malaikat Jibril.¹ Tidak seperti teks manusiawi lainnya, setiap ayat dalam Al-Qur'an memiliki struktur yang mencerminkan keagungan bahasa dan kemukjizatan.

2)                  Variasi Panjang dan Pendek Ayat

Panjang ayat dalam Al-Qur'an bervariasi, ada yang sangat pendek seperti "ثُمَّ نَظَرَ" (tsumma nazhar) dalam Surah Al-Muddatstsir ayat 21, dan ada yang sangat panjang seperti ayat 282 dalam Surah Al-Baqarah yang merupakan ayat terpanjang dalam Al-Qur'an.²

3)                  Kesatuan Tematik dalam Ayat

Setiap ayat memiliki makna yang berdiri sendiri, tetapi juga saling berkaitan dengan ayat sebelumnya dan sesudahnya dalam satu surat. Imam As-Suyuthi dalam Al-Itqan fi Ulumil Qur’an menjelaskan bahwa hubungan antara ayat dalam satu surat dikenal sebagai munasabah ayat, yang menunjukkan kesinambungan pesan dalam suatu surat.³

4)                  Dinamika Struktur Bahasa

Al-Qur'an menggunakan berbagai perangkat sastra, seperti metafora (isti’arah), perumpamaan (tasybih), dan pengulangan (takrir), yang menjadikan ayat-ayatnya memiliki daya retoris yang sangat tinggi. Hal ini diakui oleh para ulama tafsir klasik seperti Al-Zamakhsyari dalam Al-Kashshaf yang menekankan aspek keindahan bahasa dalam setiap ayat.⁴

3.2.       Klasifikasi Ayat dalam Al-Qur'an

Para ulama telah mengklasifikasikan ayat-ayat dalam Al-Qur'an berdasarkan berbagai aspek, seperti waktu turunnya, kandungan hukumnya, dan sifat bahasanya.

3.2.1.    Ayat Makkiyah dan Madaniyah

Klasifikasi ayat berdasarkan periode turunnya terbagi menjadi dua kategori utama:

·                     Ayat Makkiyah adalah ayat yang diturunkan sebelum hijrah Nabi Muhammad Saw ke Madinah. Ayat-ayat ini umumnya pendek, memiliki gaya bahasa yang kuat dan bersajak, serta membahas keimanan, tauhid, dan akhirat. Contohnya adalah Surah Al-Ikhlas dan Surah Al-Ma’un.⁵

·                     Ayat Madaniyah adalah ayat yang diturunkan setelah hijrah ke Madinah. Ayat-ayat ini cenderung lebih panjang dan seringkali berkaitan dengan hukum Islam (ahkam syar'iyyah), interaksi sosial, dan pembentukan sistem pemerintahan Islam. Contohnya adalah ayat-ayat tentang warisan dalam Surah An-Nisa.⁶

3.2.2.    Ayat Muhkam dan Mutasyabih

Dalam aspek pemahaman makna, ayat-ayat Al-Qur'an diklasifikasikan menjadi:

·                     Ayat Muhkam adalah ayat yang memiliki makna yang jelas dan tidak mengandung ambiguitas. Ayat-ayat ini sering kali berisi hukum dan perintah yang dapat dipahami secara langsung, seperti dalam Surah Al-Baqarah ayat 183 tentang kewajiban puasa.⁷

·                     Ayat Mutasyabih adalah ayat yang memiliki makna yang mendalam dan memerlukan penafsiran lebih lanjut, seperti ayat-ayat tentang sifat-sifat Allah Swt yang tidak dapat diserupakan dengan makhluk-Nya. Contoh ayat mutasyabih adalah Surah Ali Imran ayat 7.⁸

3.2.3.    Ayat Ammah dan Khassah (Umum dan Khusus)

·                     Ayat Ammah (umum) adalah ayat yang berlaku bagi semua individu tanpa terkecuali, seperti Surah Al-Hujurat ayat 13 tentang persamaan manusia di hadapan Allah Swt.⁹

·                     Ayat Khassah (khusus) adalah ayat yang ditujukan untuk kelompok tertentu, seperti Surah Al-Ahzab ayat 59 tentang kewajiban berhijab bagi istri-istri Nabi Muhammad Saw.¹⁰

3.3.       Struktur Retoris dan Sastra dalam Ayat Al-Qur'an

3.3.1.    I'jaz Al-Qur'an (Kemukjizatan Bahasa)

Salah satu aspek utama dalam struktur ayat adalah kemukjizatan (i’jaz) bahasa Al-Qur'an. Imam Ar-Razi dalam Mafatih al-Ghaib menegaskan bahwa setiap ayat Al-Qur'an memiliki keindahan susunan kata dan keseimbangan fonetik yang membuatnya tak tertandingi oleh manusia.¹¹

3.3.2.    Balaghah dalam Susunan Ayat

Balaghah (retorika) dalam Al-Qur’an mencakup berbagai teknik sastra yang memperindah struktur ayat, seperti:

·                     Tashbih (perumpamaan) dalam Surah Al-Baqarah ayat 17.

·                     Tajnis (permainan bunyi) dalam Surah Ar-Rahman yang mengulang

"فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ".


Kesimpulan

Struktur ayat dalam Al-Qur'an memiliki karakteristik yang khas, mulai dari variasi panjang ayat, kesinambungan tematik, hingga kemukjizatan bahasanya. Para ulama telah mengklasifikasikan ayat-ayat Al-Qur'an berdasarkan berbagai aspek, seperti Makkiyah-Madaniyah, Muhkam-Mutasyabih, serta umum dan khusus. Kajian mendalam terhadap struktur ayat ini memberikan wawasan yang lebih luas dalam memahami kandungan Al-Qur’an serta relevansinya dalam berbagai aspek kehidupan.


Catatan Kaki

[1]                Jalaluddin As-Suyuthi, Al-Itqan fi Ulumil Qur’an (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1996), 1:85.

[2]                Manna’ Al-Qattan, Mabahith fi Ulum al-Qur’an (Riyadh: Maktabah al-Ma’arif, 1997), 125.

[3]                Ibid., 134.

[4]                Al-Zamakhsyari, Al-Kashshaf (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2008), 2:195.

[5]                Fakhruddin Ar-Razi, Mafatih al-Ghaib (Cairo: Dar al-Hadith, 2004), 3:113.

[6]                Muhammad al-Tahir Ibnu ‘Ashur, At-Tahrir wa At-Tanwir (Tunis: Dar Sahnun, 1984), 1:220.

[7]                Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah, 2:183.

[8]                Al-Qur'an, Surah Ali Imran, 3:7.

[9]                Al-Qur'an, Surah Al-Hujurat, 49:13.

[10]             Al-Qur'an, Surah Al-Ahzab, 33:59.

[11]             Fakhruddin Ar-Razi, Mafatih al-Ghaib, 5:178.


4.           Struktur Surat dalam Al-Qur'an

Surat dalam Al-Qur’an merupakan kumpulan ayat-ayat yang memiliki awal dan akhir yang jelas serta membentuk satu kesatuan makna yang utuh. Para ulama menyepakati bahwa jumlah surat dalam Al-Qur'an adalah 114, yang terdiri dari berbagai tema, panjang, dan karakteristik yang berbeda. Kajian tentang struktur surat sangat penting dalam studi Ulumul Qur'an karena memberikan pemahaman tentang bagaimana ayat-ayat dalam satu surat saling berhubungan dan bagaimana urutan surat dalam mushaf memiliki makna tertentu. Dalam bab ini, akan dibahas karakteristik, klasifikasi, hubungan tematik, serta pendekatan tafsir klasik dan modern dalam memahami struktur surat dalam Al-Qur’an.

4.1.       Ciri-Ciri dan Susunan Surat dalam Al-Qur’an

4.1.1.    Definisi Surat dalam Al-Qur’an

Kata surat (سورة) secara bahasa berasal dari akar kata sur (سور) yang berarti dinding atau pembatas.¹ Dalam konteks Al-Qur'an, surat adalah kumpulan ayat yang membentuk satu kesatuan yang memiliki makna tertentu dan batas yang jelas. Imam Al-Jurjani dalam At-Ta’rifat mendefinisikan surat sebagai "sejumlah ayat yang membentuk satu unit dalam Al-Qur'an, memiliki tema tertentu, dan dipisahkan dari surat lainnya dengan basmalah atau tanda lainnya."²

Dalam Surah At-Taubah [09] ayat 86, Allah Swt menggunakan istilah surat secara eksplisit:

"وَإِذَا أُنزِلَتْ سُورَةٌ أَنْ آمِنُوا بِاللَّهِ وَجَاهِدُوا مَعَ رَسُولِهِ"

"Dan apabila diturunkan suatu surat (yang isinya): Berimanlah kamu kepada Allah dan berjihadlah bersama Rasul-Nya…"³

Dalil ini menunjukkan bahwa surat dalam Al-Qur'an merupakan bagian dari wahyu yang diturunkan dalam unit-unit yang memiliki makna dan konteks tersendiri.

4.1.2.    Panjang dan Pendeknya Surat dalam Mushaf

Surat-surat dalam Al-Qur’an memiliki variasi panjang, mulai dari surat terpanjang, yaitu Surah Al-Baqarah dengan 286 ayat, hingga surat terpendek, Surah Al-Kautsar, yang hanya terdiri dari 3 ayat.⁴

Imam As-Suyuthi dalam Al-Itqan fi Ulumil Qur’an menyebutkan bahwa surat-surat dalam Al-Qur’an dapat diklasifikasikan berdasarkan panjangnya menjadi:

1)                  As-Sab’uth Thiwal (tujuh surat panjang): Al-Baqarah, Ali Imran, An-Nisa, Al-Ma’idah, Al-An’am, Al-A’raf, dan Yunus.

2)                  Al-Mi’un (surat yang terdiri dari sekitar 100 ayat).

3)                  Al-Matsani (surat yang lebih pendek dari Al-Mi’un, tetapi lebih panjang dari surat pendek).

4)                  Al-Mufassal (surat-surat pendek yang dimulai dari Surah Qaf hingga Surah An-Nas).⁵

4.2.       Klasifikasi Surat dalam Al-Qur’an

4.2.1.    Surat Makkiyah dan Madaniyah

Salah satu klasifikasi utama dalam studi struktur surat adalah pembagian antara Surat Makkiyah dan Surat Madaniyah:

·                     Surat Makkiyah diturunkan sebelum hijrah Nabi Muhammad Saw ke Madinah. Karakteristiknya antara lain ayat-ayat yang lebih pendek, gaya bahasa yang lebih kuat, serta sering membahas akidah, tauhid, dan kehidupan akhirat. Contohnya adalah Surah Al-Mulk dan Surah Al-Ikhlas.⁶

·                     Surat Madaniyah diturunkan setelah hijrah ke Madinah, dengan ayat-ayat yang lebih panjang, gaya bahasa yang lebih tenang, serta lebih banyak membahas hukum-hukum syariat dan kehidupan sosial. Contohnya adalah Surah Al-Baqarah dan Surah An-Nisa.⁷

4.2.2.    Surat yang Diawali dengan Huruf Muqaththa’ah

Sebanyak 29 surat dalam Al-Qur’an diawali dengan huruf-huruf muqaththa’ah (huruf-huruf yang terpisah seperti Alif Lam Mim, Ha Mim, Nun, dll.). Para ulama berbeda pendapat mengenai makna huruf-huruf ini. Sebagian besar ulama tafsir, seperti Imam Al-Qurthubi dalam Tafsir Al-Qurthubi, menyebutkan bahwa huruf-huruf ini merupakan salah satu bentuk i’jaz (kemukjizatan) Al-Qur’an yang maknanya hanya diketahui oleh Allah Swt.⁸

4.3.       Struktur Tematik dalam Surat

Salah satu kajian penting dalam struktur surat adalah hubungan antara ayat-ayat dalam satu surat (munasabah ayat) serta hubungan antara satu surat dengan surat lainnya (munasabah surat).

4.3.1.    Hubungan Antarayat dalam Satu Surat (Munasabah Ayat)

Munasabah ayat adalah kajian tentang kesinambungan makna antara satu ayat dengan ayat lainnya dalam satu surat. Imam Fakhruddin Ar-Razi dalam Mafatih al-Ghaib menjelaskan bahwa Al-Qur'an disusun dengan keteraturan yang sangat indah, di mana setiap ayat dalam satu surat memiliki kesinambungan makna.⁹

Contoh hubungan munasabah dalam satu surat adalah dalam Surah Al-Fatihah, di mana hubungan antara ayat pertama yang menyatakan pujian kepada Allah Swt (Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin) dengan ayat terakhir yang berisi permohonan petunjuk (Ihdinas shiratal mustaqim) menunjukkan bahwa kesempurnaan Allah SWT sebagai Tuhan mengharuskan hamba-Nya untuk meminta petunjuk hanya kepada-Nya.

4.3.2.    Hubungan Antar Surat dalam Mushaf (Munasabah Surat)

Para ulama juga membahas hubungan antara satu surat dengan surat berikutnya. Imam As-Suyuthi dalam Asrar Tartib al-Qur'an menyebutkan bahwa urutan surat dalam mushaf bukanlah sesuatu yang kebetulan, tetapi memiliki pola tematik yang disengaja.¹⁰

Contoh hubungan antar surat adalah:

·                     Surah Al-Fatihah dan Surah Al-Baqarah

Surah Al-Fatihah berisi doa agar diberikan petunjuk, dan Surah Al-Baqarah dimulai dengan jawaban bahwa kitab ini (Al-Qur’an) adalah petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa (Al-Baqarah [02] ayat 2).

·                     Surah Al-Anfal dan Surah At-Taubah

Kedua surat ini membahas tentang jihad dan peperangan, sehingga keduanya memiliki hubungan tematik yang erat.¹¹


Kesimpulan

Struktur surat dalam Al-Qur’an memiliki keteraturan yang luar biasa, baik dalam aspek panjang-pendeknya, klasifikasi Makkiyah-Madaniyah, maupun hubungan tematik antara ayat-ayat dalam satu surat dan antar surat. Para ulama tafsir klasik seperti Imam As-Suyuthi, Imam Ar-Razi, dan Imam Al-Qurthubi telah melakukan kajian mendalam mengenai struktur ini, yang hingga kini menjadi bagian penting dalam studi Ulumul Qur’an.


Catatan Kaki

[1]                Ibn Faris, Mu’jam Maqayis al-Lughah (Cairo: Dar al-Fikr, 1997), 1:242.

[2]                Ali Ibn Muhammad Al-Jurjani, At-Ta’rifat (Cairo: Dar al-Fikr, 1985), 78.

[3]                Al-Qur'an, Surah At-Taubah, 9:86.

[4]                Manna’ Al-Qattan, Mabahith fi Ulum al-Qur’an (Riyadh: Maktabah al-Ma’arif, 1997), 110.

[5]                Jalaluddin As-Suyuthi, Al-Itqan fi Ulumil Qur’an (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1996), 1:52.

[6]                Fakhruddin Ar-Razi, Mafatih al-Ghaib (Cairo: Dar al-Hadith, 2004), 3:113.

[7]                Muhammad Abu Zahrah, Ulum al-Qur’an (Cairo: Dar al-Fikr, 1999), 74.

[8]                Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi (Beirut: Dar Ihya’ at-Turats al-‘Arabi, 2006), 1:144.

[9]                Fakhruddin Ar-Razi, Mafatih al-Ghaib, 5:178.

[10]             Jalaluddin As-Suyuthi, Asrar Tartib al-Qur'an (Cairo: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1998), 45.

[11]             Ibid., 56.


5.           Hikmah dan Signifikansi Struktur Ayat dan Surat dalam Al-Qur'an

Struktur ayat dan surat dalam Al-Qur’an bukanlah sekadar susunan acak, tetapi memiliki hikmah dan signifikansi yang mendalam dalam konteks penyampaian pesan ilahi. Penempatan ayat dan surat dalam Al-Qur'an berperan penting dalam menjaga kesinambungan tema dan memudahkan pemahaman terhadap wahyu. Para ulama telah mengkaji hikmah di balik susunan ini dan bagaimana pengaruhnya dalam studi tafsir, hukum Islam, dan aspek kehidupan umat Islam.

5.1.       Hikmah Penempatan Ayat dan Surat dalam Mushaf

5.1.1.    Penempatan Ayat dalam Surat sebagai Petunjuk Wahyu

Struktur ayat dalam suatu surat mengikuti ketentuan wahyu yang disampaikan oleh Rasulullah Saw. Imam As-Suyuthi dalam Al-Itqan fi Ulumil Qur’an menjelaskan bahwa Rasulullah Saw secara langsung membimbing para sahabat dalam penulisan dan penempatan ayat dalam surat tertentu.¹ Hal ini menunjukkan bahwa penyusunan ayat tidak dilakukan secara sembarangan, tetapi telah ditetapkan oleh Allah Swt melalui perantaraan Jibril.

Misalnya, dalam Surah Al-Baqarah, ayat 255 (Ayat Kursi) ditempatkan di tengah pembahasan tentang hukum dan akidah, menandakan keutamaan tauhid sebagai dasar dari segala hukum Islam.² Penempatan ini bukan kebetulan, melainkan memberikan penekanan pada peran Allah Swt sebagai satu-satunya penguasa yang berhak disembah.

5.1.2.    Penyusunan Surat dalam Mushaf dan Hikmahnya

Meskipun sebagian ulama berbeda pendapat mengenai apakah urutan surat dalam mushaf bersifat tauqifi (berdasarkan ketetapan Allah) atau ijtihadi (berdasarkan ijtihad para sahabat), mayoritas ulama sepakat bahwa urutan surat dalam Mushaf Utsmani memiliki hikmah tertentu.³

Imam Al-Zarkasyi dalam Al-Burhan fi Ulumil Qur’an menyatakan bahwa hubungan antara satu surat dengan surat berikutnya memiliki keterkaitan tematik yang disebut munasabah surat.⁴ Contohnya, Surah Al-Fatihah yang berisi doa meminta petunjuk diikuti oleh Surah Al-Baqarah yang menyatakan bahwa kitab ini (Al-Qur'an) adalah petunjuk bagi orang-orang bertakwa (Al-Baqarah [02] ayat 2).

5.2.       Keterkaitan Struktur Ayat dan Surat dengan Makna Al-Qur'an

5.2.1.    Pengaruh Struktur terhadap Pemahaman Makna

Struktur ayat dan surat memudahkan dalam memahami hubungan antara hukum-hukum Islam, peristiwa sejarah, dan prinsip-prinsip moral yang diajarkan dalam Al-Qur'an.

·                     Kaitan antara Ayat dan Konteks Hukum

Misalnya, ayat-ayat tentang hukum waris dalam Surah An-Nisa ditempatkan dalam satu rangkaian yang saling menjelaskan satu sama lain. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman suatu hukum dalam Islam harus didasarkan pada keseluruhan ayat terkait dalam suatu surat, bukan hanya dari satu ayat secara terpisah.⁵

·                     Kaitan antara Ayat dan Konteks Akidah

Dalam Surah Al-Ikhlas, meskipun hanya terdiri dari empat ayat, tetapi strukturnya menyampaikan konsep tauhid secara sempurna dan menjadi landasan utama dalam pemahaman akidah Islam.⁶

5.2.2.    Kesinambungan Tema dalam Surat dan Antar Surat

Banyak surat dalam Al-Qur’an memiliki keterkaitan tematik yang sangat erat. Imam As-Suyuthi dalam Asrar Tartib al-Qur'an menyebutkan bahwa surat-surat dalam Al-Qur'an tersusun sedemikian rupa untuk membentuk kesinambungan tema yang memperjelas makna pesan ilahi.⁷

Contoh hubungan ini dapat dilihat dalam rangkaian surat berikut:

1)                  Surah Al-Anfal dan Surah At-Taubah

Keduanya membahas tentang jihad, perjanjian, dan hubungan umat Islam dengan kaum kafir.

2)                  Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas

Kedua surat ini saling melengkapi dalam perlindungan dari bahaya eksternal (Al-Falaq) dan bahaya internal (An-Nas).

5.3.       Relevansi Kajian Struktur Ayat dan Surat dengan Ilmu Al-Qur’an

5.3.1.    Hubungan dengan Ilmu Tafsir

Struktur ayat dan surat sangat berpengaruh dalam metode tafsir. Imam Fakhruddin Ar-Razi dalam Mafatih al-Ghaib menekankan bahwa dalam menafsirkan Al-Qur’an, memahami hubungan antara ayat dan surat sangatlah penting untuk menghindari kesalahpahaman dalam mengambil kesimpulan hukum atau makna dari suatu ayat.⁸

Sebagai contoh, ayat dalam Surah Al-Ma’idah yang menyatakan "Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu" (Al-Ma’idah [05] ayat 3) harus dipahami dalam konteks surat secara keseluruhan yang berbicara tentang penyempurnaan syariat Islam.

5.3.2.    Hubungan dengan Ulumul Qur’an

Kajian struktur ayat dan surat berhubungan erat dengan berbagai cabang Ulumul Qur’an, di antaranya:

·                     Ilmu Nasikh Mansukh

Mengetahui struktur ayat membantu dalam memahami ayat yang telah dihapus hukumnya (mansukh) dan yang masih berlaku (nasikh).⁹

·                     Asbabun Nuzul

Struktur ayat dalam suatu surat sering kali berkaitan dengan sebab-sebab turunnya wahyu (asbabun nuzul), sehingga memahami susunan ayat dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai latar belakang ayat.¹⁰

5.4.       Dampak Pemahaman Struktur Ayat dan Surat bagi Kehidupan Umat Islam

5.4.1.    Memudahkan Hafalan dan Pembacaan Al-Qur'an

Dengan adanya struktur yang sistematis, Al-Qur’an lebih mudah untuk dihafalkan dan dibaca oleh umat Islam di seluruh dunia. Imam An-Nawawi dalam At-Tibyan fi Adab Hamalat al-Qur’an menekankan bahwa struktur ayat dan surat dalam Al-Qur’an membantu para penghafal dalam mengingat urutan dan kesinambungan makna antar ayat.¹¹

5.4.2.    Meningkatkan Pemahaman dan Pengamalan Al-Qur’an

Memahami struktur ayat dan surat dapat membantu umat Islam dalam mengambil hikmah dan menerapkan ajaran Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari. Surah-surah yang berisi ajaran moral, seperti Surah Al-Hujurat yang membahas etika sosial, lebih mudah dipahami jika dilihat dalam konteks keterkaitan ayat-ayatnya.¹²


Kesimpulan

Struktur ayat dan surat dalam Al-Qur’an memiliki hikmah besar dalam penyampaian pesan ilahi. Penempatan ayat dan surat telah diatur secara wahyu untuk memastikan kesinambungan makna dan kemudahan dalam memahami hukum serta ajaran Islam. Kajian terhadap struktur ini memiliki signifikansi besar dalam ilmu tafsir, Ulumul Qur’an, serta kehidupan umat Islam secara umum.


Catatan Kaki

[1]                Jalaluddin As-Suyuthi, Al-Itqan fi Ulumil Qur’an (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1996), 1:75.

[2]                Ibid., 1:89.

[3]                Manna’ Al-Qattan, Mabahith fi Ulum al-Qur’an (Riyadh: Maktabah al-Ma’arif, 1997), 103.

[4]                Badruddin Az-Zarkasyi, Al-Burhan fi Ulum al-Qur’an (Cairo: Dar al-Fikr, 1998), 1:200.

[5]                Muhammad Abu Zahrah, Ulum al-Qur’an (Cairo: Dar al-Fikr, 1999), 88.

[6]                Al-Qur'an, Surah Al-Ikhlas, 112:1-4.

[7]                Jalaluddin As-Suyuthi, Asrar Tartib al-Qur'an (Cairo: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1998), 45.

[8]                Fakhruddin Ar-Razi, Mafatih al-Ghaib (Cairo: Dar al-Hadith, 2004), 4:200.

[9]                As-Suyuthi, Al-Itqan, 2:94.

[10]             Ibid., 2:98.

[11]             An-Nawawi, At-Tibyan fi Adab Hamalat al-Qur’an (Beirut: Dar Ibn Hazm, 2005), 1:52.

[12]             Al-Qur'an, Surah Al-Hujurat, 49:12.


6.           Penutup

Kajian mengenai struktur ayat dan surat dalam Al-Qur’an menunjukkan bahwa susunan wahyu ini bukanlah hasil kebetulan, melainkan memiliki sistematika yang luar biasa dengan hikmah yang mendalam. Dengan memahami struktur ini, kita dapat melihat bagaimana hubungan antar ayat dan surat membentuk kesatuan makna yang harmonis serta memberikan kemudahan dalam pemahaman, penghafalan, dan penerapan ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.

6.1.       Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dikaji dalam artikel ini, dapat disimpulkan beberapa poin utama sebagai berikut:

1)                  Struktur ayat dalam Al-Qur’an menunjukkan bahwa setiap ayat memiliki hubungan tematik dan gramatikal dengan ayat sebelumnya dan sesudahnya. Para ulama tafsir, seperti Imam Fakhruddin Ar-Razi dalam Mafatih al-Ghaib, menekankan bahwa setiap ayat memiliki kesinambungan yang tidak terpisahkan dalam konteks keseluruhan surat.¹

2)                  Struktur surat dalam Al-Qur’an memperlihatkan pola tematik yang kuat dan keterkaitan antar surat. Jalaluddin As-Suyuthi dalam Asrar Tartib al-Qur'an menyebutkan bahwa penempatan surat dalam Mushaf Utsmani bukan sekadar ijtihad para sahabat, tetapi memiliki pola yang menunjukkan kesinambungan pesan ilahi.²

3)                  Hikmah dan signifikansi struktur ayat dan surat dalam Al-Qur'an berkaitan erat dengan ilmu tafsir, ilmu balaghah, dan berbagai cabang Ulumul Qur'an. Struktur ini juga berperan dalam mempermudah pemahaman hukum Islam, sebagaimana diungkapkan oleh Imam Al-Qurthubi dalam Tafsir Al-Qurthubi

4)                  Keberadaan struktur yang sistematis dalam Al-Qur'an juga memudahkan umat Islam dalam menghafal dan memahami ayat-ayatnya. Seperti yang dijelaskan oleh Imam An-Nawawi dalam At-Tibyan fi Adab Hamalat al-Qur’an, adanya pola dan sistematika dalam susunan ayat dan surat berkontribusi besar dalam proses penghafalan dan pembelajaran Al-Qur’an.⁴

6.2.       Implikasi Kajian Struktur Ayat dan Surat dalam Studi Islam

Kajian terhadap struktur ayat dan surat dalam Al-Qur’an tidak hanya penting dalam studi tafsir, tetapi juga dalam beberapa aspek lain dalam kajian Islam, di antaranya:

·                     Tafsir dan Ulumul Qur'an

Memahami keterkaitan antar ayat dan surat sangat penting dalam menafsirkan Al-Qur’an secara kontekstual.

·                     Ilmu Hukum Islam (Fiqh)

Banyak hukum Islam yang dapat dipahami lebih baik dengan memperhatikan susunan ayat dalam suatu surat.

·                     Ilmu Bahasa dan Sastra Arab

Struktur ayat dalam Al-Qur'an mengandung berbagai elemen balaghah (retorika) yang menjadi kajian penting dalam ilmu sastra Arab.

Selain itu, pemahaman terhadap struktur ayat dan surat juga sangat membantu dalam pendekatan tafsir tematik (maudhui), yaitu metode tafsir yang mengkaji suatu tema berdasarkan keseluruhan ayat dalam satu surat atau berbagai surat yang memiliki keterkaitan makna. Hal ini semakin memperkaya metode pemahaman Al-Qur’an di era modern.⁵

6.3.       Rekomendasi untuk Kajian Lebih Lanjut

Mengingat pentingnya kajian tentang struktur ayat dan surat dalam Al-Qur’an, beberapa rekomendasi berikut dapat menjadi perhatian dalam penelitian dan studi lebih lanjut:

1)                  Analisis lebih mendalam terhadap hubungan tematik antar surat

Seperti kajian munasabah surat, yaitu hubungan tematik antara satu surat dengan surat berikutnya yang dapat dikembangkan lebih lanjut dalam tafsir kontemporer.

2)                  Penerapan kajian struktur ayat dan surat dalam pengajaran Al-Qur’an

Metode hafalan dan pemahaman Al-Qur’an di berbagai lembaga pendidikan Islam dapat lebih efektif jika berbasis pada pemahaman terhadap struktur ayat dan surat.

3)                  Kajian linguistik terhadap susunan ayat dalam Al-Qur’an

Penelitian lebih lanjut dalam bidang linguistik Arab mengenai pola dan struktur bahasa dalam Al-Qur’an masih sangat terbuka luas, terutama dalam aspek retorika dan stilistika.

Dengan demikian, kajian tentang struktur ayat dan surat dalam Al-Qur’an tidak hanya memberikan wawasan dalam studi keislaman klasik, tetapi juga memiliki relevansi besar dalam kajian akademik modern dan dalam kehidupan umat Islam secara luas.

6.4.       Harapan dan Doa

Sebagai umat Islam, memahami struktur ayat dan surat dalam Al-Qur'an hendaknya bukan sekadar kajian akademik, tetapi juga menjadi sarana untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah Swt. Semoga penelitian dan pemahaman yang mendalam terhadap Al-Qur'an semakin meningkatkan kecintaan umat Islam terhadap kitab suci ini dan memperkuat implementasi ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagaimana firman Allah Swt dalam Surah Al-Muzzammil [73] ayat 4:

وَرَتِّلِ ٱلْقُرْءَانَ تَرْتِيلًا

"Dan bacalah Al-Qur'an itu dengan tartil (perlahan-lahan dan jelas)."⁶

Semoga Allah Swt memberikan kita pemahaman yang benar terhadap wahyu-Nya dan menjadikan Al-Qur’an sebagai cahaya dalam kehidupan kita. Amin.


Kesimpulan Akhir:

Kajian tentang struktur ayat dan surat dalam Al-Qur’an merupakan bagian integral dari studi Islam yang memberikan pemahaman mendalam terhadap hubungan tematik, hukum Islam, dan aspek linguistik wahyu ilahi. Semoga penelitian ini dapat menjadi referensi bagi akademisi, ulama, dan umat Islam dalam memahami keindahan dan kedalaman struktur Al-Qur’an.


Catatan Kaki

[1]                Fakhruddin Ar-Razi, Mafatih al-Ghaib (Cairo: Dar al-Hadith, 2004), 5:178.

[2]                Jalaluddin As-Suyuthi, Asrar Tartib al-Qur'an (Cairo: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1998), 45.

[3]                Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi (Beirut: Dar Ihya’ at-Turats al-‘Arabi, 2006), 1:144.

[4]                An-Nawawi, At-Tibyan fi Adab Hamalat al-Qur’an (Beirut: Dar Ibn Hazm, 2005), 1:52.

[5]                Abdullah Saeed, "Thematic Interpretation of the Qur’an: A New Trend in Qur’anic Exegesis," Journal of Quranic Studies 6, no. 1 (2004): 34-55.

[6]                Al-Qur'an, Surah Al-Muzzammil, 73:4.


Daftar Pustaka

Kitab Tafsir dan Ulumul Qur'an

·                     Al-Qurthubi, Imam. (2006). Tafsir Al-Qurthubi. Beirut: Dar Ihya’ at-Turats al-‘Arabi.

·                     Ar-Razi, Fakhruddin. (2004). Mafatih al-Ghaib. Cairo: Dar al-Hadith.

·                     As-Suyuthi, Jalaluddin. (1996). Al-Itqan fi Ulumil Qur’an. Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah.

·                     As-Suyuthi, Jalaluddin. (1998). Asrar Tartib al-Qur'an. Cairo: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah.

·                     Az-Zarkasyi, Badruddin. (1998). Al-Burhan fi Ulum al-Qur’an. Cairo: Dar al-Fikr.

Ilmu Al-Qur’an dan Studi Keislaman

·                     Al-Jurjani, Ali Ibn Muhammad. (1985). At-Ta’rifat. Cairo: Dar al-Fikr.

·                     Al-Qattan, Manna’. (1997). Mabahith fi Ulum al-Qur’an. Riyadh: Maktabah al-Ma’arif.

·                     An-Nawawi, Imam. (2005). At-Tibyan fi Adab Hamalat al-Qur’an. Beirut: Dar Ibn Hazm.

·                     Ibn Faris. (1997). Mu’jam Maqayis al-Lughah. Cairo: Dar al-Fikr.

·                     Ibn Manzur. (1994). Lisan al-Arab. Beirut: Dar al-Sadir.

·                     Muhammad Abu Zahrah. (1999). Ulum al-Qur’an. Cairo: Dar al-Fikr.

Jurnal Ilmiah

·                     Saeed, A. (2004). Thematic interpretation of the Qur’an: A new trend in Qur’anic exegesis. Journal of Quranic Studies, 6(1), 34-55.

·                     Saeed, A. (2005). The structure of the Qur’anic surahs: An analysis. Journal of Quranic Studies, 7(1), 22-40.

Al-Qur’an

·                     Al-Qur'an Al-Karim.


Lampiran: Daftar Struktur Al-Qur’an

Al-Qur’an terdiri dari 114 surat yang terbagi ke dalam berbagai kategori berdasarkan panjangnya, periode turunnya, dan struktur tematiknya. Berikut adalah daftar struktur Al-Qur’an secara sistematis:

1.            Pembagian Al-Qur’an berdasarkan Jumlah Surat dan Ayat

·                     Jumlah surat dalam Al-Qur’an: 114 surat

·                     Jumlah ayat dalam Al-Qur’an: 6.236 ayat (dalam riwayat Hafsh ‘an ‘Ashim)¹

2.            Klasifikasi Surat berdasarkan Panjangnya

Menurut Imam As-Suyuthi dalam Al-Itqan fi Ulumil Qur’an, surat-surat dalam Al-Qur’an dapat diklasifikasikan sebagai berikut:²

1)                  As-Sab’uth Thiwal (Tujuh Surat Panjang)

Contoh: Al-Baqarah (286 ayat), Ali ‘Imran (200 ayat), An-Nisa (176 ayat), Al-Ma’idah (120 ayat), Al-An’am (165 ayat), Al-A’raf (206 ayat), Yunus (109 ayat);

2)                  Al-Mi’un (Surat dengan sekitar 100 ayat)

Contoh: Hud (123 ayat), Yusuf (111 ayat), Al-Isra’ (111 ayat)

3)                  Al-Matsani (Surat yang lebih pendek dari Al-Mi’un tetapi lebih panjang dari surat pendek)

Contoh: Al-Kahfi (110 ayat), Maryam (98 ayat), Ta Ha (135 ayat)

4)                  Al-Mufassal (Surat Pendek, dari Surah Qaf hingga An-Nas)

Al-Mufassal dibagi lagi menjadi:

(*) Thiwal Mufassal (Surat panjang, misalnya Qaf hingga Al-Mursalat)

(*) Ausath Mufassal (Surat menengah, misalnya An-Naba’ hingga Al-Lail)

(*) Qishar Mufassal (Surat sangat pendek, misalnya Adh-Dhuha hingga An-Nas)

3.            Klasifikasi Surat berdasarkan Periode Turunnya

·                     Surat Makkiyah: Diturunkan sebelum hijrah, berjumlah 86 surat. Ciri khasnya:

(*) Gaya bahasa yang kuat dan bersajak.

(*) Fokus pada akidah, tauhid, dan kehidupan akhirat.

Contoh: Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Mulk.

·                     Surat Madaniyah: Diturunkan setelah hijrah, berjumlah 28 surat. Ciri khasnya:

(*) Ayat lebih panjang dan banyak membahas hukum Islam (ahkam syar’iyyah).

(*) Fokus pada hukum, sosial, dan interaksi umat Islam.

Contoh: Al-Baqarah, An-Nisa, Al-Ma’idah.³

4.            Klasifikasi Surat Berdasarkan Pembukaannya

Beberapa surat dalam Al-Qur’an memiliki pola pembukaan yang khas, di antaranya:

·                     Huruf Muqaththa’ah (29 surat diawali dengan huruf-huruf terpotong)

Contoh:

(*) Alif Lam Mim (Al-Baqarah, Ali Imran)

(*) Kaf Ha Ya ‘Ain Shad (Maryam)

(*) Nun (Al-Qalam)

·                     Pembukaan dengan Sumpah Allah (Qasam)

Contoh:

(*) Wal ‘Asr (Surah Al-‘Asr)

(*) Was Syamsi wa Dhuhaaha (Surah Asy-Syams)

·                     Pembukaan dengan Seruan kepada Manusia atau Orang Beriman

Contoh:

(*) Ya Ayyuhan-Nas (An-Nisa [04] ayat 1)

(*) Ya Ayyuhalladzina Amanu (Al-Baqarah [02] ayat 104)

5.            Pembagian Al-Qur’an Berdasarkan Hizb dan Juz

·                     30 Juz → Al-Qur’an dibagi menjadi 30 bagian untuk memudahkan pembacaan dalam satu bulan.

·                     60 Hizb → Setiap juz terdiri dari 2 hizb untuk memudahkan pembagian bacaan harian.

·                     Ruku’ (Sections) → Al-Qur’an juga memiliki 558 ruku’, yang digunakan dalam pembacaan shalat berjamaah.⁴


Kesimpulan

Struktur Al-Qur’an terdiri dari 114 surat dan 6.236 ayat, yang tersusun dalam sistematika yang jelas dan memiliki berbagai klasifikasi, baik berdasarkan panjangnya, periode turunnya, maupun pola pembukaannya. Pemahaman terhadap struktur ini sangat penting untuk mendukung studi tafsir dan Ulumul Qur’an secara lebih mendalam serta membantu dalam memahami hubungan antar ayat dan surat dalam Al-Qur’an.


Catatan Kaki

[1]                Manna’ Al-Qattan, Mabahith fi Ulum al-Qur’an (Riyadh: Maktabah al-Ma’arif, 1997), 101.

[2]                Jalaluddin As-Suyuthi, Al-Itqan fi Ulumil Qur’an (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1996), 1:52.

[3]                Fakhruddin Ar-Razi, Mafatih al-Ghaib (Cairo: Dar al-Hadith, 2004), 3:113.

[4]                Muhammad Abu Zahrah, Ulum al-Qur’an (Cairo: Dar al-Fikr, 1999), 74.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar