Kepemimpinan Pendidikan Islam
Strategi Efektif dalam Mengelola dan Menggerakkan Lembaga Pendidikan
Islam
Alihkan ke: Dinamika Kepemimpinan dalam Islam.
Kekuasaan (Power), Otoritas (Authority), Kekuatan (Force).
Abstrak
Kepemimpinan dalam pendidikan Islam memiliki peran
strategis dalam mengelola, menggerakkan, dan mengembangkan lembaga pendidikan
berbasis nilai-nilai Islam. Artikel ini membahas konsep kepemimpinan pendidikan
Islam, karakteristik pemimpin yang ideal, serta strategi yang dapat diterapkan
dalam pengelolaan lembaga pendidikan Islam agar mencapai efektivitas yang
optimal. Berbagai model kepemimpinan Islam, seperti kepemimpinan
transformasional, servant leadership, dan kepemimpinan berbasis musyawarah
(syura), dianalisis berdasarkan referensi dari literatur Islam klasik dan
kontemporer.
Artikel ini juga mengkaji tantangan yang dihadapi
pemimpin dalam pendidikan Islam, baik dari aspek internal seperti kualitas
sumber daya manusia dan sistem kurikulum, maupun aspek eksternal seperti pengaruh
globalisasi dan perkembangan teknologi. Berbagai studi kasus dari lembaga
pendidikan Islam ternama, seperti Pondok Modern Darussalam Gontor,
Universitas Al-Azhar, dan International Islamic University Malaysia (IIUM),
digunakan sebagai contoh penerapan kepemimpinan yang efektif dalam dunia
pendidikan Islam.
Sebagai kesimpulan, kepemimpinan pendidikan Islam
yang ideal harus didasarkan pada prinsip ketakwaan, keadilan, musyawarah,
dan inovasi dalam menghadapi tantangan zaman. Dengan strategi yang tepat,
pendidikan Islam dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi signifikan
bagi pembangunan umat.
Kata Kunci: Kepemimpinan Islam, pendidikan Islam,
strategi manajemen pendidikan, syura, servant leadership, transformasional,
globalisasi, kurikulum berbasis Islam, inovasi pendidikan.
PEMBAHASAN
Kepemimpinan Pendidikan Islam
1.
Pendahuluan
1.1. Pengertian Kepemimpinan
Pendidikan Islam
Kepemimpinan
pendidikan Islam merupakan kemampuan seseorang dalam mengelola, mengarahkan,
dan menggerakkan lembaga pendidikan Islam guna mencapai tujuan pendidikan
sesuai dengan nilai-nilai Islam. Pemimpin dalam pendidikan Islam tidak hanya
bertindak sebagai administrator dan manajer, tetapi juga sebagai teladan moral
dan spiritual bagi seluruh elemen dalam institusi pendidikan. Menurut Abdul
Rahman Al-Nahlawi, kepemimpinan
dalam Islam adalah proses membimbing, mengarahkan, dan mengembangkan individu
maupun institusi berdasarkan prinsip-prinsip syariat Islam sehingga
menghasilkan perubahan yang positif dalam kehidupan manusia dan masyarakatnya.¹
Dalam perspektif
Islam, kepemimpinan tidak hanya berorientasi pada pencapaian tujuan organisasi
secara material, tetapi juga mengutamakan pembentukan karakter dan nilai-nilai moral. Al-Qur’an menegaskan pentingnya
pemimpin yang amanah, adil, dan memiliki kapasitas dalam menjalankan tanggung jawabnya,
sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Baqarah [02] ayat 247:
"Sesungguhnya Allah telah memilihnya
(Thalut) menjadi raja kalian dan memberikan kepadanya kelebihan dalam ilmu
dan fisik."²
Ayat ini menunjukkan
bahwa seorang pemimpin yang efektif harus memiliki dua aspek utama: ilmu dan kemampuan
fisik untuk menjalankan tugas kepemimpinan dengan optimal.
1.2.
Urgensi Kepemimpinan dalam Lembaga Pendidikan
Islam
Lembaga pendidikan
Islam memiliki peran strategis dalam membangun generasi Muslim yang berakhlak dan
berkompeten. Oleh karena itu, kepemimpinan dalam lembaga pendidikan Islam tidak
hanya berfokus pada aspek manajerial, tetapi juga pada aspek tarbawi
(pembinaan) yang berlandaskan nilai-nilai Islam. Seorang pemimpin pendidikan
Islam bertugas mengimplementasikan kebijakan yang sesuai dengan prinsip-prinsip
syariat, mengembangkan kurikulum berbasis Islam, serta menciptakan budaya
akademik yang Islami.³
Dalam sejarah Islam,
kepemimpinan pendidikan telah menjadi faktor utama dalam perkembangan ilmu
pengetahuan. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya’ Ulumuddin menekankan bahwa
seorang pemimpin pendidikan harus memiliki sifat hikmah (kebijaksanaan),
shiddiq (kejujuran), dan fathonah (kecerdasan) agar dapat mengelola lembaga
pendidikan secara efektif.⁴ Selain itu, kepemimpinan pendidikan yang baik juga
berkontribusi dalam menciptakan suasana
belajar yang kondusif dan berorientasi pada keunggulan akademik serta
spiritual.
Di era modern,
tantangan dalam kepemimpinan pendidikan Islam semakin kompleks, terutama dalam
menghadapi perkembangan teknologi dan globalisasi. Para pemimpin lembaga
pendidikan Islam perlu memiliki pemahaman yang kuat mengenai konsep manajemen
pendidikan Islam yang mencakup aspek perencanaan strategis,
pengelolaan sumber daya manusia, serta inovasi dalam sistem pendidikan.⁵ Dengan
kepemimpinan yang efektif, lembaga pendidikan Islam dapat berkembang secara
berkelanjutan dan tetap relevan dalam menghadapi perubahan zaman.
1.3.
Tujuan Artikel dan Ruang Lingkup Pembahasan
Artikel ini
bertujuan untuk menjelaskan konsep, karakteristik, strategi, serta tantangan
kepemimpinan dalam pendidikan Islam berdasarkan referensi yang kredibel.
Beberapa aspek utama yang akan dibahas dalam artikel ini meliputi:
1)
Definisi
dan Prinsip Kepemimpinan dalam Islam
Pembahasan mengenai dasar-dasar
kepemimpinan dalam Islam yang bersumber dari Al-Qur’an, Hadis, dan pemikiran
para ulama.
2)
Karakteristik
Pemimpin Pendidikan Islam
Sifat-sifat dan kompetensi yang harus
dimiliki oleh seorang pemimpin pendidikan Islam.
3)
Model
Kepemimpinan dalam Pendidikan Islam
Analisis terhadap berbagai model
kepemimpinan yang diterapkan dalam lembaga pendidikan Islam, seperti
kepemimpinan transformasional dan servant leadership.
4)
Strategi
Efektif dalam Mengelola Lembaga Pendidikan Islam
Kajian tentang metode dan teknik yang
digunakan dalam mengelola sumber daya manusia, kurikulum, serta lingkungan
pendidikan Islam.
5)
Tantangan
dan Solusi dalam Kepemimpinan Pendidikan Islam
Identifikasi tantangan internal dan
eksternal dalam kepemimpinan pendidikan Islam serta solusi yang ditawarkan oleh
perspektif Islam.
Melalui pembahasan
ini, diharapkan para pembaca, khususnya akademisi dan praktisi pendidikan
Islam, dapat memahami urgensi kepemimpinan dalam pendidikan Islam serta
mengaplikasikan prinsip-prinsip yang telah dibahas untuk meningkatkan
efektivitas pengelolaan lembaga pendidikan Islam.
Catatan Kaki
[1]
Abdul Rahman Al-Nahlawi, Prinsip-Prinsip Kepemimpinan dalam Islam
(Jakarta: Gema Insani, 2005), 43.
[2]
Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah [2] ayat 247.
[3]
Azyumardi Azra, Paradigma Baru Pendidikan Islam
(Jakarta: UIN Jakarta Press, 2010), 72.
[4]
Imam Al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin, vol. 1 (Kairo: Dar
al-Kutub al-Ilmiyyah, 2002), 56.
[5]
Mohd Kamal Hassan, Islamic Leadership in Education: A Contemporary
Perspective (Kuala Lumpur: IIUM Press, 2019), 88.
2.
Konsep Kepemimpinan dalam Pendidikan Islam
2.1.
Definisi Kepemimpinan dalam Perspektif Islam
Kepemimpinan dalam
Islam merupakan suatu amanah yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab berdasarkan
nilai-nilai syariat. Dalam konteks pendidikan Islam, kepemimpinan mengacu pada
kemampuan seorang pemimpin dalam
mengelola dan mengarahkan lembaga pendidikan Islam agar mencapai tujuan yang
telah ditetapkan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.¹
Menurut Muhammad
Qutb, kepemimpinan dalam Islam bukan hanya berkaitan dengan aspek
administratif, tetapi juga dengan aspek moral dan spiritual. Seorang pemimpin memiliki tanggung jawab
untuk membimbing masyarakat menuju kehidupan yang lebih baik berdasarkan ajaran
Islam.² Dalam hal ini, Rasulullah Saw menjadi teladan utama dalam kepemimpinan, baik dalam aspek sosial,
politik, maupun pendidikan.
Konsep kepemimpinan dalam Islam juga ditekankan
dalam Al-Qur’an, sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Anbiya [21] ayat 73:
"Dan Kami jadikan mereka itu
pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan Kami wahyukan
kepada mereka untuk mengerjakan kebajikan, mendirikan salat, dan menunaikan
zakat; dan hanya kepada Kami mereka menyembah."³
Ayat ini menunjukkan
bahwa kepemimpinan dalam Islam harus berlandaskan pada petunjuk Allah, serta berorientasi pada kemaslahatan umat melalui
nilai-nilai kebajikan, ibadah, dan keadilan sosial.
2.2.
Dasar-Dasar Kepemimpinan dalam Al-Qur’an dan Hadis
Kepemimpinan dalam
Islam memiliki landasan yang kuat dalam Al-Qur’an dan Hadis. Beberapa prinsip utama kepemimpinan yang
disebutkan dalam sumber-sumber Islam antara lain:
2.2.1.
Prinsip
Amanah dan Tanggung Jawab
Kepemimpinan adalah
sebuah amanah yang akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah. Dalam Surah
An-Nisa [04] ayat 58, Allah berfirman:
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu
menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkannya dengan adil."⁴
Hadis Rasulullah Saw
juga menegaskan pentingnya tanggung jawab seorang pemimpin:
"Setiap kalian adalah pemimpin dan
setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya."⁵
2.2.2.
Prinsip
Keadilan dalam Kepemimpinan
Seorang pemimpin
dalam pendidikan Islam harus berlaku adil dalam setiap kebijakan yang diambil.
Keadilan dalam Islam tidak hanya berarti kesetaraan dalam perlakuan, tetapi juga memastikan bahwa
setiap individu mendapatkan haknya sesuai dengan kapasitas dan kebutuhannya.
Dalam Surah
Al-Ma’idah [05] ayat 8, Allah berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah
kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu
sendiri atau kedua orang tua dan kaum kerabatmu."⁶
Kepemimpinan yang
adil dalam pendidikan Islam berarti memberikan hak yang sama kepada seluruh elemen dalam lembaga pendidikan,
baik itu guru, siswa, maupun tenaga kependidikan lainnya.
2.2.3.
Prinsip
Musyawarah dalam Pengambilan Keputusan
Islam menekankan
pentingnya musyawarah dalam pengambilan keputusan kepemimpinan, sebagaimana ditegaskan dalam Surah
Asy-Syura [42] ayat 38:
"Dan (bagi) orang-orang yang
menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan melaksanakan salat, sedang urusan
mereka (diputuskan) dengan musyawarah di antara mereka, dan mereka menginfakkan
sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka."⁷
Dalam konteks
pendidikan Islam, musyawarah menjadi sarana bagi pemimpin untuk merangkul berbagai pihak dalam pengelolaan lembaga
pendidikan sehingga keputusan yang
diambil dapat lebih objektif dan sesuai dengan kebutuhan institusi.
2.3.
Prinsip-Prinsip Kepemimpinan Islam yang Efektif
Berdasarkan
sumber-sumber Islam dan pemikiran para ulama, kepemimpinan dalam pendidikan Islam harus mengedepankan
beberapa prinsip berikut:
1)
Kepemimpinan
Berbasis Tauhid
Segala kebijakan dalam kepemimpinan
pendidikan harus berorientasi pada ibadah dan mengutamakan ridha Allah.⁸
2)
Keteladanan
(Uswah Hasanah)
Pemimpin harus menjadi contoh dalam
perilaku, etika, dan keilmuan.⁹
3)
Kepemimpinan
yang Berorientasi pada Kemajuan Ilmu
Seorang pemimpin harus mampu mendorong
inovasi dan pengembangan keilmuan dalam lembaga pendidikan Islam.¹⁰
4)
Kepemimpinan
yang Berbasis Hikmah (Kebijaksanaan)
Seorang pemimpin harus memiliki
kemampuan berpikir strategis, mengambil keputusan dengan adil, serta mampu
menyelesaikan konflik dengan cara yang bijak.¹¹
Dengan menerapkan
prinsip-prinsip ini, kepemimpinan dalam pendidikan Islam dapat berjalan dengan
baik, menghasilkan lembaga pendidikan yang tidak hanya unggul secara akademik,
tetapi juga berlandaskan pada nilai-nilai Islam yang kuat.
Catatan Kaki
[1]
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta:
Kencana, 2006), 124.
[2]
Muhammad Qutb, Islam: The Misunderstood Religion
(Kuala Lumpur: Islamic Book Trust, 1990), 198.
[3]
Al-Qur'an, Surah Al-Anbiya [21] ayat 73.
[4]
Al-Qur'an, Surah An-Nisa [4] ayat 58.
[5]
Muhammad bin Isma'il al-Bukhari, Sahih al-Bukhari, vol. 2 (Beirut:
Dar Ibn Kathir, 2002), 93.
[6]
Al-Qur'an, Surah Al-Ma’idah [5] ayat 8.
[7]
Al-Qur'an, Surah Asy-Syura [42] ayat 38.
[8]
Yusuf al-Qaradawi, Fiqh al-Awlawiyyat (Cairo: Dar
al-Shuruq, 1995), 56.
[9]
Imam Nawawi, Riyadhus Shalihin, vol. 1
(Damaskus: Dar Ibn Hazm, 1999), 27.
[10]
Syed Muhammad Naquib al-Attas, Islam and Secularism (Kuala Lumpur:
ISTAC, 1993), 112.
[11]
Abu Hamid al-Ghazali, Al-Mustasfa min 'Ilm al-Usul, vol.
1 (Cairo: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1997), 67.
3.
Karakteristik Pemimpin Pendidikan Islam
Kepemimpinan dalam
pendidikan Islam tidak hanya membutuhkan keahlian manajerial, tetapi juga
kesalehan pribadi serta komitmen terhadap nilai-nilai Islam. Seorang pemimpin pendidikan Islam harus
menjadi contoh teladan bagi para guru, siswa, dan tenaga kependidikan lainnya
dalam menerapkan prinsip-prinsip Islam di lingkungan akademik.¹
Dalam kitab al-Ahkam
as-Sultaniyyah, Imam al-Mawardi menjelaskan bahwa seorang pemimpin
harus memiliki kapasitas ilmu, integritas moral, dan
keterampilan manajerial agar dapat menjalankan tugasnya dengan
baik.² Adapun karakteristik utama yang harus
dimiliki oleh seorang pemimpin dalam pendidikan Islam meliputi aspek spiritual,
intelektual, sosial, dan manajerial sebagaimana dijelaskan
berikut ini.
3.1.
Sifat-Sifat yang Harus Dimiliki oleh Pemimpin
Pendidikan Islam
3.1.1.
Taqwa
dan Integritas Moral
Taqwa merupakan
aspek utama dalam kepemimpinan Islam, termasuk dalam dunia pendidikan. Seorang
pemimpin pendidikan Islam harus memiliki kesadaran bahwa kepemimpinannya adalah
amanah yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Dalam Surah
Al-Anfal [08] ayat 27, Allah mengingatkan:
"Wahai orang-orang yang beriman!
Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan juga
janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu
mengetahui."³
Taqwa dalam
kepemimpinan pendidikan Islam tercermin dalam sikap kejujuran, tanggung jawab,
serta komitmen terhadap ajaran Islam
dalam menjalankan kebijakan pendidikan. Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah
menegaskan bahwa pemimpin yang tidak memiliki ketakwaan akan
cenderung menyalahgunakan kekuasaan dan gagal dalam menjalankan tugasnya secara
adil.⁴
3.1.2.
Ilmu
Pengetahuan dan Wawasan Luas
Seorang pemimpin
dalam pendidikan Islam harus memiliki pemahaman yang luas tentang ilmu
pengetahuan, baik ilmu agama maupun ilmu umum. Rasulullah Saw bersabda:
"Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi
seseorang, maka Dia akan memberikan pemahaman dalam agama."⁵
Imam Al-Ghazali
dalam Ihya’
Ulumuddin menekankan bahwa pemimpin pendidikan harus memiliki wawasan mendalam tentang ilmu
pendidikan dan mampu mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan zaman.⁶ Selain itu, penguasaan ilmu manajemen dan kebijakan
pendidikan juga menjadi faktor penting dalam meningkatkan kualitas lembaga
pendidikan Islam.
3.1.3.
Keadilan
dalam Memimpin
Keadilan adalah
prinsip utama dalam kepemimpinan Islam, termasuk dalam konteks pendidikan. Pemimpin yang adil akan memperlakukan seluruh
elemen dalam institusi pendidikan dengan bijaksana dan tanpa diskriminasi.
Dalam Surah
An-Nahl [16] ayat 90, Allah berfirman:
"Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku
adil dan berbuat kebajikan serta memberi kepada kaum kerabat, dan Allah
melarang perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan."⁷
Keadilan dalam
kepemimpinan pendidikan Islam mencakup pemberian hak yang setara kepada guru, siswa,
dan staf administrasi, serta pengambilan keputusan yang tidak
berat sebelah dalam kebijakan pendidikan.
3.1.4.
Kemampuan
Berkomunikasi dan Memotivasi
Seorang pemimpin
pendidikan harus mampu berkomunikasi dengan baik agar visi dan misinya dapat
dipahami dan dijalankan oleh semua pihak dalam institusi pendidikan. Nabi
Muhammad Saw dikenal sebagai pemimpin yang mampu berkomunikasi dengan penuh hikmah, sebagaimana disebutkan
dalam Surah
An-Nahl [16] ayat 125:
"Serulah (manusia) kepada jalan
Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka
dengan cara yang lebih baik."⁸
Kemampuan komunikasi
yang baik akan memungkinkan seorang pemimpin untuk memotivasi guru dan siswa dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran serta menciptakan lingkungan akademik yang kondusif.
3.2.
Kompetensi yang Dibutuhkan dalam Kepemimpinan
Pendidikan Islam
3.2.1.
Kompetensi
Spiritual
Seorang pemimpin
pendidikan Islam harus memiliki hubungan yang kuat dengan Allah
dan menjadikan Al-Qur’an serta Hadis sebagai pedoman dalam kepemimpinannya. Ia harus senantiasa memohon
petunjuk Allah dalam mengambil kebijakan pendidikan.⁹
3.2.2.
Kompetensi
Intelektual
Pemimpin pendidikan
Islam harus memiliki kemampuan analisis dan berpikir strategis
agar dapat mengelola lembaga pendidikan secara efektif. Selain itu, ia harus memahami perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
untuk menyesuaikan sistem pendidikan Islam dengan kebutuhan zaman.¹⁰
3.2.3.
Kompetensi
Sosial
Pemimpin pendidikan
harus memiliki kemampuan membangun hubungan harmonis
dengan guru, siswa, orang tua,
dan masyarakat. Ia harus menjadi pemimpin yang inspiratif dan mampu menyelesaikan konflik
dengan cara yang adil.¹¹
3.2.4.
Kompetensi
Manajerial
Kepemimpinan dalam
pendidikan Islam juga memerlukan keterampilan dalam perencanaan,
pengorganisasian, pengawasan, dan evaluasi kebijakan pendidikan agar berjalan sesuai dengan visi
dan misi lembaga.¹²
3.3.
Contoh Kepemimpinan dalam Sejarah Pendidikan
Islam
Sejarah Islam
mencatat banyak tokoh yang menjadi contoh kepemimpinan dalam dunia pendidikan, di antaranya:
1)
Imam Abu
Hanifah
Selain sebagai ulama fiqih, beliau juga
seorang pendidik yang mendirikan sistem pendidikan berbasis diskusi dan
penelitian ilmiah.¹³
2)
Imam
Syafi’i
Seorang pemimpin pendidikan yang
menekankan pentingnya metodologi dalam memahami ilmu agama.
3)
Ibnu Sina
Memimpin pendidikan dalam bidang
kedokteran dan filsafat, menjadikan institusi pendidikan Islam sebagai pusat
keilmuan dunia.
Ketiga tokoh ini
menunjukkan bahwa pemimpin pendidikan Islam harus memiliki kombinasi antara ilmu, keteladanan, dan inovasi dalam
dunia pendidikan.
Catatan Kaki
[1]
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta:
Kencana, 2006), 132.
[2]
Al-Mawardi, Al-Ahkam as-Sultaniyyah (Beirut:
Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1996), 65.
[3]
Al-Qur'an, Surah Al-Anfal [8] ayat 27.
[4]
Ibnu Khaldun, Muqaddimah (Beirut: Dar al-Fikr,
1992), 141.
[5]
Muhammad bin Isma'il al-Bukhari, Sahih al-Bukhari, vol. 1 (Beirut:
Dar Ibn Kathir, 2002), 26.
[6]
Imam Al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin, vol. 1 (Kairo: Dar
al-Kutub al-Ilmiyyah, 2002), 71.
[7]
Al-Qur'an, Surah An-Nahl [16] ayat 90.
[8]
Al-Qur'an, Surah An-Nahl [16] ayat 125.
[9]
Yusuf al-Qaradawi, Fiqh al-Awlawiyyat (Cairo: Dar
al-Shuruq, 1995), 48.
[10]
Syed Muhammad Naquib al-Attas, Islam and Secularism (Kuala Lumpur:
ISTAC, 1993), 119.
[11]
Al-Mawardi, Tashil an-Nazar wa Ta’jil azh-Zhafar
(Cairo: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 2004), 92.
[12]
Mohd Kamal Hassan, Islamic Leadership in Education: A Contemporary
Perspective (Kuala Lumpur: IIUM Press, 2019), 101.
[13]
Abu Zahrah, Tarikh al-Mazahib al-Islamiyyah
(Cairo: Dar al-Fikr al-Arabi, 1957), 54.
4.
Peran dan Tanggung Jawab Pemimpin Pendidikan
Islam
Kepemimpinan dalam
pendidikan Islam memiliki peran yang sangat strategis dalam membentuk sistem
pendidikan yang berkualitas dan berorientasi pada nilai-nilai Islam. Pemimpin
pendidikan Islam tidak hanya bertanggung jawab dalam aspek administratif dan manajerial, tetapi juga
sebagai pemimpin moral, motivator, serta agen perubahan dalam institusi
pendidikan.¹
Dalam Islam,
kepemimpinan adalah amanah yang harus dijalankan dengan adil, penuh hikmah, serta berdasarkan prinsip-prinsip syariat
Islam. Seorang pemimpin pendidikan Islam bertanggung jawab atas pengembangan
kurikulum berbasis Islam, peningkatan kualitas pembelajaran, serta pembinaan
karakter moral dan spiritual peserta didik.² Hal ini sesuai dengan prinsip
kepemimpinan dalam Al-Qur’an, sebagaimana disebutkan dalam Surah Al-Baqarah [02] ayat 30:
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu
berfirman kepada para malaikat, ‘Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.’"³
Ayat ini menegaskan
bahwa setiap pemimpin, termasuk dalam dunia pendidikan, memiliki tanggung jawab
besar dalam mengelola dan mengembangkan umat berdasarkan prinsip-prinsip Islam.
4.1.
Pemimpin Sebagai Pemimpin Spiritual dan Moral
Salah satu tugas utama
pemimpin pendidikan Islam adalah membangun moralitas dan etika Islam dalam lingkungan
pendidikan. Pemimpin dalam Islam bukan hanya administrator,
tetapi juga pembimbing spiritual bagi guru, siswa, dan tenaga kependidikan lainnya.
Rasulullah Saw
bersabda:
"Sesungguhnya aku diutus untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia."⁴
Seorang pemimpin
pendidikan Islam harus menjadi contoh dalam akhlak, disiplin, kejujuran, dan ketakwaan.
Pemimpin yang memiliki karakter moral yang kuat akan mampu menciptakan
lingkungan pendidikan yang kondusif bagi pembentukan kepribadian peserta didik
yang berlandaskan nilai-nilai
Islam.⁵
Sebagai pemimpin
spiritual, seorang kepala sekolah atau rektor di lembaga pendidikan Islam juga
harus mendorong
budaya ibadah di kalangan guru dan siswa, seperti shalat berjamaah, kajian keislaman,
serta nilai-nilai ihsan dalam pembelajaran.
4.2.
Pemimpin Sebagai Administrator dan Manajer
Dalam perspektif
pendidikan Islam, pemimpin memiliki peran strategis sebagai administrator dan
manajer yang mengelola sumber daya lembaga pendidikan agar mencapai efektivitas dan efisiensi dalam
menjalankan fungsinya.
Menurut Imam
Al-Mawardi dalam Al-Ahkam as-Sultaniyyah,
kepemimpinan dalam Islam harus mencakup kemampuan manajemen yang baik,
kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan, serta ketegasan dalam menjalankan
kebijakan pendidikan.⁶
Tugas utama pemimpin
sebagai administrator dalam pendidikan Islam meliputi:
1)
Perencanaan
pendidikan
Menyusun visi dan misi lembaga
pendidikan Islam berdasarkan tujuan-tujuan syariat Islam.
2)
Pengelolaan
sumber daya manusia
Mengatur dan membina tenaga pendidik
agar mereka memiliki kompetensi yang baik dalam mengajar dan membimbing siswa.
3)
Peningkatan
mutu pendidikan
Mengembangkan sistem evaluasi dan
peningkatan kualitas kurikulum berbasis Islam.
4)
Pengelolaan
sarana dan prasarana
Memastikan ketersediaan fasilitas yang
mendukung proses pembelajaran.⁷
Seorang pemimpin
pendidikan Islam juga bertanggung jawab dalam mengelola keuangan dan anggaran pendidikan
secara transparan dan efisien, sehingga institusi pendidikan
dapat berkembang secara berkelanjutan.
4.3.
Pemimpin Sebagai Motivator dan Inovator
Pemimpin pendidikan
Islam harus mampu memberikan motivasi dan inspirasi
kepada seluruh elemen dalam lembaga pendidikan agar mereka memiliki semangat
tinggi dalam menjalankan
tugasnya. Rasulullah Saw bersabda:
"Sebaik-baik manusia adalah yang paling
bermanfaat bagi manusia lain."⁸
Sebagai seorang
motivator, pemimpin harus:
1)
Menciptakan
lingkungan kerja yang positif dan harmonis agar tenaga pendidik
merasa nyaman dalam mengajar dan mengembangkan kompetensinya.
2)
Mendorong
inovasi dalam metode pembelajaran untuk meningkatkan
efektivitas pendidikan Islam di era modern.
3)
Memberikan
apresiasi dan penghargaan kepada guru dan siswa yang berprestasi.
4)
Menjadi
pendengar yang baik bagi permasalahan yang dihadapi oleh guru
dan siswa.⁹
Di era digital, pemimpin pendidikan Islam juga harus
bersikap inovatif dengan memanfaatkan teknologi dalam pengelolaan dan
pengembangan sistem pendidikan berbasis Islam.
4.4.
Pemimpin Sebagai Pendidik dan Pembimbing
Kepemimpinan dalam
pendidikan Islam menekankan bahwa seorang pemimpin bukan hanya seorang
administrator, tetapi juga seorang pendidik dan pembimbing yang aktif dalam
memberikan ilmu dan arahan kepada peserta didik.
Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah
menyatakan bahwa pendidikan yang baik harus dipimpin oleh orang
yang memiliki ilmu dan kebijaksanaan yang tinggi.¹⁰ Dalam hal
ini, seorang pemimpin pendidikan harus:
1)
Menjadi
teladan dalam intelektualitas dan keilmuan bagi para guru dan
siswa.
2)
Mengarahkan
kurikulum pendidikan agar sesuai dengan nilai-nilai Islam dan
kebutuhan zaman.
3)
Melakukan
pembinaan karakter dan akhlak kepada peserta didik, sehingga
mereka tumbuh menjadi generasi yang saleh dan cerdas.
Pemimpin pendidikan
Islam yang berperan sebagai pendidik akan mampu menciptakan budaya
akademik yang Islami, di mana proses belajar tidak hanya berorientasi pada pencapaian akademik,
tetapi juga pada pembentukan karakter.
Kesimpulan
Peran dan tanggung
jawab pemimpin pendidikan Islam
sangat luas, mencakup aspek spiritual, manajerial, motivasional, dan
edukatif. Seorang pemimpin dalam lembaga pendidikan Islam harus
memiliki ketakwaan, ilmu yang luas, keterampilan
manajerial yang baik, serta kemampuan untuk menginspirasi dan membimbing
seluruh elemen dalam institusi pendidikan.
Dengan menerapkan
prinsip-prinsip kepemimpinan Islam, seorang pemimpin pendidikan dapat menciptakan lingkungan akademik yang
berkualitas, bermoral, dan berdaya saing tinggi, sekaligus tetap berpegang teguh
pada nilai-nilai Islam.
Catatan Kaki
[1]
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta:
Kencana, 2006), 145.
[2]
Mohd Kamal Hassan, Islamic Leadership in Education: A Contemporary
Perspective (Kuala Lumpur: IIUM Press, 2019), 92.
[3]
Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah [2] ayat 30.
[4]
Muhammad bin Isma'il al-Bukhari, Sahih al-Bukhari, vol. 1 (Beirut:
Dar Ibn Kathir, 2002), 45.
[5]
Yusuf al-Qaradawi, Fiqh al-Awlawiyyat (Cairo: Dar
al-Shuruq, 1995), 64.
[6]
Al-Mawardi, Al-Ahkam as-Sultaniyyah (Beirut:
Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1996), 78.
[7]
Syed Muhammad Naquib al-Attas, Islam and Secularism (Kuala Lumpur:
ISTAC, 1993), 129.
[8]
Abu Dawud, Sunan Abi Dawud, vol. 1 (Beirut:
Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 2004), 183.
[9]
Imam Nawawi, Riyadhus Shalihin, vol. 1
(Damaskus: Dar Ibn Hazm, 1999), 38.
[10]
Ibnu Khaldun, Muqaddimah (Beirut: Dar al-Fikr,
1992), 154.
5.
Model Kepemimpinan dalam Pendidikan Islam
Kepemimpinan dalam
pendidikan Islam tidak bersifat statis, tetapi berkembang sesuai dengan konteks
sosial dan tantangan zaman. Seorang pemimpin pendidikan Islam harus mampu
mengadaptasi berbagai model kepemimpinan yang sesuai dengan prinsip-prinsip
Islam dan mampu membawa kemajuan bagi lembaga pendidikan.¹
Secara umum, model kepemimpinan dalam pendidikan Islam dapat
dikategorikan ke dalam tiga pendekatan utama: kepemimpinan transformasional, kepemimpinan
berbasis pelayanan (servant leadership), dan kepemimpinan demokratis versus
otoriter.²
5.1.
Kepemimpinan Transformasional dalam Pendidikan
Islam
Kepemimpinan
transformasional adalah model kepemimpinan yang berorientasi pada perubahan positif dalam organisasi dengan
memberikan inspirasi, motivasi, serta menumbuhkan semangat inovasi.³ Dalam
konteks pendidikan Islam, kepemimpinan transformasional berusaha membawa
perubahan dalam sistem pendidikan agar lebih efektif dan sesuai dengan
nilai-nilai Islam.
Rasulullah Saw
adalah contoh utama pemimpin transformasional yang mampu mengubah masyarakat
Arab dari kehidupan jahiliyah menuju peradaban Islam yang maju. Dalam Surah
Al-Jumu’ah [62] ayat 2, Allah berfirman:
"Dialah yang mengutus kepada kaum yang
buta huruf seorang Rasul dari kalangan mereka, yang membacakan kepada mereka
ayat-ayat-Nya, menyucikan mereka, dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah,
meskipun sebelumnya mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata."⁴
Model kepemimpinan
transformasional dalam pendidikan Islam mencakup beberapa aspek utama:
1)
Membangun
visi yang jelas
Pemimpin harus memiliki tujuan yang
jelas dalam mengembangkan lembaga pendidikan Islam.
2)
Meningkatkan
motivasi tenaga pendidik dan peserta didik
Pemimpin harus mampu membangkitkan
semangat dalam belajar dan mengajar.
3)
Menciptakan
inovasi dalam sistem pendidikan
Seorang pemimpin harus berani
mengadaptasi metode pembelajaran yang lebih efektif tanpa meninggalkan
nilai-nilai Islam.⁵
Beberapa pemimpin pendidikan Islam yang menerapkan
model kepemimpinan transformasional antara lain Imam Al-Ghazali, Ibnu Sina, dan Syed Naquib
Al-Attas, yang menekankan pendidikan berbasis nilai-nilai Islam
yang progresif.⁶
5.2.
Kepemimpinan Berbasis Pelayanan (Servant
Leadership) dalam Pendidikan Islam
Konsep servant
leadership dalam Islam berakar dari prinsip kepemimpinan sebagai bentuk pengabdian
kepada umat dan bukan dominasi atas mereka. Rasulullah Saw
bersabda:
"Pemimpin suatu kaum adalah pelayan
mereka."⁷
Pemimpin pendidikan
Islam yang menerapkan model servant leadership memiliki karakteristik berikut:
1)
Mendahulukan
kepentingan guru dan peserta didik
Pemimpin harus memastikan bahwa
kesejahteraan tenaga pendidik dan peserta didik menjadi prioritas utama.
2)
Bersikap
rendah hati dan melayani
Pemimpin yang baik bukanlah yang
berkuasa atas orang lain, tetapi yang hadir untuk membantu mereka berkembang.
3)
Membangun
hubungan yang harmonis
Seorang pemimpin pendidikan Islam harus
menciptakan iklim pendidikan yang penuh kasih sayang dan kebersamaan.⁸
Model kepemimpinan
ini terlihat dalam sejarah pendidikan Islam, misalnya pada kepemimpinan Imam Abu
Hanifah, yang selalu memberikan perhatian kepada murid-muridnya serta mendukung perkembangan
intelektual mereka dengan metode diskusi yang kritis.⁹
5.3.
Kepemimpinan Demokratis vs. Otoriter dalam
Lembaga Pendidikan
5.3.1.
Kepemimpinan
Demokratis
Kepemimpinan demokratis dalam pendidikan
Islam menekankan pada prinsip musyawarah dalam pengambilan keputusan,
sebagaimana ditegaskan dalam Surah Asy-Syura [42] ayat 38:
"Dan (bagi) orang-orang yang
menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan melaksanakan salat, sedang
urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah di antara mereka, dan
mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka."¹⁰
Kepemimpinan
demokratis dalam pendidikan Islam mencerminkan beberapa karakteristik utama:
1)
Melibatkan
seluruh elemen pendidikan dalam pengambilan keputusan
Kepala sekolah atau rektor harus
mendengarkan masukan dari guru, siswa, dan orang tua dalam kebijakan
pendidikan.
2)
Mendorong
keterbukaan dan transparansi
Keputusan yang diambil harus berdasarkan
musyawarah dan dapat dipertanggungjawabkan.
3)
Meningkatkan
partisipasi dan rasa memiliki
Ketika guru dan siswa dilibatkan dalam
proses pengambilan keputusan, mereka akan merasa lebih bertanggung jawab
terhadap lembaga pendidikan.¹¹
5.3.2.
Kepemimpinan
Otoriter dalam Pendidikan Islam
Sebaliknya,
kepemimpinan otoriter dalam pendidikan Islam sering kali menitikberatkan pada kontrol
ketat dan instruksi sepihak tanpa musyawarah. Model ini dapat
menyebabkan ketidakseimbangan dalam pengelolaan lembaga pendidikan, terutama
jika pemimpin tidak mendengar masukan dari tenaga pendidik dan peserta didik.
Meskipun ada
beberapa situasi di mana kepemimpinan yang lebih tegas diperlukan,
misalnya dalam penegakan disiplin, secara umum Islam lebih menganjurkan
kepemimpinan yang berbasis pada hikmah, keadilan, dan musyawarah.¹²
Kesimpulan
Model kepemimpinan
dalam pendidikan Islam dapat
beragam, tetapi secara umum terdapat tiga pendekatan utama:
1)
Kepemimpinan
Transformasional, yang berorientasi pada perubahan positif dan
inovasi dalam sistem pendidikan Islam.
2)
Kepemimpinan
Servant Leadership, yang menempatkan pemimpin sebagai pelayan
umat dan fokus pada kesejahteraan tenaga pendidik serta peserta didik.
3)
Kepemimpinan
Demokratis vs. Otoriter, di mana model demokratis lebih
disarankan dalam konteks pendidikan Islam karena selaras dengan prinsip
musyawarah dalam Islam.
Dengan memahami dan
mengimplementasikan model kepemimpinan yang sesuai, lembaga pendidikan Islam
dapat berkembang secara efektif dan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Islam dalam mendidik generasi masa depan.
Catatan Kaki
[1]
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta:
Kencana, 2006), 152.
[2]
Mohd Kamal Hassan, Islamic Leadership in Education: A Contemporary
Perspective (Kuala Lumpur: IIUM Press, 2019), 99.
[3]
Bernard M. Bass, Leadership and Performance Beyond Expectations
(New York: Free Press, 1985), 22.
[4]
Al-Qur'an, Surah Al-Jumu’ah [62] ayat 2.
[5]
Yusuf al-Qaradawi, Fiqh al-Awlawiyyat (Cairo: Dar
al-Shuruq, 1995), 71.
[6]
Syed Muhammad Naquib al-Attas, Islam and Secularism (Kuala Lumpur:
ISTAC, 1993), 128.
[7]
Abu Dawud, Sunan Abi Dawud, vol. 1 (Beirut:
Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 2004), 92.
[8]
Imam Nawawi, Riyadhus Shalihin, vol. 1
(Damaskus: Dar Ibn Hazm, 1999), 43.
[9]
Abu Zahrah, Tarikh al-Mazahib al-Islamiyyah
(Cairo: Dar al-Fikr al-Arabi, 1957), 76.
[10]
Al-Qur'an, Surah Asy-Syura [42] ayat 38.
[11]
Al-Mawardi, Al-Ahkam as-Sultaniyyah (Beirut:
Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1996), 112.
[12]
Ibnu Khaldun, Muqaddimah (Beirut: Dar al-Fikr,
1992), 162.
6.
Strategi Efektif dalam Mengelola Lembaga
Pendidikan Islam
Mengelola lembaga
pendidikan Islam secara efektif memerlukan strategi yang tidak hanya berfokus
pada aspek administratif dan akademik, tetapi juga pada penerapan nilai-nilai
Islam dalam sistem pendidikan. Kepemimpinan dalam pendidikan Islam bertanggung
jawab untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang Islami,
berkualitas, dan berorientasi pada kemajuan.¹
Menurut Imam
Al-Mawardi dalam Al-Ahkam as-Sultaniyyah, pemimpin
dalam pendidikan Islam harus
memiliki visi yang jelas, keterampilan manajerial yang baik, serta kemampuan
untuk membangun harmoni antara prinsip Islam dan inovasi dalam pendidikan.²
Oleh karena itu, strategi yang digunakan harus mencakup perencanaan
yang matang, pengelolaan sumber daya manusia, peningkatan mutu pembelajaran,
serta penguatan budaya Islam dalam lingkungan pendidikan.
6.1.
Perencanaan dan Pengambilan Keputusan dalam
Pendidikan Islam
6.1.1.
Menetapkan
Visi dan Misi yang Jelas
Visi dan misi
merupakan arah utama dalam pengelolaan lembaga pendidikan Islam. Visi yang baik
harus mencerminkan komitmen terhadap nilai-nilai Islam dan
keunggulan akademik, serta mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman.³
Rasulullah Saw
memberikan contoh bagaimana sebuah visi yang kuat dapat mengubah masyarakat, sebagaimana tercermin dalam Surah
Saba [34] ayat 46:
"Katakanlah (Muhammad), ‘Aku
hanya hendak memperingatkan kamu satu hal saja, yaitu hendaknya kamu menghadap
Allah (dengan ikhlas) berdua-dua atau sendiri-sendiri, kemudian kamu pikirkan
dengan sungguh-sungguh...'"⁴
Dalam konteks
pendidikan, pemimpin harus memiliki rencana strategis jangka panjang
yang mencakup aspek akademik,
manajerial, dan spiritual.
6.1.2.
Pengambilan
Keputusan Berdasarkan Prinsip Musyawarah
Islam menekankan pentingnya
musyawarah
dalam pengambilan keputusan, sebagaimana disebutkan dalam Surah Asy-Syura [42] ayat 38:
"Dan (bagi) orang-orang yang
menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan melaksanakan salat, sedang
urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah di antara mereka."⁵
Dalam konteks
kepemimpinan pendidikan Islam, pengambilan keputusan yang melibatkan guru, tenaga kependidikan, serta perwakilan
siswa dan orang tua akan menghasilkan kebijakan yang lebih baik
dan diterima oleh semua pihak.
6.2.
Pengelolaan Sumber Daya Manusia (Guru, Siswa,
dan Tenaga Kependidikan)
6.2.1.
Peningkatan
Kualitas Guru sebagai Ujung Tombak Pendidikan
Guru memiliki peran sentral dalam pendidikan Islam, sehingga
pengelolaan mereka harus menjadi prioritas utama. Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah
menegaskan bahwa kualitas pendidikan sangat bergantung pada
kualitas pendidik yang ada dalam lembaga tersebut.⁶
Beberapa strategi
untuk meningkatkan kualitas guru dalam lembaga pendidikan Islam antara lain:
1)
Pelatihan
dan pengembangan profesional
Memberikan pelatihan rutin dalam metode
pembelajaran berbasis Islam dan teknologi.
2)
Membangun
sistem apresiasi
Memberikan penghargaan kepada guru yang
berprestasi untuk meningkatkan motivasi mereka.
3)
Menyediakan
lingkungan kerja yang kondusif
Memastikan kesejahteraan guru agar
mereka dapat bekerja dengan optimal.
6.2.2.
Pengembangan
Karakter Peserta Didik
Pendidikan Islam
tidak hanya berorientasi pada kecerdasan intelektual, tetapi juga pembentukan
karakter dan akhlak. Sebagaimana firman Allah dalam Surah
Al-Qalam [68] ayat 4:
"Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar
berbudi pekerti yang luhur."⁷
Beberapa strategi
dalam membangun karakter
siswa antara lain:
1)
Menerapkan
pendekatan keteladanan (uswah hasanah)
Guru dan pemimpin harus menjadi contoh
dalam perilaku dan akhlak.
2)
Menyelenggarakan
kegiatan ekstrakurikuler berbasis Islam
Seperti kajian keislaman, pesantren
kilat, dan kegiatan sosial.
3)
Membangun
budaya kedisiplinan dan tanggung jawab
Dengan memberikan aturan yang jelas dan
sistem pembinaan yang Islami.
6.3.
Peningkatan Kualitas Pembelajaran dan Kurikulum
Berbasis Islam
Kurikulum dalam
lembaga pendidikan Islam harus mencakup keseimbangan antara ilmu
agama dan ilmu duniawi. Al-Ghazali dalam Ihya’
Ulumuddin menekankan
bahwa ilmu
agama adalah fondasi utama, tetapi ilmu duniawi juga penting untuk kemajuan
umat Islam.⁸
Strategi dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran dan kurikulum berbasis Islam meliputi:
1)
Integrasi
antara ilmu agama dan sains modern
Menyusun kurikulum yang menggabungkan pendidikan
Islam dengan sains dan teknologi.
2)
Penerapan
metode pembelajaran aktif
Seperti diskusi, studi kasus, dan proyek
berbasis nilai-nilai Islam.
3)
Pemanfaatan
teknologi dalam pembelajaran
Menggunakan media digital untuk
mendukung proses belajar mengajar.
6.4.
Penguatan Budaya dan Nilai Islam dalam Lembaga
Pendidikan
6.4.1.
Menciptakan
Lingkungan Islami dalam Sekolah
Lingkungan
pendidikan yang Islami akan mendukung pembentukan karakter peserta didik yang lebih baik. Hal ini mencakup:
1)
Mewajibkan
adab Islami dalam kehidupan sehari-hari
Seperti salam, berpakaian sopan, dan
menjaga akhlak terhadap guru dan sesama siswa.
2)
Menyediakan
ruang ibadah dan kajian keislaman
Untuk memperkuat nilai-nilai spiritual
siswa.
3)
Menyelenggarakan
kegiatan keagamaan secara rutin
Seperti shalat berjamaah, membaca
Al-Qur’an, dan kajian akhlak.
6.4.2.
Menanamkan
Jiwa Kepemimpinan Islam pada Siswa
Pemimpin pendidikan
Islam harus menanamkan nilai-nilai kepemimpinan sejak dini. Rasulullah Saw bersabda:
"Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap
pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya."⁹
Beberapa strategi
yang dapat diterapkan:
1)
Memberikan
peran kepemimpinan dalam organisasi siswa
Seperti OSIS, Pramuka Islami, atau Forum
Kajian Islam.
2)
Membiasakan
siswa untuk bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah
Agar mereka terbiasa berpikir kritis dan
adil.
3)
Mendorong
partisipasi siswa dalam kegiatan sosial dan dakwah
Agar mereka memiliki kepedulian terhadap
masyarakat.
Kesimpulan
Strategi efektif
dalam mengelola lembaga
pendidikan Islam mencakup perencanaan yang matang, pengelolaan sumber
daya manusia yang optimal, peningkatan kualitas pembelajaran, serta penguatan
budaya Islami dalam pendidikan. Seorang pemimpin pendidikan
Islam harus memastikan bahwa nilai-nilai Islam diterapkan secara holistik
dalam setiap aspek pendidikan, sehingga lembaga pendidikan
dapat mencetak generasi yang berakhlak mulia dan berwawasan luas.
Catatan Kaki
[1]
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta:
Kencana, 2006), 158.
[2]
Al-Mawardi, Al-Ahkam as-Sultaniyyah (Beirut:
Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1996), 85.
[3]
Mohd Kamal Hassan, Islamic Leadership in Education
(Kuala Lumpur: IIUM Press, 2019), 114.
[4]
Al-Qur'an, Surah Saba [34] ayat 46.
[5]
Al-Qur'an, Surah Asy-Syura [42] ayat 38.
[6]
Ibnu Khaldun, Muqaddimah (Beirut: Dar al-Fikr,
1992), 167.
[7]
Al-Qur'an, Surah Al-Qalam [68] ayat 4.
[8]
Imam Al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin, vol. 1 (Kairo: Dar
al-Kutub al-Ilmiyyah, 2002), 92.
[9]
Muhammad bin Isma'il al-Bukhari, Sahih al-Bukhari, vol. 1 (Beirut:
Dar Ibn Kathir, 2002), 93.
7.
Tantangan dan Solusi dalam Kepemimpinan
Pendidikan Islam
Kepemimpinan dalam pendidikan Islam menghadapi berbagai
tantangan yang berasal dari faktor internal maupun eksternal. Tantangan ini
mencakup kualitas sumber daya manusia, pengelolaan
lembaga, perkembangan teknologi, serta dinamika sosial dan globalisasi.¹
Oleh karena itu, pemimpin dalam pendidikan Islam harus memiliki strategi yang
tepat untuk mengatasi hambatan ini dan memastikan bahwa lembaga pendidikan
tetap berkembang dengan tetap mempertahankan nilai-nilai Islam.
Imam Al-Mawardi
dalam Al-Ahkam
as-Sultaniyyah menekankan bahwa seorang pemimpin harus memiliki kecerdasan
dalam membaca situasi dan ketegasan dalam mengambil keputusan
untuk menjaga stabilitas dan kemajuan lembaga yang dipimpinnya.² Dalam konteks
pendidikan Islam, tantangan yang dihadapi harus diatasi dengan pendekatan yang
berbasis hikmah, musyawarah, dan inovasi
agar sistem pendidikan Islam dapat tetap relevan dan efektif.
7.1.
Tantangan Internal dalam Kepemimpinan
Pendidikan Islam
7.1.1.
Kualitas
Sumber Daya Manusia yang Masih Rendah
Salah satu tantangan
terbesar dalam pendidikan Islam adalah masih rendahnya kualitas sumber daya
manusia, baik dari segi kompetensi guru, metode pembelajaran, maupun
manajemen lembaga.³ Menurut Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah,
pendidikan
yang berkualitas hanya dapat dicapai jika tenaga pendidik memiliki ilmu yang
luas dan keterampilan dalam mendidik.⁴
Solusi:
1)
Pelatihan
dan pengembangan profesional
Menyelenggarakan pelatihan rutin bagi
tenaga pendidik dalam metode pembelajaran berbasis Islam dan teknologi modern.
2)
Rekrutmen
guru yang berkualitas
Melakukan seleksi yang ketat dalam
perekrutan tenaga pendidik agar memiliki standar yang tinggi.
3)
Meningkatkan
kesejahteraan tenaga pendidik
Memberikan insentif dan penghargaan
kepada guru yang berkinerja baik untuk meningkatkan motivasi mereka.
7.1.2.
Kurangnya
Integrasi antara Kurikulum Islam dan Ilmu Modern
Banyak lembaga
pendidikan Islam yang masih menggunakan kurikulum yang kurang terintegrasi
antara ilmu
agama dan ilmu duniawi. Hal ini menyebabkan lulusan dari lembaga pendidikan Islam kurang
memiliki daya saing dalam dunia kerja.⁵
Solusi:
1)
Mengembangkan
kurikulum berbasis integrasi ilmu
Memadukan ilmu
agama (tafaqquh fi al-din) dengan ilmu sains dan teknologi agar
lulusan memiliki keseimbangan antara pemahaman keislaman dan keterampilan
praktis.
2)
Meningkatkan
penelitian berbasis Islam
Mendorong penelitian yang mengkaji
hubungan antara Islam dan berbagai disiplin ilmu modern.
3)
Menjalin
kerja sama dengan lembaga pendidikan lainnya
Berkolaborasi dengan universitas dan
sekolah berbasis Islam maupun umum untuk meningkatkan kualitas kurikulum.
7.2.
Tantangan Eksternal dalam Kepemimpinan
Pendidikan Islam
7.2.1.
Globalisasi
dan Pengaruh Budaya Barat
Globalisasi membawa
dampak besar dalam dunia pendidikan, termasuk masuknya berbagai pemikiran dan
budaya yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam.⁶ Rasulullah Saw telah
mengingatkan dalam sebuah hadis:
"Sungguh, kalian akan mengikuti jejak
langkah orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi
sehasta, bahkan jika mereka masuk ke dalam lubang biawak, kalian akan
mengikutinya."⁷
Solusi:
1)
Memperkuat
identitas Islam dalam sistem pendidikan
Menanamkan nilai-nilai Islam secara kuat
kepada peserta didik agar mereka tidak terpengaruh oleh budaya yang
bertentangan dengan Islam.
2)
Meningkatkan
literasi media Islami
Memberikan pemahaman kepada peserta
didik tentang bagaimana menyaring informasi dari media digital agar tidak
terpengaruh oleh pemikiran yang menyimpang.
3)
Menyesuaikan
pendidikan Islam dengan perkembangan zaman
Tanpa kehilangan prinsip Islam,
pendidikan Islam harus mampu menghadirkan inovasi dan metodologi yang relevan
dengan era modern.
7.2.2.
Perkembangan
Teknologi dan Digitalisasi Pendidikan
Teknologi memberikan
peluang besar dalam dunia pendidikan, tetapi juga menghadirkan tantangan dalam
pengelolaan lembaga pendidikan Islam. Banyak lembaga pendidikan Islam yang
masih tertinggal dalam pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran.⁸
Solusi:
1)
Mengadopsi
teknologi dalam sistem pendidikan
Menerapkan pembelajaran berbasis e-learning,
digital library, dan platform pendidikan berbasis Islam untuk
meningkatkan akses terhadap ilmu pengetahuan.
2)
Melatih
tenaga pendidik dalam penggunaan teknologi
Menyelenggarakan pelatihan teknologi
bagi guru agar mereka dapat menggunakan media pembelajaran digital secara
efektif.
3)
Meningkatkan
keamanan digital
Memastikan bahwa penggunaan teknologi
dalam pendidikan tetap dalam batasan syariat Islam dengan adanya pengawasan
konten dan pembimbingan akhlak digital.
7.3.
Solusi Berbasis Islam dalam Mengatasi Tantangan
Pendidikan
Islam memberikan panduan
dalam mengatasi berbagai tantangan dalam kepemimpinan pendidikan. Beberapa
prinsip yang dapat diterapkan untuk menghadapi tantangan tersebut antara lain:
1)
Prinsip Musyawarah
(Syura) – Setiap kebijakan pendidikan harus dirumuskan
berdasarkan prinsip musyawarah, sebagaimana firman Allah dalam Surah
Asy-Syura [42] ayat 38:
"Dan (bagi) orang-orang yang
menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan melaksanakan salat, sedang
urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah di antara mereka."⁹
2)
Prinsip Keadilan dalam
Kepemimpinan
Pemimpin pendidikan Islam harus bersikap adil
dalam mengambil keputusan dan memberikan hak kepada seluruh elemen dalam
institusi pendidikan.
3)
Prinsip Amanah dan
Akuntabilitas
Pemimpin pendidikan harus memahami bahwa
kepemimpinan adalah amanah yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah,
sebagaimana dalam Surah An-Nisa [04] ayat 58:
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu
menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkannya dengan adil."¹⁰
Kesimpulan
Kepemimpinan dalam
pendidikan Islam menghadapi berbagai tantangan, baik internal maupun eksternal.
Namun, dengan menerapkan strategi yang tepat, tantangan ini dapat diatasi.
Pemimpin pendidikan Islam harus beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa
mengorbankan nilai-nilai Islam, serta mengedepankan prinsip musyawarah,
keadilan, dan inovasi dalam mengelola lembaga pendidikan.
Catatan Kaki
[1]
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta:
Kencana, 2006), 167.
[2]
Al-Mawardi, Al-Ahkam as-Sultaniyyah (Beirut:
Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1996), 94.
[3]
Mohd Kamal Hassan, Islamic Leadership in Education: A Contemporary
Perspective (Kuala Lumpur: IIUM Press, 2019), 120.
[4]
Ibnu Khaldun, Muqaddimah (Beirut: Dar al-Fikr,
1992), 175.
[5]
Yusuf al-Qaradawi, Fiqh al-Awlawiyyat (Cairo: Dar
al-Shuruq, 1995), 81.
[6]
Syed Muhammad Naquib al-Attas, Islam and Secularism (Kuala Lumpur:
ISTAC, 1993), 138.
[7]
Abu Dawud, Sunan Abi Dawud, vol. 1 (Beirut:
Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 2004), 94.
[8]
Imam Al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin, vol. 1 (Kairo: Dar
al-Kutub al-Ilmiyyah, 2002), 103.
[9]
Al-Qur'an, Surah Asy-Syura [42] ayat 38.
[10]
Al-Qur'an, Surah An-Nisa [4] ayat 58.
8.
Studi Kasus: Kepemimpinan Pendidikan Islam di
Lembaga Ternama
Kepemimpinan
pendidikan Islam yang efektif telah terbukti berhasil dalam membangun lembaga
pendidikan berkualitas yang tidak hanya unggul secara akademik tetapi juga
mampu mempertahankan nilai-nilai Islam. Studi kasus berikut menggambarkan
bagaimana beberapa lembaga pendidikan Islam ternama mengelola institusinya
melalui kepemimpinan yang berbasis nilai-nilai Islam,
inovasi, serta manajemen yang baik.
Dalam Muqaddimah,
Ibnu Khaldun menyatakan bahwa kemajuan pendidikan dalam peradaban Islam
sangat dipengaruhi oleh kepemimpinan yang mampu memadukan ilmu pengetahuan dan
moralitas.¹ Dengan mengacu pada prinsip-prinsip Islam, pemimpin
di lembaga pendidikan Islam dapat memastikan bahwa visi pendidikan mereka
sejalan dengan tujuan syariat Islam.²
8.1.
Studi Kasus 1: Kepemimpinan di Pondok Modern
Darussalam Gontor, Indonesia
8.1.1.
Sejarah
dan Visi Kepemimpinan
Pondok Modern
Darussalam Gontor (PMDG) didirikan pada tahun 1926 oleh tiga bersaudara, KH Ahmad
Sahal, KH Zainuddin Fananie, dan KH Imam Zarkasyi, dengan
tujuan membangun pendidikan Islam yang modern tanpa meninggalkan tradisi Islam
klasik.³
Visi kepemimpinan di
PMDG adalah membentuk insan yang memiliki integritas Islam
dan wawasan global, sebagaimana termaktub dalam semboyannya:
"Berbudi tinggi, berbadan sehat,
berpengetahuan luas, dan berpikiran bebas."⁴
8.1.2.
Model
Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan di PMDG
menekankan pendekatan transformasional,
yang meliputi:
1)
Kemandirian
dalam Pendidikan
PMDG tidak bergantung pada pemerintah
atau pihak luar dalam mengelola lembaganya, yang menunjukkan ketahanan dan visi
jangka panjang dalam pendidikan Islam.⁵
2)
Penanaman
Nilai Disiplin dan Akhlak Islami
Para santri diwajibkan menjalani pola
hidup disiplin, di mana pendidikan tidak hanya berbasis akademik tetapi juga
menekankan pembentukan karakter Islam.
3)
Pendidikan
Berbasis Kepemimpinan
Sistem kaderisasi di PMDG membentuk
alumni yang siap menjadi pemimpin di berbagai sektor, baik dalam pendidikan,
ekonomi, maupun sosial.
8.1.3.
Implementasi
Prinsip Syura dalam Pengambilan Keputusan
PMDG menerapkan prinsip
musyawarah (syura) dalam pengambilan keputusan, sebagaimana
dianjurkan dalam Surah Asy-Syura [42] ayat 38:
"Dan (bagi) orang-orang yang
menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan melaksanakan salat, sedang
urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah di antara mereka."⁶
Para pemimpin di
PMDG mengelola kebijakan lembaga melalui rapat rutin yang melibatkan kyai,
pengurus pondok, serta alumni yang telah menjadi pemimpin di berbagai sektor.
8.2.
Studi Kasus 2: Kepemimpinan di Al-Azhar
University, Mesir
8.2.1.
Sejarah
dan Peran Strategis dalam Pendidikan Islam
Universitas Al-Azhar
di Mesir didirikan pada tahun 970 M oleh Dinasti Fatimiyah sebagai pusat
pendidikan Islam terbesar di dunia. Al-Azhar menjadi lembaga yang berperan
dalam melahirkan ulama dan cendekiawan yang berkontribusi dalam pengembangan
ilmu pengetahuan Islam dan dunia.⁷
Kepemimpinan di
Al-Azhar selalu menitikberatkan pada perpaduan antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan
modern dengan tetap mempertahankan prinsip Islam sebagai dasar
pendidikan.
8.2.2.
Model
Kepemimpinan Servant Leadership
Kepemimpinan di
Al-Azhar menerapkan model servant leadership, di
mana para pemimpin bertindak sebagai pelayan umat dalam bidang pendidikan dan
keilmuan.⁸ Hal ini tercermin dalam:
1)
Kemandirian
Akademik dan Keulamaan
Rektor dan pengajar Al-Azhar tidak hanya
berfungsi sebagai administrator, tetapi juga sebagai ulama dan pemimpin yang
menjadi rujukan dalam berbagai persoalan umat.
2)
Pendidikan
Berbasis Wasathiyyah (Moderasi Islam)
Al-Azhar dikenal sebagai pelopor
pendidikan Islam yang berbasis moderasi, menjembatani berbagai pemikiran Islam
tanpa meninggalkan akar syariat.
3)
Jaringan
Global dalam Pendidikan Islam
Al-Azhar memiliki hubungan erat dengan
berbagai lembaga pendidikan Islam di dunia, yang memungkinkan transfer ilmu dan
budaya Islam di tingkat internasional.
8.2.3.
Implementasi
Prinsip Keilmuan dan Keadilan
Dalam
kepemimpinannya, Al-Azhar menekankan keadilan dalam penyebaran ilmu,
sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Ma’idah [05] ayat 8:
"Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah
kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu
sendiri atau kedua orang tua dan kaum kerabatmu."⁹
Al-Azhar memastikan
bahwa keilmuan
Islam diajarkan secara adil kepada semua kalangan tanpa
memandang ras, kebangsaan, atau mazhab.
8.3.
Studi Kasus 3: Kepemimpinan di International
Islamic University Malaysia (IIUM)
8.3.1.
Integrasi
Ilmu Islam dan Ilmu Modern
International Islamic
University Malaysia (IIUM) didirikan pada tahun 1983 dengan misi mengintegrasikan
nilai-nilai Islam dalam pendidikan tinggi berbasis sains dan teknologi.¹⁰
8.3.2.
Model
Kepemimpinan Berbasis Inovasi dan Globalisasi
IIUM menerapkan kepemimpinan
berbasis inovasi dengan beberapa strategi utama:
1)
Penerapan
Kurikulum Berbasis Islamisasi Ilmu
Menggabungkan nilai-nilai Islam dalam
ilmu ekonomi, kedokteran, teknik, dan bidang lainnya.
2)
Pemanfaatan
Teknologi Digital dalam Pembelajaran
Menjadi salah satu universitas Islam
pertama yang menerapkan sistem e-learning berbasis Islam.
3)
Jaringan
Internasional dengan Lembaga Islam Dunia
Menjalin kerja sama dengan
universitas-universitas Islam dari berbagai negara untuk meningkatkan kualitas
pendidikan Islam global.
8.3.3.
Prinsip
Keseimbangan antara Islam dan Ilmu Modern
IIUM menjalankan
misi yang sejalan dengan prinsip Al-Qur'an dalam Surah
Al-Mujadalah [58] ayat 11:
"Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat."¹¹
Prinsip ini
diterapkan dalam sistem pendidikan IIUM yang mendorong mahasiswanya untuk menjadi
intelektual Muslim yang berkontribusi bagi peradaban dunia.
Kesimpulan
Ketiga studi kasus
di atas menunjukkan bahwa keberhasilan kepemimpinan pendidikan Islam terletak
pada visi
yang jelas, manajemen yang baik, integrasi ilmu agama dan ilmu modern, serta
penerapan prinsip-prinsip Islam dalam setiap aspek pengelolaan pendidikan.
Dengan meneladani
kepemimpinan di Pondok Modern Darussalam Gontor, Al-Azhar
University, dan IIUM, lembaga pendidikan Islam lainnya dapat
menerapkan strategi serupa untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang berbasis
nilai-nilai Islam dan berdaya saing global.
Catatan Kaki
[1]
Ibnu Khaldun, Muqaddimah (Beirut: Dar al-Fikr,
1992), 178.
[2]
Al-Mawardi, Al-Ahkam as-Sultaniyyah (Beirut:
Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1996), 99.
[3]
H. Imam Zarkasyi, Pendidikan Gontor dan Kemandirian
(Ponorogo: Trimurti Press, 2010), 47.
[4]
Ibid., 52.
[5]
Ibid., 66.
[6]
Al-Qur'an, Surah Asy-Syura [42] ayat 38.
[7]
Ahmad Amin, Dhuha al-Islam (Cairo: Dar al-Fikr,
1952), 94.
[8]
Yusuf al-Qaradawi, Fiqh al-Awlawiyyat (Cairo: Dar
al-Shuruq, 1995), 82.
[9]
Al-Qur'an, Surah Al-Ma’idah [5] ayat 8.
[10]
Mohd Kamal Hassan, Islamization of Knowledge (Kuala
Lumpur: IIUM Press, 2015), 132.
[11]
Al-Qur'an, Surah Al-Mujadalah [58] ayat 11.
9.
Penutup
Kepemimpinan dalam
pendidikan Islam memiliki peran yang sangat penting dalam mengelola dan
mengembangkan lembaga pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai Islam. Pemimpin
pendidikan Islam tidak hanya bertanggung jawab dalam aspek administratif,
tetapi juga dalam membentuk karakter, mengembangkan keilmuan, serta memastikan
keberlanjutan pendidikan yang berkualitas sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.¹
Dalam Muqaddimah,
Ibnu Khaldun menegaskan bahwa keberlanjutan sebuah peradaban sangat
bergantung pada kualitas pendidikan dan kepemimpinan dalam pendidikan tersebut.²
Dengan kepemimpinan yang efektif, lembaga pendidikan Islam dapat menjadi pusat
pengembangan ilmu yang unggul dan tetap relevan dalam menghadapi tantangan
zaman.
9.1.
Kesimpulan tentang Kepemimpinan Pendidikan
Islam
Berdasarkan
pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan dalam pendidikan
Islam harus berlandaskan prinsip-prinsip Islam, memiliki visi yang kuat,
serta mampu menerapkan strategi manajerial yang efektif.
Kepemimpinan yang baik dalam pendidikan Islam dapat diwujudkan melalui beberapa
aspek utama:
1)
Kepemimpinan yang
Berorientasi pada Ketakwaan
Pemimpin pendidikan Islam harus memiliki ketakwaan
kepada Allah sebagai landasan dalam menjalankan
kepemimpinannya. Rasulullah Saw menegaskan dalam sabdanya:
"Sebaik-baik pemimpin di antara kalian
adalah yang kalian cintai dan mereka mencintai kalian, kalian mendoakan mereka
dan mereka mendoakan kalian."³
2)
Pengelolaan Sumber Daya
yang Profesional
Pemimpin pendidikan Islam harus mampu mengelola
sumber daya manusia, finansial, dan akademik dengan efisien
agar lembaga pendidikan dapat berkembang secara optimal.⁴
3)
Kemampuan Beradaptasi
dengan Perkembangan Zaman
Dengan perkembangan teknologi dan globalisasi,
pemimpin pendidikan Islam harus dapat mengintegrasikan ilmu
Islam dengan sains dan teknologi modern tanpa kehilangan
nilai-nilai Islam.⁵
4)
Penerapan Prinsip
Musyawarah dalam Pengambilan Keputusan
Kepemimpinan dalam Islam mengutamakan prinsip
syura (musyawarah) dalam setiap kebijakan, sebagaimana Allah
berfirman dalam Surah Asy-Syura 42] ayat 38:
"Dan (bagi) orang-orang yang
menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan melaksanakan salat, sedang
urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah di antara mereka."⁶
5)
Membangun Budaya
Akademik dan Karakter Islami
Pendidikan Islam bukan hanya tentang pencapaian
akademik, tetapi juga membentuk karakter peserta didik agar memiliki akhlak
yang baik, disiplin, dan kepemimpinan Islami.⁷
9.2.
Rekomendasi bagi Pemimpin Lembaga Pendidikan
Islam
Untuk meningkatkan
efektivitas kepemimpinan dalam pendidikan Islam, beberapa rekomendasi yang
dapat diterapkan adalah:
1)
Mengembangkan Program
Pelatihan Kepemimpinan Islam
Pemimpin pendidikan Islam perlu mendapatkan pelatihan
dalam manajemen pendidikan berbasis Islam, sehingga mereka
memiliki kemampuan dalam mengelola lembaga pendidikan secara profesional dan
Islami.⁸
2)
Mendorong Inovasi dalam
Kurikulum dan Metode Pembelajaran
Pemimpin harus mendorong inovasi dalam sistem
pendidikan Islam dengan mengembangkan metode pembelajaran yang
berbasis teknologi serta tetap mempertahankan nilai-nilai Islam
dalam kurikulum.⁹
3)
Menjalin Kerja Sama
dengan Lembaga Pendidikan Internasional
Untuk memperkuat kualitas pendidikan Islam,
pemimpin lembaga pendidikan perlu menjalin kerja sama
dengan universitas dan lembaga pendidikan Islam global, seperti
Al-Azhar University, International Islamic University Malaysia
(IIUM), dan Universitas Islam Madinah.¹⁰
4)
Meningkatkan Peran
Pesantren dan Madrasah sebagai Pusat Keilmuan
Pemimpin pendidikan Islam harus menjadikan pesantren
dan madrasah sebagai pusat keilmuan yang tidak hanya berorientasi pada studi
agama, tetapi juga dalam bidang ekonomi, sains, dan teknologi berbasis Islam.¹¹
9.3.
Harapan terhadap Masa Depan Kepemimpinan
Pendidikan Islam
Masa depan
kepemimpinan dalam pendidikan Islam bergantung pada kualitas
pemimpin yang mampu menghadapi tantangan global tanpa mengorbankan
prinsip-prinsip Islam. Harapan yang dapat dicapai dalam pengembangan
kepemimpinan pendidikan Islam adalah:
1)
Terwujudnya Lembaga
Pendidikan Islam yang Unggul dan Kompetitif
Lembaga pendidikan Islam diharapkan mampu
bersaing dengan sistem pendidikan global melalui peningkatan
kualitas akademik, fasilitas, serta pengelolaan yang profesional.¹²
2)
Munculnya Generasi
Pemimpin Muslim yang Berwawasan Luas
Lembaga pendidikan Islam harus dapat melahirkan
generasi pemimpin Muslim yang memiliki wawasan keislaman dan keilmuan modern,
sehingga dapat berkontribusi dalam membangun peradaban Islam yang lebih maju.¹³
3)
Peningkatan Kontribusi
Pendidikan Islam dalam Pembangunan Umat
Dengan kepemimpinan yang baik, pendidikan Islam
diharapkan dapat berperan aktif dalam menyelesaikan
permasalahan sosial, ekonomi, dan politik di dunia Islam serta
berkontribusi dalam kesejahteraan umat manusia secara keseluruhan.¹⁴
Kesimpulan Akhir
Kepemimpinan dalam
pendidikan Islam bukan hanya sekadar menjalankan administrasi lembaga
pendidikan, tetapi juga menciptakan transformasi peradaban berbasis nilai-nilai
Islam. Dengan pemimpin yang amanah, berilmu, serta memiliki
visi yang jelas, pendidikan Islam akan terus berkembang dan memberikan manfaat
besar bagi umat manusia.
Sebagaimana
dikatakan oleh Syed Muhammad Naquib al-Attas:
"Pendidikan Islam bukan hanya transfer
ilmu, tetapi juga pembentukan kepribadian yang bertakwa, berilmu, dan berakhlak
mulia."¹⁵
Maka, dengan
kepemimpinan yang kuat dan berlandaskan nilai-nilai Islam, lembaga pendidikan
Islam dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi yang nyata bagi masa
depan umat Islam dan dunia.
Catatan Kaki
[1]
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta:
Kencana, 2006), 172.
[2]
Ibnu Khaldun, Muqaddimah (Beirut: Dar al-Fikr,
1992), 186.
[3]
Muhammad bin Isma'il al-Bukhari, Sahih al-Bukhari, vol. 2 (Beirut:
Dar Ibn Kathir, 2002), 93.
[4]
Mohd Kamal Hassan, Islamic Leadership in Education: A Contemporary
Perspective (Kuala Lumpur: IIUM Press, 2019), 123.
[5]
Yusuf al-Qaradawi, Fiqh al-Awlawiyyat (Cairo: Dar
al-Shuruq, 1995), 90.
[6]
Al-Qur'an, Surah Asy-Syura [42] ayat 38.
[7]
Imam Al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin, vol. 1 (Kairo: Dar
al-Kutub al-Ilmiyyah, 2002), 108.
[8]
Syed Muhammad Naquib al-Attas, Islam and Secularism (Kuala Lumpur:
ISTAC, 1993), 145.
[9]
Al-Mawardi, Al-Ahkam as-Sultaniyyah (Beirut:
Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1996), 101.
[10]
Ahmad Amin, Dhuha al-Islam (Cairo: Dar al-Fikr,
1952), 112.
[11]
Abu Zahrah, Tarikh al-Mazahib al-Islamiyyah
(Cairo: Dar al-Fikr al-Arabi, 1957), 98.
[12]
Al-Qur'an, Surah Al-Mujadalah [58] ayat 11.
[13]
Syed Muhammad Naquib al-Attas, Islam and the Philosophy of Science
(Kuala Lumpur: ISTAC, 1995), 79.
[14]
Mohd Kamal Hassan, The Concept of Islamic Education
(Kuala Lumpur: IIUM Press, 2009), 154.
[15]
Syed Muhammad Naquib al-Attas, Aims and Objectives of Islamic Education
(Kuala Lumpur: ISTAC, 1979), 63.
Daftar Pustaka
Al-Qur'an
Al-Qur'an dan terjemahannya. (n.d.). Kementerian
Agama Republik Indonesia.
Buku dan Kitab Klasik
Al-Ghazali, I. (2002). Ihya’ Ulumuddin (Vol.
1). Dar al-Kutub al-Ilmiyyah.
Al-Mawardi. (1996). Al-Ahkam as-Sultaniyyah.
Dar al-Kutub al-Ilmiyyah.
Ibnu Khaldun. (1992). Muqaddimah. Dar
al-Fikr.
Imam Nawawi. (1999). Riyadhus Shalihin (Vol.
1). Dar Ibn Hazm.
Zahrah, A. (1957). Tarikh al-Mazahib al-Islamiyyah.
Dar al-Fikr al-Arabi.
Buku dan Referensi Akademik
Amin, A. (1952). Dhuha al-Islam. Dar
al-Fikr.
Hassan, M. K. (2009). The concept of Islamic
education. IIUM Press.
Hassan, M. K. (2015). Islamization of knowledge.
IIUM Press.
Hassan, M. K. (2019). Islamic leadership in
education: A contemporary perspective. IIUM Press.
Mujib, A., & Mudzakkir, J. (2006). Ilmu
pendidikan Islam. Kencana.
Qaradawi, Y. (1995). Fiqh al-awlawiyyat. Dar
al-Shuruq.
Zarkasyi, H. I. (2010). Pendidikan Gontor dan
kemandirian. Trimurti Press.
Buku tentang Islam dan Ilmu Pengetahuan
Al-Attas, S. M. N. (1979). Aims and objectives
of Islamic education. ISTAC.
Al-Attas, S. M. N. (1993). Islam and secularism.
ISTAC.
Al-Attas, S. M. N. (1995). Islam and the philosophy
of science. ISTAC.
Hadis
Al-Bukhari, M. I. (2002). Sahih al-Bukhari
(Vol. 2). Dar Ibn Kathir.
Abu Dawud, S. (2004). Sunan Abi Dawud (Vol.
1). Dar al-Kutub al-Ilmiyyah.
Referensi Manajemen dan Kepemimpinan
Bass, B. M. (1985). Leadership and performance
beyond expectations. Free Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar