Memahami Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)
Pilar, Target, dan
Implementasi untuk Masa Depan Berkelanjutan
Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman
komprehensif mengenai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), dengan menyoroti
sejarah, dasar pengadopsian, pilar utama, serta implementasi untuk mencapai
masa depan berkelanjutan. Dimulai dengan latar belakang pengadopsian SDGs oleh
Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2015, artikel ini menguraikan bagaimana
17 tujuan dan 169 target terkait satu sama lain untuk menghadapi tantangan
global seperti kemiskinan, ketidaksetaraan, perubahan iklim, dan degradasi lingkungan.
Setiap pilar utama—ekonomi, sosial, dan lingkungan—dijelaskan dalam konteks
pencapaian SDGs, dengan penekanan pada peran penting inovasi, kolaborasi
global, dan kesadaran individu dalam implementasi tujuan tersebut. Meskipun
tantangan dalam pelaksanaan masih banyak, seperti ketimpangan sosial dan
perubahan iklim, dampak positif yang telah dicapai memberikan harapan akan masa
depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Artikel ini juga memberikan
rekomendasi untuk meningkatkan kolaborasi, pemanfaatan teknologi, dan kesadaran
masyarakat demi keberhasilan SDGs.
Kata Kunci: Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), pembangunan
berkelanjutan, kolaborasi global, inovasi teknologi, perubahan iklim, kesadaran
masyarakat, kebijakan publik.
1.
Pendahuluan
1.1.
Latar Belakang
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
Development Goals/SDGs) adalah agenda global yang diadopsi oleh Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2015 sebagai kelanjutan dari Tujuan Pembangunan
Milenium (Millennium Development Goals/MDGs). SDGs dirancang sebagai kerangka
kerja pembangunan global hingga tahun 2030 yang bertujuan untuk menghapus
kemiskinan, mengurangi ketimpangan, melindungi lingkungan, dan memastikan
perdamaian serta kesejahteraan bagi semua orang di seluruh dunia. Berbeda
dengan MDGs yang cenderung fokus pada negara-negara berkembang, SDGs bersifat
universal, mencakup semua negara tanpa terkecuali.¹
Agenda SDGs terdiri dari 17 tujuan utama dan 169
target yang saling terkait. Semua tujuan ini diharapkan dapat memberikan
panduan yang terintegrasi untuk menangani tantangan-tantangan besar dunia
seperti perubahan iklim, ketimpangan sosial, dan degradasi lingkungan.² Selain
itu, SDGs dirancang dengan prinsip inklusivitas, memastikan tidak ada satu pun
individu atau kelompok yang tertinggal dalam proses pembangunan.³
1.2.
Tujuan Penulisan Artikel
Artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman
yang menyeluruh tentang SDGs, meliputi pilar-pilar utama, target-target
strategis, serta tantangan dan peluang implementasinya. Dengan memahami konteks
global dan lokal dari SDGs, pembaca diharapkan dapat mengenali pentingnya peran
individu, masyarakat, dan pemerintah dalam mencapai tujuan ini.
Tujuan pembangunan berkelanjutan tidak hanya
relevan untuk agenda pembangunan negara-negara berkembang, tetapi juga menjadi
panduan penting bagi negara-negara maju dalam mewujudkan keberlanjutan global.
Oleh karena itu, artikel ini menguraikan pendekatan multi-stakeholder dan
inovasi yang diperlukan untuk mengatasi tantangan yang ada dan mempercepat implementasi
SDGs di seluruh dunia.
Catatan Kaki
[1]
United Nations, Transforming Our World: The 2030
Agenda for Sustainable Development (New York: United Nations, 2015), 1–3, https://www.un.org/sustainabledevelopment.
[2]
Jeffrey D. Sachs, The Age of Sustainable
Development (New York: Columbia University Press, 2015), 480–81.
[3]
Ban Ki-moon, “The Sustainable Development Goals: A
Universal Push to Transform Our World,” UN Chronicle 51, no. 4 (2015):
6–9, https://doi.org/10.18356/6a0b7595-en.
2.
Sejarah
dan Dasar Pengadopsian SDGs
2.1.
Evolusi dari MDGs ke SDGs
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) adalah
penerus Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) yang berakhir pada tahun 2015. MDGs,
yang diadopsi pada tahun 2000, mencakup delapan tujuan utama, termasuk
pengentasan kemiskinan ekstrem dan kelaparan, pendidikan universal, dan
pengurangan kematian anak.¹ Meski MDGs berhasil mengurangi angka kemiskinan
global hingga setengahnya dan meningkatkan akses pendidikan dasar,² mereka juga
menuai kritik karena terlalu fokus pada negara-negara berkembang dan kurang
memperhatikan dimensi keberlanjutan serta kesenjangan sosial-ekonomi di negara
maju.³
Belajar dari kelemahan MDGs, komunitas
internasional menyepakati perlunya kerangka pembangunan yang lebih inklusif,
universal, dan holistik. Proses ini dimulai pada Konferensi Rio+20 tahun 2012
di Brasil, di mana ide awal SDGs pertama kali disepakati.⁴ Pada konferensi ini,
masyarakat internasional menyerukan integrasi tiga dimensi pembangunan: sosial,
ekonomi, dan lingkungan, yang menjadi dasar dari SDGs.⁵
2.2.
Prinsip-Prinsip Dasar SDGs
SDGs didasarkan pada beberapa prinsip fundamental
yang mencerminkan kebutuhan dunia untuk pembangunan yang adil dan
berkelanjutan:
1)
Universalitas:
Tidak
seperti MDGs, SDGs berlaku untuk semua negara, baik maju maupun berkembang,
tanpa terkecuali.⁶
2)
Inklusivitas:
SDGs
bertujuan memastikan "tidak ada yang tertinggal" (leave no one
behind), dengan memberi perhatian khusus pada kelompok rentan seperti
perempuan, anak-anak, dan masyarakat miskin.⁷
3)
Keberlanjutan:
SDGs
menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara kebutuhan manusia dan
kelestarian ekosistem planet untuk generasi mendatang.⁸
Adopsi SDGs secara resmi dilakukan melalui Sidang
Umum PBB pada 25 September 2015, dengan resolusi bertajuk Transforming Our
World: The 2030 Agenda for Sustainable Development. Agenda ini mencerminkan
konsensus global bahwa pembangunan harus bersifat inklusif dan berorientasi
pada keberlanjutan.⁹
Catatan Kaki
[1]
United Nations, The Millennium Development Goals
Report 2015 (New York: United Nations, 2015), 8, https://www.un.org/millenniumgoals.
[2]
Jeffrey D. Sachs, The Age of Sustainable
Development (New York: Columbia University Press, 2015), 430–35.
[3]
Sakiko Fukuda-Parr, "Theory and Policy in
International Development: Human Development and Capability Approach and the
MDGs," International Studies Review 13, no. 1 (2011): 123–24, https://doi.org/10.1111/j.1468-2486.2010.01004.x.
[4]
United Nations, The Future We Want: Outcome
Document of the United Nations Conference on Sustainable Development (Rio+20)
(New York: United Nations, 2012), 1–5, https://sustainabledevelopment.un.org/rio20.
[5]
Ban Ki-moon, “The Road to Dignity by 2030: Ending
Poverty, Transforming All Lives, and Protecting the Planet,” UN
Secretary-General’s Synthesis Report on the Post-2015 Agenda (New York:
United Nations, 2014), 4–7.
[6]
United Nations, Transforming Our World: The 2030
Agenda for Sustainable Development (New York: United Nations, 2015), 5, https://www.un.org/sustainabledevelopment.
[7]
Ibid., 10–11.
[8]
Johan Rockström and Pavan Sukhdev, “From MDGs to
SDGs: Transition to a Development Paradigm,” Science 347, no. 6223
(2015): 125–27, https://doi.org/10.1126/science.1259855.
[9]
United Nations, Transforming Our World, 1.
3.
Pilar-Pilar
Utama SDGs
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dirancang
berdasarkan tiga pilar utama yang saling terkait: sosial, ekonomi, dan
lingkungan. Pilar-pilar ini merupakan landasan untuk mencapai pembangunan yang
inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan, serta mendukung pencapaian perdamaian
dan kemitraan global.¹
3.1.
Dimensi Sosial
Pilar sosial dalam SDGs bertujuan untuk menciptakan
masyarakat yang inklusif, adil, dan damai. Fokus utama dimensi ini adalah
penghapusan kemiskinan (SDG 1), peningkatan akses pendidikan (SDG 4),
kesetaraan gender (SDG 5), dan jaminan kesehatan yang layak untuk semua (SDG
3).² Salah satu target penting dalam dimensi sosial adalah memastikan inklusi
sosial bagi kelompok rentan, seperti perempuan, anak-anak, penyandang
disabilitas, dan masyarakat adat.³ Contoh implementasi sukses dalam dimensi ini
dapat ditemukan pada program-program seperti inisiatif kesehatan global oleh
WHO yang mengurangi angka kematian ibu dan anak.⁴
3.2.
Dimensi Ekonomi
Pilar ekonomi dalam SDGs bertujuan untuk
menciptakan pertumbuhan ekonomi inklusif yang mendukung lapangan kerja layak
(SDG 8), mendorong inovasi (SDG 9), dan mengurangi ketimpangan ekonomi di dalam
dan antarnegara (SDG 10).⁵ Pertumbuhan ekonomi yang inklusif harus
memperhatikan distribusi yang adil dan memperhitungkan dampak terhadap
lingkungan. Sebagai contoh, promosi ekonomi hijau melalui investasi dalam
energi terbarukan (SDG 7) telah menjadi salah satu strategi utama banyak negara
untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi sekaligus mengurangi emisi karbon.⁶
3.3.
Dimensi Lingkungan
Dimensi lingkungan menjadi aspek kunci dari SDGs,
menyoroti pentingnya melestarikan ekosistem, melawan perubahan iklim, dan
menggunakan sumber daya alam secara berkelanjutan. SDGs mencakup tujuan untuk
melindungi keanekaragaman hayati laut dan darat (SDG 14 dan SDG 15), mengatasi
perubahan iklim (SDG 13), dan memastikan akses terhadap air bersih serta
sanitasi (SDG 6).⁷ Sebagai contoh, perjanjian Paris 2015 memberikan kerangka
kerja bagi negara-negara untuk berkolaborasi mengurangi emisi gas rumah kaca
sesuai target SDG 13.⁸
3.4.
Dimensi Kelembagaan:
Perdamaian dan Kemitraan
Pilar kelembagaan mendukung tiga dimensi utama SDGs
melalui promosi perdamaian, keadilan, dan kemitraan global. SDG 16 menekankan
pentingnya tata kelola yang baik, hak asasi manusia, dan lembaga yang efektif,
sedangkan SDG 17 menyoroti kemitraan multilateral dalam pembiayaan, teknologi,
dan kapasitas untuk mencapai semua tujuan.⁹
Catatan Kaki
[1]
Johan Rockström and Pavan Sukhdev, “From MDGs to
SDGs: Transition to a Development Paradigm,” Science 347, no. 6223
(2015): 125–27, https://doi.org/10.1126/science.1259855.
[2]
United Nations, Transforming Our World: The 2030
Agenda for Sustainable Development (New York: United Nations, 2015), 5–6, https://www.un.org/sustainabledevelopment.
[3]
Ban Ki-moon, “The Road to Dignity by 2030: Ending
Poverty, Transforming All Lives, and Protecting the Planet,” UN
Secretary-General’s Synthesis Report on the Post-2015 Agenda (New York:
United Nations, 2014), 10.
[4]
World Health Organization, World Health
Statistics 2023: Monitoring Health for the SDGs (Geneva: WHO, 2023), 20–23,
https://www.who.int.
[5]
Jeffrey D. Sachs, The Age of Sustainable
Development (New York: Columbia University Press, 2015), 470–72.
[6]
International Renewable Energy Agency (IRENA), Global
Renewables Outlook 2020 (Abu Dhabi: IRENA, 2020), 5–7, https://www.irena.org.
[7]
United Nations, Transforming Our World, 8–9.
[8]
United Nations Framework Convention on Climate
Change (UNFCCC), The Paris Agreement (Paris: UNFCCC, 2015), https://unfccc.int.
[9]
United Nations, Transforming Our World,
10–12.
4.
17
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) terdiri
dari 17 tujuan utama yang saling terkait dan mencerminkan visi global untuk
mencapai pembangunan yang inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan pada tahun
2030.¹ Setiap tujuan memiliki target spesifik yang dirancang untuk menjawab
tantangan utama dunia. Berikut penjelasan singkat masing-masing tujuan:
4.1.
Tanpa Kemiskinan (No Poverty)
Mengakhiri segala bentuk kemiskinan di mana pun.²
Target ini meliputi pemberian perlindungan sosial, akses ke layanan dasar, dan peningkatan
ekonomi bagi masyarakat miskin.³
4.2.
Tanpa Kelaparan (Zero Hunger)
Menghapus kelaparan dan memastikan akses terhadap
pangan yang aman, bergizi, dan cukup untuk semua. Ini mencakup peningkatan
produktivitas pertanian dan keberlanjutan sistem pangan.⁴
4.3.
Kehidupan Sehat dan Sejahtera
(Good Health and Well-being)
Menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan
kesejahteraan bagi semua usia. Fokusnya termasuk pengurangan kematian ibu dan
anak, pemberantasan penyakit menular, dan akses universal ke layanan
kesehatan.⁵
4.4.
Pendidikan Berkualitas
(Quality Education)
Memastikan pendidikan yang inklusif, berkualitas,
dan setara, serta mendukung pembelajaran sepanjang hayat. Program ini bertujuan
meningkatkan akses ke pendidikan dasar, menengah, dan tinggi, khususnya bagi
kelompok rentan.⁶
4.5.
Kesetaraan Gender (Gender
Equality)
Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan
perempuan serta anak perempuan di seluruh dunia. Target meliputi penghapusan
diskriminasi, kekerasan berbasis gender, dan pernikahan anak.⁷
4.6.
Air Bersih dan Sanitasi
(Clean Water and Sanitation)
Menjamin akses universal terhadap air bersih dan
sanitasi yang layak. Fokus pada pengelolaan sumber daya air secara
berkelanjutan.⁸
4.7.
Energi Bersih dan Terjangkau
(Affordable and Clean Energy)
Memastikan akses terhadap energi yang terjangkau,
andal, berkelanjutan, dan modern bagi semua.⁹
4.8.
Pekerjaan Layak dan
Pertumbuhan Ekonomi (Decent Work and Economic Growth)
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi inklusif dan
menyediakan pekerjaan yang layak bagi semua orang.¹⁰
4.9.
Industri, Inovasi, dan
Infrastruktur (Industry, Innovation, and Infrastructure)
Membangun infrastruktur yang tangguh, mendorong
industrialisasi berkelanjutan, dan mendukung inovasi teknologi.¹¹
4.10.
Berkurangnya Ketimpangan
(Reduced Inequalities)
Mengurangi ketimpangan pendapatan di dalam dan
antarnegara, dengan perhatian pada kelompok rentan.¹²
4.11.
Kota dan Komunitas
Berkelanjutan (Sustainable Cities and Communities)
Membuat kota dan pemukiman manusia inklusif, aman,
tangguh, dan berkelanjutan.¹³
4.12.
Konsumsi dan Produksi yang
Bertanggung Jawab (Responsible Consumption and Production)
Memastikan pola konsumsi dan produksi yang
berkelanjutan melalui pengurangan limbah dan peningkatan efisiensi sumber
daya.¹⁴
4.13.
Penanganan Perubahan Iklim
(Climate Action)
Mengambil tindakan mendesak untuk memerangi
perubahan iklim dan dampaknya.¹⁵
4.14.
Ekosistem Lautan (Life Below
Water)
Melestarikan dan memanfaatkan sumber daya lautan
secara berkelanjutan untuk mendukung ekosistem laut.¹⁶
4.15.
Ekosistem Daratan (Life on
Land)
Melindungi, memulihkan, dan mendukung penggunaan
ekosistem daratan yang berkelanjutan, termasuk hutan dan keanekaragaman
hayati.¹⁷
4.16.
Perdamaian, Keadilan, dan
Kelembagaan yang Kuat (Peace, Justice, and Strong Institutions)
Mempromosikan masyarakat damai dan inklusif, akses
keadilan, serta institusi yang akuntabel.¹⁸
4.17.
Kemitraan untuk Tujuan
(Partnerships for the Goals)
Memperkuat kemitraan global untuk mendukung
implementasi SDGs, termasuk pendanaan, teknologi, dan peningkatan kapasitas.¹⁹
Setiap tujuan SDGs tidak berdiri sendiri, melainkan
saling mendukung untuk memastikan bahwa pembangunan yang dicapai bersifat
holistik dan berkelanjutan.
Catatan Kaki
[1]
United Nations, Transforming Our World: The 2030
Agenda for Sustainable Development (New York: United Nations, 2015), 1–3, https://www.un.org/sustainabledevelopment.
[2]
Ibid., 6.
[3]
Jeffrey D. Sachs, The Age of Sustainable
Development (New York: Columbia University Press, 2015), 450–55.
[4]
Food and Agriculture Organization (FAO), The
State of Food Security and Nutrition in the World 2023 (Rome: FAO, 2023),
7, https://www.fao.org.
[5]
World Health Organization, World Health
Statistics 2023: Monitoring Health for the SDGs (Geneva: WHO, 2023), 12–15.
[6]
United Nations Educational, Scientific and Cultural
Organization (UNESCO), Global Education Monitoring Report 2023 (Paris:
UNESCO, 2023), 5, https://www.unesco.org.
[7]
UN Women, Progress on the Sustainable
Development Goals: Gender Snapshot 2023 (New York: United Nations, 2023),
8.
[8]
United Nations, Transforming Our World, 10.
[9]
International Renewable Energy Agency (IRENA), Global
Renewables Outlook 2020 (Abu Dhabi: IRENA, 2020), 5.
[10]
United Nations, Transforming Our World, 12.
[11]
Ibid., 13.
[12]
Ibid., 14.
[13]
Johan Rockström and Pavan Sukhdev, “From MDGs to
SDGs: Transition to a Development Paradigm,” Science 347, no. 6223
(2015): 125–27.
[14]
United Nations, Transforming Our World, 15.
[15]
United Nations Framework Convention on Climate
Change (UNFCCC), The Paris Agreement (Paris: UNFCCC, 2015).
[16]
United Nations, Transforming Our World, 16.
[17]
Ibid., 17.
[18]
Ibid., 18.
[19]
Ibid., 19.
5.
Tantangan
dalam Implementasi SDGs
Implementasi Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) menghadapi sejumlah tantangan kompleks yang
mencerminkan berbagai kesenjangan sosial, ekonomi, politik, dan lingkungan di
tingkat global. Meskipun SDGs dirancang untuk menjadi agenda pembangunan yang inklusif, universal, dan
berorientasi pada keberlanjutan, ada banyak faktor yang menghambat
realisasinya.¹
5.1.
Keterbatasan Pendanaan
Kekurangan sumber
daya keuangan merupakan salah satu tantangan utama dalam pelaksanaan SDGs. Laporan dari Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan bahwa diperlukan sekitar $5–7 triliun setiap
tahun untuk memenuhi seluruh target SDGs, namun kesenjangan pendanaan tetap
signifikan, terutama di negara berkembang.² Banyak negara berkembang bergantung
pada bantuan internasional, tetapi sumber pendanaan tersebut seringkali tidak
cukup untuk mendukung implementasi yang komprehensif.³
5.2.
Ketimpangan Global
Kesenjangan ekonomi
antarnegara dan di dalam negara menjadi hambatan besar. Negara-negara miskin
sering kali tidak memiliki kapasitas kelembagaan dan sumber daya untuk mengimplementasikan SDGs secara efektif.⁴
Selain itu, ketimpangan akses terhadap teknologi dan pendidikan memperburuk
kondisi ini, terutama dalam pencapaian target SDG 4 (pendidikan berkualitas)
dan SDG 9 (industri, inovasi, dan infrastruktur).⁵
5.3.
Perubahan Iklim
Perubahan iklim yang
semakin intensif mengancam keberlanjutan pembangunan global. Bencana alam
seperti banjir, kekeringan, dan badai merusak infrastruktur, menghambat produksi pangan, dan meningkatkan
kemiskinan.⁶ SDG 13 (penanganan perubahan iklim) sering kali menjadi salah satu
target yang paling sulit dicapai karena memerlukan kolaborasi global yang kuat
dan komitmen jangka panjang.⁷
5.4.
Konflik dan Ketidakstabilan
Politik
Konflik bersenjata
dan ketidakstabilan politik di berbagai wilayah dunia, seperti di Afrika dan
Timur Tengah, menyebabkan
penghancuran infrastruktur, dislokasi masyarakat, dan gangguan terhadap program
pembangunan.⁸ SDG 16 (perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang kuat) sangat
sulit dicapai di negara-negara yang dilanda konflik berkepanjangan.⁹
5.5.
Kelemahan Tata Kelola dan
Korupsi
Di beberapa negara,
tata kelola yang lemah dan tingkat korupsi yang tinggi menghambat efektivitas
implementasi SDGs.¹⁰ Misalnya, anggaran yang dialokasikan untuk program pembangunan sering kali tidak mencapai
sasaran akibat penyalahgunaan wewenang.¹¹ Hal ini mencerminkan pentingnya
institusi yang transparan dan akuntabel untuk mendukung keberhasilan SDGs.
5.6.
Pandemi COVID-19
Pandemi COVID-19
telah memperburuk tantangan dalam implementasi SDGs dengan mengganggu ekonomi global, sistem kesehatan, dan
pendidikan.¹² Banyak negara yang harus mengalihkan sumber daya mereka untuk
menangani krisis kesehatan, sehingga pelaksanaan target SDGs lainnya menjadi
tertunda.¹³
5.7.
Kurangnya Kesadaran dan
Partisipasi Publik
Kesadaran dan
partisipasi masyarakat terhadap SDGs di berbagai negara masih rendah.¹⁴ Hal ini
mengurangi peluang
keberhasilan karena masyarakat adalah aktor penting dalam mendukung
implementasi program-program terkait SDGs.¹⁵
Catatan Kaki
[1]
United Nations, Transforming Our World: The 2030 Agenda for
Sustainable Development (New York: United Nations, 2015), 3–5, https://www.un.org/sustainabledevelopment.
[2]
Jeffrey D. Sachs, The Age of Sustainable Development
(New York: Columbia University Press, 2015), 420.
[3]
United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), World
Investment Report 2022: International Tax Reforms and Sustainable Investment
(Geneva: UNCTAD, 2022), 2–4, https://unctad.org.
[4]
World Bank, Poverty and Shared Prosperity 2022: Correcting
Course (Washington, DC: World Bank, 2022), 15.
[5]
United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization
(UNESCO), Global
Education Monitoring Report 2023 (Paris: UNESCO, 2023), 8.
[6]
Johan Rockström et al., “Planetary Boundaries: Exploring the Safe
Operating Space for Humanity,” Nature 461, no. 7263 (2009):
472–75.
[7]
United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), The
Paris Agreement (Paris: UNFCCC, 2015), https://unfccc.int.
[8]
United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), Global
Trends: Forced Displacement in 2023 (Geneva: UNHCR, 2023), 9.
[9]
Ibid., 12.
[10]
Transparency International, Corruption Perceptions Index 2022
(Berlin: Transparency International, 2022), 4.
[11]
United Nations, Transforming Our World, 6.
[12]
World Health Organization, Impact of the COVID-19 Pandemic on Sustainable
Development Goals (Geneva: WHO, 2021), 10–12.
[13]
Ibid., 15.
[14]
Ban Ki-moon, “The Road to Dignity by 2030: Ending Poverty, Transforming
All Lives, and Protecting the Planet,” UN Secretary-General’s Synthesis Report on the
Post-2015 Agenda (New York: United Nations, 2014), 9.
[15]
United Nations Development Programme (UNDP), Accelerating
SDG Achievement (New York: UNDP, 2022), 3.
6.
Strategi
Implementasi dan Inovasi
Untuk memastikan
keberhasilan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), diperlukan strategi implementasi yang komprehensif dan inovasi
yang relevan dengan kebutuhan global dan lokal. Strategi ini melibatkan perencanaan
terpadu, kolaborasi lintas sektor, penggunaan teknologi modern, dan partisipasi
masyarakat.¹
6.1.
Pendekatan Multisektoral
Keberhasilan SDGs
membutuhkan integrasi dan kolaborasi di antara berbagai sektor, termasuk
pemerintah, sektor swasta, organisasi masyarakat sipil, dan lembaga
internasional.² Pemerintah diharapkan berperan sebagai pengarah kebijakan
dengan menyediakan regulasi dan insentif untuk mendukung pelaksanaan SDGs.³ Sektor swasta dapat memberikan
kontribusi signifikan melalui investasi yang berkelanjutan, inovasi teknologi,
dan adopsi praktik bisnis yang bertanggung jawab.⁴
6.2.
Integrasi SDGs ke dalam
Kebijakan Nasional
Strategi
implementasi yang efektif dimulai dengan mengintegrasikan SDGs ke dalam rencana
pembangunan nasional dan kebijakan pemerintah. Banyak negara telah menetapkan kerangka kerja nasional untuk
memastikan SDGs sejalan dengan prioritas domestik.⁵ Misalnya, Indonesia melalui
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) telah menyelaraskan
target SDGs dengan prioritas pembangunan nasional.⁶
6.3.
Penggunaan Teknologi dan
Inovasi Digital
Teknologi memainkan
peran penting dalam mempercepat implementasi SDGs. Teknologi digital, seperti
kecerdasan buatan, big data, dan blockchain, dapat membantu mengatasi tantangan
dalam pengumpulan data, pengelolaan sumber daya, dan pelacakan kemajuan.⁷
Sebagai contoh, penggunaan aplikasi berbasis digital untuk memantau emisi
karbon membantu banyak negara mengelola target SDG 13 (penanganan perubahan
iklim).⁸
6.4.
Kemitraan Global dan Regional
Kemitraan global
merupakan kunci dalam mendukung implementasi SDGs, terutama bagi negara-negara
berkembang yang menghadapi keterbatasan kapasitas.⁹ Inisiatif seperti South-South
Cooperation dan kemitraan antarregional
memungkinkan pertukaran pengetahuan, teknologi, dan sumber daya.¹⁰ Selain itu,
pendanaan internasional melalui lembaga seperti Bank Dunia dan Dana Moneter
Internasional juga menjadi pilar penting dalam mendukung pembangunan
berkelanjutan.¹¹
6.5.
Pendekatan Berbasis Komunitas
Melibatkan
masyarakat lokal dalam perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan
berkelanjutan adalah strategi penting untuk menciptakan dampak yang lebih besar.¹² Partisipasi masyarakat membantu
memastikan bahwa program-program yang dirancang sesuai dengan kebutuhan lokal
dan memberikan rasa kepemilikan kepada komunitas.¹³
6.6.
Monitoring dan Evaluasi
Berbasis Data
Sistem monitoring
dan evaluasi yang efektif diperlukan untuk mengukur kemajuan pencapaian SDGs.¹⁴
Pendekatan berbasis data memungkinkan identifikasi
tantangan utama, pengukuran dampak kebijakan, dan penyesuaian strategi
berdasarkan hasil yang diperoleh.¹⁵ Laporan tahunan dan sistem pelaporan internasional
seperti Voluntary
National Reviews (VNRs) menjadi alat penting dalam proses ini.¹⁶
6.7.
Inovasi dalam Pembiayaan
Berkelanjutan
Mengembangkan skema
pembiayaan inovatif merupakan elemen strategis dalam mendukung SDGs.¹⁷
Instrumen seperti obligasi hijau (green bonds), dana abadi (endowment
funds), dan kemitraan publik-swasta adalah contoh pendekatan yang
mulai diadopsi untuk menutup kesenjangan pendanaan.¹⁸
Dengan strategi yang
tepat dan pemanfaatan inovasi, implementasi SDGs dapat lebih efektif dan berdampak
luas. Dukungan kolektif dari semua pemangku kepentingan sangat penting untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan
pembangunan berkelanjutan tercapai pada tahun 2030.
Catatan Kaki
[1]
United Nations, Transforming Our World: The 2030 Agenda for
Sustainable Development (New York: United Nations, 2015), 6–7, https://www.un.org/sustainabledevelopment.
[2]
Jeffrey D. Sachs, The Age of Sustainable Development
(New York: Columbia University Press, 2015), 430–32.
[3]
Ibid., 434.
[4]
United Nations Development Programme (UNDP), Accelerating
SDG Achievement (New York: UNDP, 2022), 15.
[5]
World Bank, Integrating Sustainable Development Goals into
Development Plans (Washington, DC: World Bank, 2020), 9–11.
[6]
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia
(Bappenas), SDGs Indonesia: Pencapaian dan Tantangan
(Jakarta: Bappenas, 2023), 12–14.
[7]
Klaus Schwab, The Fourth Industrial Revolution
(Geneva: World Economic Forum, 2016), 65.
[8]
Ibid., 67.
[9]
United Nations, Transforming Our World, 8.
[10]
United Nations Economic and Social Council, Report on South-South Cooperation 2023
(New York: United Nations, 2023), 20–22.
[11]
International Monetary Fund (IMF), Annual Report 2022: The IMF and Sustainable
Development (Washington, DC: IMF, 2022), 9.
[12]
Johan Rockström et al., “Planetary Boundaries: Exploring the Safe
Operating Space for Humanity,” Nature 461, no. 7263 (2009):
472–75.
[13]
United Nations Development Programme (UNDP), Community
Engagement for SDG Achievement (New York: UNDP, 2020), 5–6.
[14]
United Nations, The Sustainable Development Goals Report 2023
(New York: United Nations, 2023), 10.
[15]
Ibid., 12.
[16]
United Nations High-Level Political Forum (HLPF), Voluntary
National Reviews 2023 (New York: United Nations, 2023), https://hlpf.un.org.
[17]
United Nations, Financing for Development in the Era of
COVID-19 and Beyond (New York: United Nations, 2021), 7.
[18]
International Finance Corporation (IFC), Green Bond Impact Report 2022
(Washington, DC: IFC, 2022), 5.
7.
Dampak
Positif dan Keberhasilan Awal
Implementasi Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) telah memberikan sejumlah dampak positif di
berbagai bidang sejak diadopsi pada tahun 2015. Upaya kolektif dari berbagai
negara, lembaga internasional, sektor swasta,
dan masyarakat telah menghasilkan kemajuan yang signifikan pada beberapa target
SDGs.¹
7.1.
Penurunan Tingkat Kemiskinan
Global
Sejak penerapan SDGs,
kemiskinan ekstrem secara global terus mengalami penurunan. Berdasarkan data
dari Bank Dunia, jumlah penduduk yang hidup dengan pendapatan di bawah $1,90 per hari telah berkurang secara
signifikan di beberapa wilayah, terutama di Asia Timur dan Pasifik.²
Program-program yang mendukung pembangunan pedesaan, akses ke pekerjaan yang
layak, dan jaminan sosial telah menjadi pendorong utama keberhasilan ini.³
7.2.
Peningkatan Akses terhadap
Pendidikan
Melalui SDG 4
(pendidikan berkualitas), banyak negara telah meningkatkan akses pendidikan
dasar dan menengah. Menurut laporan UNESCO, tingkat partisipasi pendidikan anak-anak di tingkat sekolah
dasar secara global mencapai lebih dari 90% pada tahun 2022.⁴ Program literasi
dan upaya inklusi pendidikan untuk kelompok rentan, termasuk anak perempuan dan
penyandang disabilitas, telah menciptakan dampak positif yang signifikan.⁵
7.3.
Kemajuan dalam Kesehatan
Global
SDG 3 (kesehatan
yang baik dan kesejahteraan) telah mendorong penguatan sistem kesehatan global,
yang menghasilkan peningkatan akses terhadap layanan kesehatan dasar. Salah satu keberhasilan awal adalah penurunan
angka kematian ibu dan anak di banyak negara berkembang.⁶ Selain itu, upaya
bersama dalam memerangi penyakit seperti malaria dan HIV/AIDS menunjukkan kemajuan
yang signifikan melalui kolaborasi internasional dan pendanaan khusus.⁷
7.4.
Perkembangan Energi Bersih
dan Terbarukan
Di bawah SDG 7
(energi bersih dan terjangkau), banyak negara telah meningkatkan penggunaan energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin.⁸
Pada tahun 2021, sekitar 29% dari kapasitas energi global berasal dari sumber
terbarukan, meningkat dibandingkan dengan 2015.⁹ Program subsidi untuk energi
terbarukan dan investasi dalam infrastruktur hijau telah mempercepat transisi
menuju sistem energi yang lebih berkelanjutan.¹⁰
7.5.
Pengurangan Emisi Karbon
Sebagai bagian dari
SDG 13 (penanganan perubahan iklim), beberapa negara telah membuat komitmen
untuk mengurangi emisi karbon melalui penerapan kebijakan energi hijau dan
program konservasi.¹¹ Upaya ini didukung oleh kerjasama global melalui
Perjanjian Paris yang mendorong negara-negara untuk menetapkan target emisi
yang ambisius.¹²
7.6.
Inklusi Gender dan Kesetaraan
Kemajuan dalam SDG 5
(kesetaraan gender) terlihat dalam peningkatan partisipasi perempuan di dunia
kerja dan politik.¹³ Di beberapa negara, jumlah perempuan di parlemen nasional
meningkat, mencerminkan langkah-langkah positif menuju pemberdayaan gender.¹⁴ Program pemberdayaan perempuan melalui
pelatihan keterampilan dan akses terhadap pembiayaan telah memperkuat peran
perempuan dalam pembangunan ekonomi.¹⁵
7.7.
Peningkatan Kesadaran Global
tentang Pembangunan Berkelanjutan
Adopsi SDGs telah
meningkatkan kesadaran global tentang pentingnya pembangunan berkelanjutan.
Banyak perusahaan telah mengintegrasikan prinsip-prinsip SDGs ke dalam strategi
bisnis mereka, sementara organisasi masyarakat sipil terus mempromosikan
tujuan-tujuan ini melalui kampanye publik.¹⁶
Keberhasilan
Awal sebagai Modal Penting
Keberhasilan awal
SDGs memberikan motivasi untuk meningkatkan upaya lebih lanjut. Namun,
keberlanjutan dampak positif ini sangat tergantung pada komitmen berkelanjutan dari semua pihak, terutama
dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim, konflik, dan
pandemi.¹⁷
Catatan Kaki
[1]
United Nations, The Sustainable Development Goals Report 2023
(New York: United Nations, 2023), 3, https://www.un.org/sustainabledevelopment.
[2]
World Bank, Poverty and Shared Prosperity 2022: Correcting
Course (Washington, DC: World Bank, 2022), 15–18.
[3]
Ibid.
[4]
United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization
(UNESCO), Global
Education Monitoring Report 2023 (Paris: UNESCO, 2023), 7.
[5]
Ibid., 12.
[6]
World Health Organization (WHO), World Health Statistics 2023
(Geneva: WHO, 2023), 9–10.
[7]
Jeffrey D. Sachs, The Age of Sustainable Development
(New York: Columbia University Press, 2015), 390–93.
[8]
International Energy Agency (IEA), World Energy Outlook 2022 (Paris:
IEA, 2022), 22.
[9]
Ibid., 24.
[10]
United Nations Development Programme (UNDP), SDG 7
Tracking Progress Report 2023 (New York: UNDP, 2023), 4.
[11]
United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), The
Paris Agreement (Paris: UNFCCC, 2015), https://unfccc.int.
[12]
Ibid.
[13]
United Nations, The Sustainable Development Goals Report 2023,
6.
[14]
United Nations Development Programme (UNDP), Gender
Equality Strategy 2022–2025 (New York: UNDP, 2022), 10.
[15]
Ibid., 12.
[16]
United Nations, Transforming Our World: The 2030 Agenda for
Sustainable Development (New York: United Nations, 2015), 8.
[17]
United Nations, The Sustainable Development Goals Report 2023,
15.
8.
Peran
Individu dan Komunitas
Pencapaian Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) tidak hanya bergantung pada kebijakan
pemerintah dan organisasi internasional tetapi juga pada kontribusi individu
dan komunitas. Peran aktif masyarakat dalam mendukung SDGs dapat mempercepat
implementasi program dan memperluas dampaknya.¹
8.1.
Kontribusi Individu: Pilihan
Sehari-Hari yang Berkelanjutan
Setiap individu
memiliki potensi untuk mendukung SDGs melalui tindakan sehari-hari. Misalnya,
mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, meminimalkan pemborosan makanan,
dan menghemat energi di rumah adalah langkah-langkah sederhana yang berkontribusi pada pencapaian SDG 12
(konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab).² Selain itu, mengadopsi pola
makan berbasis nabati dan mendukung produk lokal membantu mengurangi jejak
karbon dan mendukung ekonomi lokal.³
Pendidikan juga
memainkan peran penting dalam memberdayakan individu untuk mengambil keputusan
yang lebih bertanggung jawab. Kampanye kesadaran seperti ActNow
yang diluncurkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bertujuan untuk
menginspirasi tindakan individu menuju
kehidupan yang lebih berkelanjutan.⁴
8.2.
Partisipasi dalam Komunitas
Lokal
Komunitas lokal memiliki potensi besar untuk menciptakan
perubahan positif. Dengan mengorganisasi program seperti daur ulang sampah,
penanaman pohon, atau koperasi berbasis masyarakat, komunitas dapat mendukung
SDGs secara langsung.⁵ Contohnya adalah inisiatif komunitas di banyak desa
Indonesia yang mengembangkan bank sampah sebagai solusi untuk
mengelola limbah domestik, sekaligus memberikan nilai ekonomi tambahan bagi
masyarakat.⁶
Program pemberdayaan
komunitas juga mendukung SDG 5 (kesetaraan gender) melalui pelatihan keterampilan dan pendidikan bagi
perempuan.⁷ Peran komunitas dalam mendukung SDG 3 (kesehatan) juga terlihat
melalui kampanye imunisasi dan penyuluhan kesehatan.⁸
8.3.
Advokasi dan Kesadaran Publik
Individu dan
komunitas dapat menjadi agen perubahan dengan mempromosikan SDGs melalui
advokasi dan kampanye kesadaran. Aktivitas seperti berbagi informasi tentang
SDGs di media sosial, bergabung dalam organisasi non-pemerintah (NGO), atau
berpartisipasi dalam kegiatan amal dapat membantu memperluas pemahaman
masyarakat tentang pentingnya
pembangunan berkelanjutan.⁹
Contohnya, gerakan
global seperti Fridays for Future yang dipimpin
oleh Greta Thunberg telah menarik perhatian dunia terhadap perubahan iklim (SDG
13) dan melibatkan jutaan orang di
berbagai negara untuk menyerukan tindakan nyata.¹⁰
8.4.
Penggunaan Teknologi dan
Media Digital
Platform digital dan
media sosial telah menjadi alat penting untuk meningkatkan kesadaran publik
tentang SDGs. Individu dapat memanfaatkan teknologi untuk mendukung berbagai
inisiatif seperti penggalangan dana daring untuk proyek sosial atau berbagi ide
inovatif yang relevan dengan SDGs.¹¹ Komunitas teknologi juga dapat
berkontribusi dengan mengembangkan aplikasi atau alat digital untuk mendukung
pelacakan dan pengelolaan sumber daya.¹²
8.5.
Kerjasama dalam Skala Global
dan Lokal
Pencapaian SDGs
membutuhkan sinergi antara individu, komunitas, dan pemerintah. Kerjasama ini dapat diwujudkan melalui jaringan
kolaborasi seperti Global Goals Local Action yang
mendorong pengembangan solusi berbasis komunitas untuk tantangan lokal.¹³
Selain itu, keterlibatan dalam program volunturisme atau kemitraan
internasional juga memperkuat aksi kolektif dalam mendukung SDGs.¹⁴
Pentingnya
Kesadaran dan Kepemilikan Bersama
Kesadaran individu
dan komunitas tentang pentingnya SDGs menjadi langkah awal yang penting. Dengan
memahami bahwa setiap tindakan memiliki dampak terhadap pembangunan
berkelanjutan, masyarakat dapat termotivasi untuk berperan lebih aktif. Kepemilikan bersama atas tujuan ini
menjadikan SDGs bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung
jawab setiap individu di dunia.¹⁵
Catatan Kaki
[1]
United Nations, The Sustainable Development Goals Report 2023
(New York: United Nations, 2023), 7, https://www.un.org/sustainabledevelopment.
[2]
Jeffrey D. Sachs, The Age of Sustainable Development
(New York: Columbia University Press, 2015), 438–39.
[3]
Klaus Schwab, The Fourth Industrial Revolution
(Geneva: World Economic Forum, 2016), 70.
[4]
United Nations, ActNow Climate Campaign (New York:
United Nations, 2023), https://actnow.un.org.
[5]
United Nations Development Programme (UNDP), Accelerating
SDG Achievement (New York: UNDP, 2022), 12–14.
[6]
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Pengelolaan
Sampah Berbasis Komunitas: Studi Kasus Bank Sampah (Jakarta: KLHK,
2022), 5.
[7]
United Nations, The Sustainable Development Goals Report 2023,
10.
[8]
World Health Organization (WHO), Community Health Initiatives and SDG 3
(Geneva: WHO, 2023), 6–7.
[9]
United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization
(UNESCO), Global
Citizenship Education and SDGs (Paris: UNESCO, 2023), 9.
[10]
Fridays for Future, Climate Strike: Mobilizing Millions for SDG 13
(Stockholm: Fridays for Future, 2023), https://fridaysforfuture.org.
[11]
United Nations, The Role of Technology in Achieving SDGs
(New York: United Nations, 2023), 15.
[12]
Klaus Schwab, The Fourth Industrial Revolution,
72.
[13]
United Nations Development Programme (UNDP), Localizing
the SDGs through Community Action (New York: UNDP, 2022), 8.
[14]
World Bank, Global Partnerships for Sustainable Development
(Washington, DC: World Bank, 2023), 11.
[15]
United Nations, Transforming Our World: The 2030 Agenda for
Sustainable Development (New York: United Nations, 2015), 6.
9.
Kesimpulan
dan Rekomendasi
Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (SDGs) yang diadopsi pada tahun 2015 oleh negara-negara anggota
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menjadi kerangka kerja global yang
komprehensif dalam memandu pembangunan yang inklusif, berkelanjutan, dan adil
untuk seluruh umat manusia. Melalui 17 tujuan dan 169 target yang saling
terkait, SDGs mengarah pada pemecahan tantangan besar dunia, seperti
kemiskinan, ketidaksetaraan, perubahan iklim, dan degradasi lingkungan.¹
Keberhasilan awal yang terlihat pada beberapa area, seperti kemiskinan,
pendidikan, dan kesehatan, menunjukkan dampak positif dari kerjasama global,
meskipun tantangan yang signifikan tetap ada dalam implementasinya.²
9.1.
Kesimpulan
Implementasi SDGs
telah membawa perubahan yang signifikan di banyak negara, meskipun tingkat pencapaiannya bervariasi tergantung
pada konteks dan komitmen setiap negara. Di tingkat global, SDGs telah
menciptakan momentum penting dalam mengatasi masalah global melalui pendekatan
yang lebih holistik dan berkelanjutan. Di sisi lain, beberapa tantangan besar
yang masih dihadapi termasuk ketimpangan yang terus berkembang, dampak
perubahan iklim yang semakin nyata, dan kurangnya kesadaran serta keterlibatan
masyarakat luas.³ Meskipun begitu, dampak positif yang dihasilkan dari pengintegrasian
SDGs ke dalam kebijakan publik
dan aksi global menunjukkan bahwa upaya kolektif ini dapat memberikan hasil
yang luar biasa bila didorong oleh komitmen yang berkelanjutan.⁴
Selain itu,
kontribusi individu dan komunitas dalam mendukung SDGs juga tidak dapat
dianggap remeh. Tindakan sehari-hari, partisipasi dalam inisiatif lokal, serta
penggunaan platform digital untuk mempromosikan kesadaran tentang pentingnya pembangunan berkelanjutan
memperlihatkan peran penting sektor non-pemerintah dalam pencapaian SDGs.⁵
9.2.
Rekomendasi
1)
Peningkatan Kolaborasi
Global
Untuk mencapai SDGs secara efektif, dibutuhkan
kerjasama yang lebih kuat antara pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil,
dan individu. Pemerintah harus memperkuat kebijakan yang mendukung pembangunan
berkelanjutan, sementara sektor swasta perlu mengintegrasikan prinsip SDGs
dalam praktik bisnis mereka. Selain itu, masyarakat sipil dan individu harus
terus dilibatkan dalam proses pembuatan kebijakan dan implementasi lokal.⁶
2)
Pemanfaatan Teknologi dan
Inovasi
Teknologi dapat menjadi kunci dalam mempercepat
pencapaian SDGs, khususnya dalam hal efisiensi energi, pengelolaan sumber daya
alam, dan pemberdayaan ekonomi. Oleh karena itu, investasi dalam inovasi dan
teknologi yang ramah lingkungan harus didorong, baik di negara maju maupun
negara berkembang. Pengembangan aplikasi digital yang mendukung pemantauan SDGs
dapat membantu mempercepat perubahan sosial dan ekonomi.⁷
3)
Peningkatan Pendidikan dan
Kesadaran Masyarakat
Pendidikan adalah landasan utama dalam pencapaian
SDGs. Oleh karena itu, perlu ada peningkatan upaya untuk mengintegrasikan
tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan dalam kurikulum pendidikan di semua
tingkat. Kampanye kesadaran yang lebih luas tentang pentingnya SDGs juga harus
digalakkan, agar lebih banyak individu dan komunitas dapat berperan aktif dalam
mencapainya.⁸
4)
Mengatasi Ketimpangan
Sosial dan Ekonomi
SDGs menyoroti pentingnya pengurangan ketimpangan
dalam hal akses terhadap pendidikan, layanan kesehatan, pekerjaan layak, dan
sumber daya lainnya. Oleh karena itu, kebijakan yang lebih inklusif harus
diterapkan untuk memastikan bahwa tidak ada yang tertinggal dalam proses
pembangunan.⁹
5)
Menanggulangi Perubahan
Iklim dengan Langkah Konkret
Perubahan iklim merupakan tantangan besar yang
membutuhkan tindakan segera. Negara-negara harus lebih ambisius dalam memenuhi
komitmen mereka terkait pengurangan emisi karbon dan investasi dalam energi
terbarukan. Penguatan kebijakan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, serta
peningkatan pendanaan untuk negara-negara rentan terhadap dampak perubahan
iklim, juga sangat diperlukan.¹⁰
9.3.
Arah Masa Depan
Pencapaian SDGs
hingga 2030 memerlukan aksi yang lebih terkoordinasi dan berkelanjutan. Proses
implementasi yang mengedepankan transparansi, akuntabilitas, dan kemitraan yang
saling mendukung akan membawa kita lebih dekat kepada dunia yang lebih
berkelanjutan dan sejahtera. Untuk itu, peran setiap individu dan komunitas,
bersama dengan upaya global, akan menjadi kunci dalam mewujudkan pembangunan
yang adil dan berkelanjutan untuk generasi mendatang.
Catatan Kaki
[1]
United Nations, The Sustainable Development Goals Report 2023
(New York: United Nations, 2023), 4, https://www.un.org/sustainabledevelopment.
[2]
Jeffrey D. Sachs, The Age of Sustainable Development
(New York: Columbia University Press, 2015), 470–73.
[3]
United Nations Development Programme (UNDP), The
SDGs: A Call to Action (New York: UNDP, 2023), 11.
[4]
Klaus Schwab, The Fourth Industrial Revolution
(Geneva: World Economic Forum, 2016), 85.
[5]
United Nations, Transforming Our World: The 2030 Agenda for
Sustainable Development (New York: United Nations, 2015), 5.
[6]
United Nations Development Programme (UNDP), The SDGs
and Global Partnership (New York: UNDP, 2023), 7.
[7]
International Telecommunication Union (ITU), Technology
for Sustainable Development (Geneva: ITU, 2022), 12.
[8]
United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization
(UNESCO), Global
Citizenship Education and SDGs (Paris: UNESCO, 2023), 15.
[9]
United Nations, The Sustainable Development Goals Report 2023,
8.
[10]
United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), The
Paris Agreement (Paris: UNFCCC, 2015), https://unfccc.int.
Daftar Pustaka
International
Telecommunication Union (ITU). (2022). Technology for Sustainable
Development. Geneva: ITU.
Klaus Schwab. (2016). The
Fourth Industrial Revolution. Geneva: World Economic Forum.
Sachs, J. D. (2015). The
Age of Sustainable Development. New York: Columbia University Press.
United Nations. (2015). Transforming
Our World: The 2030 Agenda for Sustainable Development. New York: United
Nations. Retrieved from https://www.un.org/sustainabledevelopment
United Nations. (2023). The
Sustainable Development Goals Report 2023. New York: United Nations.
Retrieved from https://www.un.org/sustainabledevelopment
United Nations Development
Programme (UNDP). (2022). Accelerating SDG Achievement. New York:
UNDP.
United Nations Development
Programme (UNDP). (2023). The SDGs: A Call to Action. New York: UNDP.
United Nations Development
Programme (UNDP). (2023). The SDGs and Global Partnership. New York:
UNDP.
United Nations Educational,
Scientific and Cultural Organization (UNESCO). (2023). Global Citizenship
Education and SDGs. Paris: UNESCO.
United Nations Framework
Convention on Climate Change (UNFCCC). (2015). The Paris Agreement.
Paris: UNFCCC. Retrieved from https://unfccc.int
World Bank. (2023). Global
Partnerships for Sustainable Development. Washington, DC: World Bank.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar