Selasa, 21 Januari 2025

Memahami Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)

Memahami Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)

Pilar, Target, dan Implementasi untuk Masa Depan Berkelanjutan


Abstrak

Artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman komprehensif mengenai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), dengan menyoroti sejarah, dasar pengadopsian, pilar utama, serta implementasi untuk mencapai masa depan berkelanjutan. Dimulai dengan latar belakang pengadopsian SDGs oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2015, artikel ini menguraikan bagaimana 17 tujuan dan 169 target terkait satu sama lain untuk menghadapi tantangan global seperti kemiskinan, ketidaksetaraan, perubahan iklim, dan degradasi lingkungan. Setiap pilar utama—ekonomi, sosial, dan lingkungan—dijelaskan dalam konteks pencapaian SDGs, dengan penekanan pada peran penting inovasi, kolaborasi global, dan kesadaran individu dalam implementasi tujuan tersebut. Meskipun tantangan dalam pelaksanaan masih banyak, seperti ketimpangan sosial dan perubahan iklim, dampak positif yang telah dicapai memberikan harapan akan masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Artikel ini juga memberikan rekomendasi untuk meningkatkan kolaborasi, pemanfaatan teknologi, dan kesadaran masyarakat demi keberhasilan SDGs.

Kata Kunci: Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), pembangunan berkelanjutan, kolaborasi global, inovasi teknologi, perubahan iklim, kesadaran masyarakat, kebijakan publik.


1.           Pendahuluan

1.1.       Latar Belakang

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) adalah agenda global yang diadopsi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2015 sebagai kelanjutan dari Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals/MDGs). SDGs dirancang sebagai kerangka kerja pembangunan global hingga tahun 2030 yang bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi ketimpangan, melindungi lingkungan, dan memastikan perdamaian serta kesejahteraan bagi semua orang di seluruh dunia. Berbeda dengan MDGs yang cenderung fokus pada negara-negara berkembang, SDGs bersifat universal, mencakup semua negara tanpa terkecuali.¹

Agenda SDGs terdiri dari 17 tujuan utama dan 169 target yang saling terkait. Semua tujuan ini diharapkan dapat memberikan panduan yang terintegrasi untuk menangani tantangan-tantangan besar dunia seperti perubahan iklim, ketimpangan sosial, dan degradasi lingkungan.² Selain itu, SDGs dirancang dengan prinsip inklusivitas, memastikan tidak ada satu pun individu atau kelompok yang tertinggal dalam proses pembangunan.³

1.2.       Tujuan Penulisan Artikel

Artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang menyeluruh tentang SDGs, meliputi pilar-pilar utama, target-target strategis, serta tantangan dan peluang implementasinya. Dengan memahami konteks global dan lokal dari SDGs, pembaca diharapkan dapat mengenali pentingnya peran individu, masyarakat, dan pemerintah dalam mencapai tujuan ini.

Tujuan pembangunan berkelanjutan tidak hanya relevan untuk agenda pembangunan negara-negara berkembang, tetapi juga menjadi panduan penting bagi negara-negara maju dalam mewujudkan keberlanjutan global. Oleh karena itu, artikel ini menguraikan pendekatan multi-stakeholder dan inovasi yang diperlukan untuk mengatasi tantangan yang ada dan mempercepat implementasi SDGs di seluruh dunia.


Catatan Kaki

[1]                United Nations, Transforming Our World: The 2030 Agenda for Sustainable Development (New York: United Nations, 2015), 1–3, https://www.un.org/sustainabledevelopment.

[2]                Jeffrey D. Sachs, The Age of Sustainable Development (New York: Columbia University Press, 2015), 480–81.

[3]                Ban Ki-moon, “The Sustainable Development Goals: A Universal Push to Transform Our World,” UN Chronicle 51, no. 4 (2015): 6–9, https://doi.org/10.18356/6a0b7595-en.


2.           Sejarah dan Dasar Pengadopsian SDGs

2.1.       Evolusi dari MDGs ke SDGs

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) adalah penerus Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) yang berakhir pada tahun 2015. MDGs, yang diadopsi pada tahun 2000, mencakup delapan tujuan utama, termasuk pengentasan kemiskinan ekstrem dan kelaparan, pendidikan universal, dan pengurangan kematian anak.¹ Meski MDGs berhasil mengurangi angka kemiskinan global hingga setengahnya dan meningkatkan akses pendidikan dasar,² mereka juga menuai kritik karena terlalu fokus pada negara-negara berkembang dan kurang memperhatikan dimensi keberlanjutan serta kesenjangan sosial-ekonomi di negara maju.³

Belajar dari kelemahan MDGs, komunitas internasional menyepakati perlunya kerangka pembangunan yang lebih inklusif, universal, dan holistik. Proses ini dimulai pada Konferensi Rio+20 tahun 2012 di Brasil, di mana ide awal SDGs pertama kali disepakati.⁴ Pada konferensi ini, masyarakat internasional menyerukan integrasi tiga dimensi pembangunan: sosial, ekonomi, dan lingkungan, yang menjadi dasar dari SDGs.⁵

2.2.       Prinsip-Prinsip Dasar SDGs

SDGs didasarkan pada beberapa prinsip fundamental yang mencerminkan kebutuhan dunia untuk pembangunan yang adil dan berkelanjutan:

1)                  Universalitas:

Tidak seperti MDGs, SDGs berlaku untuk semua negara, baik maju maupun berkembang, tanpa terkecuali.⁶

2)                  Inklusivitas:

SDGs bertujuan memastikan "tidak ada yang tertinggal" (leave no one behind), dengan memberi perhatian khusus pada kelompok rentan seperti perempuan, anak-anak, dan masyarakat miskin.⁷

3)                  Keberlanjutan:

SDGs menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara kebutuhan manusia dan kelestarian ekosistem planet untuk generasi mendatang.⁸

Adopsi SDGs secara resmi dilakukan melalui Sidang Umum PBB pada 25 September 2015, dengan resolusi bertajuk Transforming Our World: The 2030 Agenda for Sustainable Development. Agenda ini mencerminkan konsensus global bahwa pembangunan harus bersifat inklusif dan berorientasi pada keberlanjutan.⁹


Catatan Kaki

[1]                United Nations, The Millennium Development Goals Report 2015 (New York: United Nations, 2015), 8, https://www.un.org/millenniumgoals.

[2]                Jeffrey D. Sachs, The Age of Sustainable Development (New York: Columbia University Press, 2015), 430–35.

[3]                Sakiko Fukuda-Parr, "Theory and Policy in International Development: Human Development and Capability Approach and the MDGs," International Studies Review 13, no. 1 (2011): 123–24, https://doi.org/10.1111/j.1468-2486.2010.01004.x.

[4]                United Nations, The Future We Want: Outcome Document of the United Nations Conference on Sustainable Development (Rio+20) (New York: United Nations, 2012), 1–5, https://sustainabledevelopment.un.org/rio20.

[5]                Ban Ki-moon, “The Road to Dignity by 2030: Ending Poverty, Transforming All Lives, and Protecting the Planet,” UN Secretary-General’s Synthesis Report on the Post-2015 Agenda (New York: United Nations, 2014), 4–7.

[6]                United Nations, Transforming Our World: The 2030 Agenda for Sustainable Development (New York: United Nations, 2015), 5, https://www.un.org/sustainabledevelopment.

[7]                Ibid., 10–11.

[8]                Johan Rockström and Pavan Sukhdev, “From MDGs to SDGs: Transition to a Development Paradigm,” Science 347, no. 6223 (2015): 125–27, https://doi.org/10.1126/science.1259855.

[9]                United Nations, Transforming Our World, 1.


3.           Pilar-Pilar Utama SDGs

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dirancang berdasarkan tiga pilar utama yang saling terkait: sosial, ekonomi, dan lingkungan. Pilar-pilar ini merupakan landasan untuk mencapai pembangunan yang inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan, serta mendukung pencapaian perdamaian dan kemitraan global.¹

3.1.       Dimensi Sosial

Pilar sosial dalam SDGs bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang inklusif, adil, dan damai. Fokus utama dimensi ini adalah penghapusan kemiskinan (SDG 1), peningkatan akses pendidikan (SDG 4), kesetaraan gender (SDG 5), dan jaminan kesehatan yang layak untuk semua (SDG 3).² Salah satu target penting dalam dimensi sosial adalah memastikan inklusi sosial bagi kelompok rentan, seperti perempuan, anak-anak, penyandang disabilitas, dan masyarakat adat.³ Contoh implementasi sukses dalam dimensi ini dapat ditemukan pada program-program seperti inisiatif kesehatan global oleh WHO yang mengurangi angka kematian ibu dan anak.⁴

3.2.       Dimensi Ekonomi

Pilar ekonomi dalam SDGs bertujuan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi inklusif yang mendukung lapangan kerja layak (SDG 8), mendorong inovasi (SDG 9), dan mengurangi ketimpangan ekonomi di dalam dan antarnegara (SDG 10).⁵ Pertumbuhan ekonomi yang inklusif harus memperhatikan distribusi yang adil dan memperhitungkan dampak terhadap lingkungan. Sebagai contoh, promosi ekonomi hijau melalui investasi dalam energi terbarukan (SDG 7) telah menjadi salah satu strategi utama banyak negara untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi sekaligus mengurangi emisi karbon.⁶

3.3.       Dimensi Lingkungan

Dimensi lingkungan menjadi aspek kunci dari SDGs, menyoroti pentingnya melestarikan ekosistem, melawan perubahan iklim, dan menggunakan sumber daya alam secara berkelanjutan. SDGs mencakup tujuan untuk melindungi keanekaragaman hayati laut dan darat (SDG 14 dan SDG 15), mengatasi perubahan iklim (SDG 13), dan memastikan akses terhadap air bersih serta sanitasi (SDG 6).⁷ Sebagai contoh, perjanjian Paris 2015 memberikan kerangka kerja bagi negara-negara untuk berkolaborasi mengurangi emisi gas rumah kaca sesuai target SDG 13.⁸

3.4.       Dimensi Kelembagaan: Perdamaian dan Kemitraan

Pilar kelembagaan mendukung tiga dimensi utama SDGs melalui promosi perdamaian, keadilan, dan kemitraan global. SDG 16 menekankan pentingnya tata kelola yang baik, hak asasi manusia, dan lembaga yang efektif, sedangkan SDG 17 menyoroti kemitraan multilateral dalam pembiayaan, teknologi, dan kapasitas untuk mencapai semua tujuan.⁹


Catatan Kaki

[1]                Johan Rockström and Pavan Sukhdev, “From MDGs to SDGs: Transition to a Development Paradigm,” Science 347, no. 6223 (2015): 125–27, https://doi.org/10.1126/science.1259855.

[2]                United Nations, Transforming Our World: The 2030 Agenda for Sustainable Development (New York: United Nations, 2015), 5–6, https://www.un.org/sustainabledevelopment.

[3]                Ban Ki-moon, “The Road to Dignity by 2030: Ending Poverty, Transforming All Lives, and Protecting the Planet,” UN Secretary-General’s Synthesis Report on the Post-2015 Agenda (New York: United Nations, 2014), 10.

[4]                World Health Organization, World Health Statistics 2023: Monitoring Health for the SDGs (Geneva: WHO, 2023), 20–23, https://www.who.int.

[5]                Jeffrey D. Sachs, The Age of Sustainable Development (New York: Columbia University Press, 2015), 470–72.

[6]                International Renewable Energy Agency (IRENA), Global Renewables Outlook 2020 (Abu Dhabi: IRENA, 2020), 5–7, https://www.irena.org.

[7]                United Nations, Transforming Our World, 8–9.

[8]                United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), The Paris Agreement (Paris: UNFCCC, 2015), https://unfccc.int.

[9]                United Nations, Transforming Our World, 10–12.


4.           17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) terdiri dari 17 tujuan utama yang saling terkait dan mencerminkan visi global untuk mencapai pembangunan yang inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan pada tahun 2030.¹ Setiap tujuan memiliki target spesifik yang dirancang untuk menjawab tantangan utama dunia. Berikut penjelasan singkat masing-masing tujuan:

4.1.       Tanpa Kemiskinan (No Poverty)

Mengakhiri segala bentuk kemiskinan di mana pun.² Target ini meliputi pemberian perlindungan sosial, akses ke layanan dasar, dan peningkatan ekonomi bagi masyarakat miskin.³

4.2.       Tanpa Kelaparan (Zero Hunger)

Menghapus kelaparan dan memastikan akses terhadap pangan yang aman, bergizi, dan cukup untuk semua. Ini mencakup peningkatan produktivitas pertanian dan keberlanjutan sistem pangan.⁴

4.3.       Kehidupan Sehat dan Sejahtera (Good Health and Well-being)

Menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan bagi semua usia. Fokusnya termasuk pengurangan kematian ibu dan anak, pemberantasan penyakit menular, dan akses universal ke layanan kesehatan.⁵

4.4.       Pendidikan Berkualitas (Quality Education)

Memastikan pendidikan yang inklusif, berkualitas, dan setara, serta mendukung pembelajaran sepanjang hayat. Program ini bertujuan meningkatkan akses ke pendidikan dasar, menengah, dan tinggi, khususnya bagi kelompok rentan.⁶

4.5.       Kesetaraan Gender (Gender Equality)

Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan serta anak perempuan di seluruh dunia. Target meliputi penghapusan diskriminasi, kekerasan berbasis gender, dan pernikahan anak.⁷

4.6.       Air Bersih dan Sanitasi (Clean Water and Sanitation)

Menjamin akses universal terhadap air bersih dan sanitasi yang layak. Fokus pada pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan.⁸

4.7.       Energi Bersih dan Terjangkau (Affordable and Clean Energy)

Memastikan akses terhadap energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern bagi semua.⁹

4.8.       Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi (Decent Work and Economic Growth)

Meningkatkan pertumbuhan ekonomi inklusif dan menyediakan pekerjaan yang layak bagi semua orang.¹⁰

4.9.       Industri, Inovasi, dan Infrastruktur (Industry, Innovation, and Infrastructure)

Membangun infrastruktur yang tangguh, mendorong industrialisasi berkelanjutan, dan mendukung inovasi teknologi.¹¹

4.10.    Berkurangnya Ketimpangan (Reduced Inequalities)

Mengurangi ketimpangan pendapatan di dalam dan antarnegara, dengan perhatian pada kelompok rentan.¹²

4.11.    Kota dan Komunitas Berkelanjutan (Sustainable Cities and Communities)

Membuat kota dan pemukiman manusia inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan.¹³

4.12.    Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab (Responsible Consumption and Production)

Memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan melalui pengurangan limbah dan peningkatan efisiensi sumber daya.¹⁴

4.13.    Penanganan Perubahan Iklim (Climate Action)

Mengambil tindakan mendesak untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya.¹⁵

4.14.    Ekosistem Lautan (Life Below Water)

Melestarikan dan memanfaatkan sumber daya lautan secara berkelanjutan untuk mendukung ekosistem laut.¹⁶

4.15.    Ekosistem Daratan (Life on Land)

Melindungi, memulihkan, dan mendukung penggunaan ekosistem daratan yang berkelanjutan, termasuk hutan dan keanekaragaman hayati.¹⁷

4.16.    Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Kuat (Peace, Justice, and Strong Institutions)

Mempromosikan masyarakat damai dan inklusif, akses keadilan, serta institusi yang akuntabel.¹⁸

4.17.    Kemitraan untuk Tujuan (Partnerships for the Goals)

Memperkuat kemitraan global untuk mendukung implementasi SDGs, termasuk pendanaan, teknologi, dan peningkatan kapasitas.¹⁹

Setiap tujuan SDGs tidak berdiri sendiri, melainkan saling mendukung untuk memastikan bahwa pembangunan yang dicapai bersifat holistik dan berkelanjutan.


Catatan Kaki

[1]                United Nations, Transforming Our World: The 2030 Agenda for Sustainable Development (New York: United Nations, 2015), 1–3, https://www.un.org/sustainabledevelopment.

[2]                Ibid., 6.

[3]                Jeffrey D. Sachs, The Age of Sustainable Development (New York: Columbia University Press, 2015), 450–55.

[4]                Food and Agriculture Organization (FAO), The State of Food Security and Nutrition in the World 2023 (Rome: FAO, 2023), 7, https://www.fao.org.

[5]                World Health Organization, World Health Statistics 2023: Monitoring Health for the SDGs (Geneva: WHO, 2023), 12–15.

[6]                United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), Global Education Monitoring Report 2023 (Paris: UNESCO, 2023), 5, https://www.unesco.org.

[7]                UN Women, Progress on the Sustainable Development Goals: Gender Snapshot 2023 (New York: United Nations, 2023), 8.

[8]                United Nations, Transforming Our World, 10.

[9]                International Renewable Energy Agency (IRENA), Global Renewables Outlook 2020 (Abu Dhabi: IRENA, 2020), 5.

[10]             United Nations, Transforming Our World, 12.

[11]             Ibid., 13.

[12]             Ibid., 14.

[13]             Johan Rockström and Pavan Sukhdev, “From MDGs to SDGs: Transition to a Development Paradigm,” Science 347, no. 6223 (2015): 125–27.

[14]             United Nations, Transforming Our World, 15.

[15]             United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), The Paris Agreement (Paris: UNFCCC, 2015).

[16]             United Nations, Transforming Our World, 16.

[17]             Ibid., 17.

[18]             Ibid., 18.

[19]             Ibid., 19.


5.           Tantangan dalam Implementasi SDGs

Implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) menghadapi sejumlah tantangan kompleks yang mencerminkan berbagai kesenjangan sosial, ekonomi, politik, dan lingkungan di tingkat global. Meskipun SDGs dirancang untuk menjadi agenda pembangunan yang inklusif, universal, dan berorientasi pada keberlanjutan, ada banyak faktor yang menghambat realisasinya.¹

5.1.       Keterbatasan Pendanaan

Kekurangan sumber daya keuangan merupakan salah satu tantangan utama dalam pelaksanaan SDGs. Laporan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan bahwa diperlukan sekitar $5–7 triliun setiap tahun untuk memenuhi seluruh target SDGs, namun kesenjangan pendanaan tetap signifikan, terutama di negara berkembang.² Banyak negara berkembang bergantung pada bantuan internasional, tetapi sumber pendanaan tersebut seringkali tidak cukup untuk mendukung implementasi yang komprehensif.³

5.2.       Ketimpangan Global

Kesenjangan ekonomi antarnegara dan di dalam negara menjadi hambatan besar. Negara-negara miskin sering kali tidak memiliki kapasitas kelembagaan dan sumber daya untuk mengimplementasikan SDGs secara efektif.⁴ Selain itu, ketimpangan akses terhadap teknologi dan pendidikan memperburuk kondisi ini, terutama dalam pencapaian target SDG 4 (pendidikan berkualitas) dan SDG 9 (industri, inovasi, dan infrastruktur).⁵

5.3.       Perubahan Iklim

Perubahan iklim yang semakin intensif mengancam keberlanjutan pembangunan global. Bencana alam seperti banjir, kekeringan, dan badai merusak infrastruktur, menghambat produksi pangan, dan meningkatkan kemiskinan.⁶ SDG 13 (penanganan perubahan iklim) sering kali menjadi salah satu target yang paling sulit dicapai karena memerlukan kolaborasi global yang kuat dan komitmen jangka panjang.⁷

5.4.       Konflik dan Ketidakstabilan Politik

Konflik bersenjata dan ketidakstabilan politik di berbagai wilayah dunia, seperti di Afrika dan Timur Tengah, menyebabkan penghancuran infrastruktur, dislokasi masyarakat, dan gangguan terhadap program pembangunan.⁸ SDG 16 (perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang kuat) sangat sulit dicapai di negara-negara yang dilanda konflik berkepanjangan.⁹

5.5.       Kelemahan Tata Kelola dan Korupsi

Di beberapa negara, tata kelola yang lemah dan tingkat korupsi yang tinggi menghambat efektivitas implementasi SDGs.¹⁰ Misalnya, anggaran yang dialokasikan untuk program pembangunan sering kali tidak mencapai sasaran akibat penyalahgunaan wewenang.¹¹ Hal ini mencerminkan pentingnya institusi yang transparan dan akuntabel untuk mendukung keberhasilan SDGs.

5.6.       Pandemi COVID-19

Pandemi COVID-19 telah memperburuk tantangan dalam implementasi SDGs dengan mengganggu ekonomi global, sistem kesehatan, dan pendidikan.¹² Banyak negara yang harus mengalihkan sumber daya mereka untuk menangani krisis kesehatan, sehingga pelaksanaan target SDGs lainnya menjadi tertunda.¹³

5.7.       Kurangnya Kesadaran dan Partisipasi Publik

Kesadaran dan partisipasi masyarakat terhadap SDGs di berbagai negara masih rendah.¹⁴ Hal ini mengurangi peluang keberhasilan karena masyarakat adalah aktor penting dalam mendukung implementasi program-program terkait SDGs.¹⁵


Catatan Kaki

[1]                United Nations, Transforming Our World: The 2030 Agenda for Sustainable Development (New York: United Nations, 2015), 3–5, https://www.un.org/sustainabledevelopment.

[2]                Jeffrey D. Sachs, The Age of Sustainable Development (New York: Columbia University Press, 2015), 420.

[3]                United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), World Investment Report 2022: International Tax Reforms and Sustainable Investment (Geneva: UNCTAD, 2022), 2–4, https://unctad.org.

[4]                World Bank, Poverty and Shared Prosperity 2022: Correcting Course (Washington, DC: World Bank, 2022), 15.

[5]                United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), Global Education Monitoring Report 2023 (Paris: UNESCO, 2023), 8.

[6]                Johan Rockström et al., “Planetary Boundaries: Exploring the Safe Operating Space for Humanity,” Nature 461, no. 7263 (2009): 472–75.

[7]                United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), The Paris Agreement (Paris: UNFCCC, 2015), https://unfccc.int.

[8]                United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), Global Trends: Forced Displacement in 2023 (Geneva: UNHCR, 2023), 9.

[9]                Ibid., 12.

[10]             Transparency International, Corruption Perceptions Index 2022 (Berlin: Transparency International, 2022), 4.

[11]             United Nations, Transforming Our World, 6.

[12]             World Health Organization, Impact of the COVID-19 Pandemic on Sustainable Development Goals (Geneva: WHO, 2021), 10–12.

[13]             Ibid., 15.

[14]             Ban Ki-moon, “The Road to Dignity by 2030: Ending Poverty, Transforming All Lives, and Protecting the Planet,” UN Secretary-General’s Synthesis Report on the Post-2015 Agenda (New York: United Nations, 2014), 9.

[15]             United Nations Development Programme (UNDP), Accelerating SDG Achievement (New York: UNDP, 2022), 3.


6.           Strategi Implementasi dan Inovasi

Untuk memastikan keberhasilan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), diperlukan strategi implementasi yang komprehensif dan inovasi yang relevan dengan kebutuhan global dan lokal. Strategi ini melibatkan perencanaan terpadu, kolaborasi lintas sektor, penggunaan teknologi modern, dan partisipasi masyarakat.¹

6.1.       Pendekatan Multisektoral

Keberhasilan SDGs membutuhkan integrasi dan kolaborasi di antara berbagai sektor, termasuk pemerintah, sektor swasta, organisasi masyarakat sipil, dan lembaga internasional.² Pemerintah diharapkan berperan sebagai pengarah kebijakan dengan menyediakan regulasi dan insentif untuk mendukung pelaksanaan SDGs.³ Sektor swasta dapat memberikan kontribusi signifikan melalui investasi yang berkelanjutan, inovasi teknologi, dan adopsi praktik bisnis yang bertanggung jawab.⁴

6.2.       Integrasi SDGs ke dalam Kebijakan Nasional

Strategi implementasi yang efektif dimulai dengan mengintegrasikan SDGs ke dalam rencana pembangunan nasional dan kebijakan pemerintah. Banyak negara telah menetapkan kerangka kerja nasional untuk memastikan SDGs sejalan dengan prioritas domestik.⁵ Misalnya, Indonesia melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) telah menyelaraskan target SDGs dengan prioritas pembangunan nasional.⁶

6.3.       Penggunaan Teknologi dan Inovasi Digital

Teknologi memainkan peran penting dalam mempercepat implementasi SDGs. Teknologi digital, seperti kecerdasan buatan, big data, dan blockchain, dapat membantu mengatasi tantangan dalam pengumpulan data, pengelolaan sumber daya, dan pelacakan kemajuan.⁷ Sebagai contoh, penggunaan aplikasi berbasis digital untuk memantau emisi karbon membantu banyak negara mengelola target SDG 13 (penanganan perubahan iklim).⁸

6.4.       Kemitraan Global dan Regional

Kemitraan global merupakan kunci dalam mendukung implementasi SDGs, terutama bagi negara-negara berkembang yang menghadapi keterbatasan kapasitas.⁹ Inisiatif seperti South-South Cooperation dan kemitraan antarregional memungkinkan pertukaran pengetahuan, teknologi, dan sumber daya.¹⁰ Selain itu, pendanaan internasional melalui lembaga seperti Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional juga menjadi pilar penting dalam mendukung pembangunan berkelanjutan.¹¹

6.5.       Pendekatan Berbasis Komunitas

Melibatkan masyarakat lokal dalam perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan berkelanjutan adalah strategi penting untuk menciptakan dampak yang lebih besar.¹² Partisipasi masyarakat membantu memastikan bahwa program-program yang dirancang sesuai dengan kebutuhan lokal dan memberikan rasa kepemilikan kepada komunitas.¹³

6.6.       Monitoring dan Evaluasi Berbasis Data

Sistem monitoring dan evaluasi yang efektif diperlukan untuk mengukur kemajuan pencapaian SDGs.¹⁴ Pendekatan berbasis data memungkinkan identifikasi tantangan utama, pengukuran dampak kebijakan, dan penyesuaian strategi berdasarkan hasil yang diperoleh.¹⁵ Laporan tahunan dan sistem pelaporan internasional seperti Voluntary National Reviews (VNRs) menjadi alat penting dalam proses ini.¹⁶

6.7.       Inovasi dalam Pembiayaan Berkelanjutan

Mengembangkan skema pembiayaan inovatif merupakan elemen strategis dalam mendukung SDGs.¹⁷ Instrumen seperti obligasi hijau (green bonds), dana abadi (endowment funds), dan kemitraan publik-swasta adalah contoh pendekatan yang mulai diadopsi untuk menutup kesenjangan pendanaan.¹⁸

Dengan strategi yang tepat dan pemanfaatan inovasi, implementasi SDGs dapat lebih efektif dan berdampak luas. Dukungan kolektif dari semua pemangku kepentingan sangat penting untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan tercapai pada tahun 2030.


Catatan Kaki

[1]                United Nations, Transforming Our World: The 2030 Agenda for Sustainable Development (New York: United Nations, 2015), 6–7, https://www.un.org/sustainabledevelopment.

[2]                Jeffrey D. Sachs, The Age of Sustainable Development (New York: Columbia University Press, 2015), 430–32.

[3]                Ibid., 434.

[4]                United Nations Development Programme (UNDP), Accelerating SDG Achievement (New York: UNDP, 2022), 15.

[5]                World Bank, Integrating Sustainable Development Goals into Development Plans (Washington, DC: World Bank, 2020), 9–11.

[6]                Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (Bappenas), SDGs Indonesia: Pencapaian dan Tantangan (Jakarta: Bappenas, 2023), 12–14.

[7]                Klaus Schwab, The Fourth Industrial Revolution (Geneva: World Economic Forum, 2016), 65.

[8]                Ibid., 67.

[9]                United Nations, Transforming Our World, 8.

[10]             United Nations Economic and Social Council, Report on South-South Cooperation 2023 (New York: United Nations, 2023), 20–22.

[11]             International Monetary Fund (IMF), Annual Report 2022: The IMF and Sustainable Development (Washington, DC: IMF, 2022), 9.

[12]             Johan Rockström et al., “Planetary Boundaries: Exploring the Safe Operating Space for Humanity,” Nature 461, no. 7263 (2009): 472–75.

[13]             United Nations Development Programme (UNDP), Community Engagement for SDG Achievement (New York: UNDP, 2020), 5–6.

[14]             United Nations, The Sustainable Development Goals Report 2023 (New York: United Nations, 2023), 10.

[15]             Ibid., 12.

[16]             United Nations High-Level Political Forum (HLPF), Voluntary National Reviews 2023 (New York: United Nations, 2023), https://hlpf.un.org.

[17]             United Nations, Financing for Development in the Era of COVID-19 and Beyond (New York: United Nations, 2021), 7.

[18]             International Finance Corporation (IFC), Green Bond Impact Report 2022 (Washington, DC: IFC, 2022), 5.


7.           Dampak Positif dan Keberhasilan Awal

Implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) telah memberikan sejumlah dampak positif di berbagai bidang sejak diadopsi pada tahun 2015. Upaya kolektif dari berbagai negara, lembaga internasional, sektor swasta, dan masyarakat telah menghasilkan kemajuan yang signifikan pada beberapa target SDGs.¹

7.1.       Penurunan Tingkat Kemiskinan Global

Sejak penerapan SDGs, kemiskinan ekstrem secara global terus mengalami penurunan. Berdasarkan data dari Bank Dunia, jumlah penduduk yang hidup dengan pendapatan di bawah $1,90 per hari telah berkurang secara signifikan di beberapa wilayah, terutama di Asia Timur dan Pasifik.² Program-program yang mendukung pembangunan pedesaan, akses ke pekerjaan yang layak, dan jaminan sosial telah menjadi pendorong utama keberhasilan ini.³

7.2.       Peningkatan Akses terhadap Pendidikan

Melalui SDG 4 (pendidikan berkualitas), banyak negara telah meningkatkan akses pendidikan dasar dan menengah. Menurut laporan UNESCO, tingkat partisipasi pendidikan anak-anak di tingkat sekolah dasar secara global mencapai lebih dari 90% pada tahun 2022.⁴ Program literasi dan upaya inklusi pendidikan untuk kelompok rentan, termasuk anak perempuan dan penyandang disabilitas, telah menciptakan dampak positif yang signifikan.⁵

7.3.       Kemajuan dalam Kesehatan Global

SDG 3 (kesehatan yang baik dan kesejahteraan) telah mendorong penguatan sistem kesehatan global, yang menghasilkan peningkatan akses terhadap layanan kesehatan dasar. Salah satu keberhasilan awal adalah penurunan angka kematian ibu dan anak di banyak negara berkembang.⁶ Selain itu, upaya bersama dalam memerangi penyakit seperti malaria dan HIV/AIDS menunjukkan kemajuan yang signifikan melalui kolaborasi internasional dan pendanaan khusus.⁷

7.4.       Perkembangan Energi Bersih dan Terbarukan

Di bawah SDG 7 (energi bersih dan terjangkau), banyak negara telah meningkatkan penggunaan energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin.⁸ Pada tahun 2021, sekitar 29% dari kapasitas energi global berasal dari sumber terbarukan, meningkat dibandingkan dengan 2015.⁹ Program subsidi untuk energi terbarukan dan investasi dalam infrastruktur hijau telah mempercepat transisi menuju sistem energi yang lebih berkelanjutan.¹⁰

7.5.       Pengurangan Emisi Karbon

Sebagai bagian dari SDG 13 (penanganan perubahan iklim), beberapa negara telah membuat komitmen untuk mengurangi emisi karbon melalui penerapan kebijakan energi hijau dan program konservasi.¹¹ Upaya ini didukung oleh kerjasama global melalui Perjanjian Paris yang mendorong negara-negara untuk menetapkan target emisi yang ambisius.¹²

7.6.       Inklusi Gender dan Kesetaraan

Kemajuan dalam SDG 5 (kesetaraan gender) terlihat dalam peningkatan partisipasi perempuan di dunia kerja dan politik.¹³ Di beberapa negara, jumlah perempuan di parlemen nasional meningkat, mencerminkan langkah-langkah positif menuju pemberdayaan gender.¹⁴ Program pemberdayaan perempuan melalui pelatihan keterampilan dan akses terhadap pembiayaan telah memperkuat peran perempuan dalam pembangunan ekonomi.¹⁵

7.7.       Peningkatan Kesadaran Global tentang Pembangunan Berkelanjutan

Adopsi SDGs telah meningkatkan kesadaran global tentang pentingnya pembangunan berkelanjutan. Banyak perusahaan telah mengintegrasikan prinsip-prinsip SDGs ke dalam strategi bisnis mereka, sementara organisasi masyarakat sipil terus mempromosikan tujuan-tujuan ini melalui kampanye publik.¹⁶


Keberhasilan Awal sebagai Modal Penting

Keberhasilan awal SDGs memberikan motivasi untuk meningkatkan upaya lebih lanjut. Namun, keberlanjutan dampak positif ini sangat tergantung pada komitmen berkelanjutan dari semua pihak, terutama dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim, konflik, dan pandemi.¹⁷


Catatan Kaki

[1]                United Nations, The Sustainable Development Goals Report 2023 (New York: United Nations, 2023), 3, https://www.un.org/sustainabledevelopment.

[2]                World Bank, Poverty and Shared Prosperity 2022: Correcting Course (Washington, DC: World Bank, 2022), 15–18.

[3]                Ibid.

[4]                United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), Global Education Monitoring Report 2023 (Paris: UNESCO, 2023), 7.

[5]                Ibid., 12.

[6]                World Health Organization (WHO), World Health Statistics 2023 (Geneva: WHO, 2023), 9–10.

[7]                Jeffrey D. Sachs, The Age of Sustainable Development (New York: Columbia University Press, 2015), 390–93.

[8]                International Energy Agency (IEA), World Energy Outlook 2022 (Paris: IEA, 2022), 22.

[9]                Ibid., 24.

[10]             United Nations Development Programme (UNDP), SDG 7 Tracking Progress Report 2023 (New York: UNDP, 2023), 4.

[11]             United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), The Paris Agreement (Paris: UNFCCC, 2015), https://unfccc.int.

[12]             Ibid.

[13]             United Nations, The Sustainable Development Goals Report 2023, 6.

[14]             United Nations Development Programme (UNDP), Gender Equality Strategy 2022–2025 (New York: UNDP, 2022), 10.

[15]             Ibid., 12.

[16]             United Nations, Transforming Our World: The 2030 Agenda for Sustainable Development (New York: United Nations, 2015), 8.

[17]             United Nations, The Sustainable Development Goals Report 2023, 15.


8.           Peran Individu dan Komunitas

Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) tidak hanya bergantung pada kebijakan pemerintah dan organisasi internasional tetapi juga pada kontribusi individu dan komunitas. Peran aktif masyarakat dalam mendukung SDGs dapat mempercepat implementasi program dan memperluas dampaknya.¹

8.1.       Kontribusi Individu: Pilihan Sehari-Hari yang Berkelanjutan

Setiap individu memiliki potensi untuk mendukung SDGs melalui tindakan sehari-hari. Misalnya, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, meminimalkan pemborosan makanan, dan menghemat energi di rumah adalah langkah-langkah sederhana yang berkontribusi pada pencapaian SDG 12 (konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab).² Selain itu, mengadopsi pola makan berbasis nabati dan mendukung produk lokal membantu mengurangi jejak karbon dan mendukung ekonomi lokal.³

Pendidikan juga memainkan peran penting dalam memberdayakan individu untuk mengambil keputusan yang lebih bertanggung jawab. Kampanye kesadaran seperti ActNow yang diluncurkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bertujuan untuk menginspirasi tindakan individu menuju kehidupan yang lebih berkelanjutan.⁴

8.2.       Partisipasi dalam Komunitas Lokal

Komunitas lokal memiliki potensi besar untuk menciptakan perubahan positif. Dengan mengorganisasi program seperti daur ulang sampah, penanaman pohon, atau koperasi berbasis masyarakat, komunitas dapat mendukung SDGs secara langsung.⁵ Contohnya adalah inisiatif komunitas di banyak desa Indonesia yang mengembangkan bank sampah sebagai solusi untuk mengelola limbah domestik, sekaligus memberikan nilai ekonomi tambahan bagi masyarakat.⁶

Program pemberdayaan komunitas juga mendukung SDG 5 (kesetaraan gender) melalui pelatihan keterampilan dan pendidikan bagi perempuan.⁷ Peran komunitas dalam mendukung SDG 3 (kesehatan) juga terlihat melalui kampanye imunisasi dan penyuluhan kesehatan.⁸

8.3.       Advokasi dan Kesadaran Publik

Individu dan komunitas dapat menjadi agen perubahan dengan mempromosikan SDGs melalui advokasi dan kampanye kesadaran. Aktivitas seperti berbagi informasi tentang SDGs di media sosial, bergabung dalam organisasi non-pemerintah (NGO), atau berpartisipasi dalam kegiatan amal dapat membantu memperluas pemahaman masyarakat tentang pentingnya pembangunan berkelanjutan.⁹

Contohnya, gerakan global seperti Fridays for Future yang dipimpin oleh Greta Thunberg telah menarik perhatian dunia terhadap perubahan iklim (SDG 13) dan melibatkan jutaan orang di berbagai negara untuk menyerukan tindakan nyata.¹⁰

8.4.       Penggunaan Teknologi dan Media Digital

Platform digital dan media sosial telah menjadi alat penting untuk meningkatkan kesadaran publik tentang SDGs. Individu dapat memanfaatkan teknologi untuk mendukung berbagai inisiatif seperti penggalangan dana daring untuk proyek sosial atau berbagi ide inovatif yang relevan dengan SDGs.¹¹ Komunitas teknologi juga dapat berkontribusi dengan mengembangkan aplikasi atau alat digital untuk mendukung pelacakan dan pengelolaan sumber daya.¹²

8.5.       Kerjasama dalam Skala Global dan Lokal

Pencapaian SDGs membutuhkan sinergi antara individu, komunitas, dan pemerintah. Kerjasama ini dapat diwujudkan melalui jaringan kolaborasi seperti Global Goals Local Action yang mendorong pengembangan solusi berbasis komunitas untuk tantangan lokal.¹³ Selain itu, keterlibatan dalam program volunturisme atau kemitraan internasional juga memperkuat aksi kolektif dalam mendukung SDGs.¹⁴


Pentingnya Kesadaran dan Kepemilikan Bersama

Kesadaran individu dan komunitas tentang pentingnya SDGs menjadi langkah awal yang penting. Dengan memahami bahwa setiap tindakan memiliki dampak terhadap pembangunan berkelanjutan, masyarakat dapat termotivasi untuk berperan lebih aktif. Kepemilikan bersama atas tujuan ini menjadikan SDGs bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab setiap individu di dunia.¹⁵


Catatan Kaki

[1]                United Nations, The Sustainable Development Goals Report 2023 (New York: United Nations, 2023), 7, https://www.un.org/sustainabledevelopment.

[2]                Jeffrey D. Sachs, The Age of Sustainable Development (New York: Columbia University Press, 2015), 438–39.

[3]                Klaus Schwab, The Fourth Industrial Revolution (Geneva: World Economic Forum, 2016), 70.

[4]                United Nations, ActNow Climate Campaign (New York: United Nations, 2023), https://actnow.un.org.

[5]                United Nations Development Programme (UNDP), Accelerating SDG Achievement (New York: UNDP, 2022), 12–14.

[6]                Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Pengelolaan Sampah Berbasis Komunitas: Studi Kasus Bank Sampah (Jakarta: KLHK, 2022), 5.

[7]                United Nations, The Sustainable Development Goals Report 2023, 10.

[8]                World Health Organization (WHO), Community Health Initiatives and SDG 3 (Geneva: WHO, 2023), 6–7.

[9]                United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), Global Citizenship Education and SDGs (Paris: UNESCO, 2023), 9.

[10]             Fridays for Future, Climate Strike: Mobilizing Millions for SDG 13 (Stockholm: Fridays for Future, 2023), https://fridaysforfuture.org.

[11]             United Nations, The Role of Technology in Achieving SDGs (New York: United Nations, 2023), 15.

[12]             Klaus Schwab, The Fourth Industrial Revolution, 72.

[13]             United Nations Development Programme (UNDP), Localizing the SDGs through Community Action (New York: UNDP, 2022), 8.

[14]             World Bank, Global Partnerships for Sustainable Development (Washington, DC: World Bank, 2023), 11.

[15]             United Nations, Transforming Our World: The 2030 Agenda for Sustainable Development (New York: United Nations, 2015), 6.


9.           Kesimpulan dan Rekomendasi

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang diadopsi pada tahun 2015 oleh negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menjadi kerangka kerja global yang komprehensif dalam memandu pembangunan yang inklusif, berkelanjutan, dan adil untuk seluruh umat manusia. Melalui 17 tujuan dan 169 target yang saling terkait, SDGs mengarah pada pemecahan tantangan besar dunia, seperti kemiskinan, ketidaksetaraan, perubahan iklim, dan degradasi lingkungan.¹ Keberhasilan awal yang terlihat pada beberapa area, seperti kemiskinan, pendidikan, dan kesehatan, menunjukkan dampak positif dari kerjasama global, meskipun tantangan yang signifikan tetap ada dalam implementasinya.²

9.1.       Kesimpulan

Implementasi SDGs telah membawa perubahan yang signifikan di banyak negara, meskipun tingkat pencapaiannya bervariasi tergantung pada konteks dan komitmen setiap negara. Di tingkat global, SDGs telah menciptakan momentum penting dalam mengatasi masalah global melalui pendekatan yang lebih holistik dan berkelanjutan. Di sisi lain, beberapa tantangan besar yang masih dihadapi termasuk ketimpangan yang terus berkembang, dampak perubahan iklim yang semakin nyata, dan kurangnya kesadaran serta keterlibatan masyarakat luas.³ Meskipun begitu, dampak positif yang dihasilkan dari pengintegrasian SDGs ke dalam kebijakan publik dan aksi global menunjukkan bahwa upaya kolektif ini dapat memberikan hasil yang luar biasa bila didorong oleh komitmen yang berkelanjutan.⁴

Selain itu, kontribusi individu dan komunitas dalam mendukung SDGs juga tidak dapat dianggap remeh. Tindakan sehari-hari, partisipasi dalam inisiatif lokal, serta penggunaan platform digital untuk mempromosikan kesadaran tentang pentingnya pembangunan berkelanjutan memperlihatkan peran penting sektor non-pemerintah dalam pencapaian SDGs.⁵

9.2.       Rekomendasi

1)                  Peningkatan Kolaborasi Global

Untuk mencapai SDGs secara efektif, dibutuhkan kerjasama yang lebih kuat antara pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil, dan individu. Pemerintah harus memperkuat kebijakan yang mendukung pembangunan berkelanjutan, sementara sektor swasta perlu mengintegrasikan prinsip SDGs dalam praktik bisnis mereka. Selain itu, masyarakat sipil dan individu harus terus dilibatkan dalam proses pembuatan kebijakan dan implementasi lokal.⁶

2)                  Pemanfaatan Teknologi dan Inovasi

Teknologi dapat menjadi kunci dalam mempercepat pencapaian SDGs, khususnya dalam hal efisiensi energi, pengelolaan sumber daya alam, dan pemberdayaan ekonomi. Oleh karena itu, investasi dalam inovasi dan teknologi yang ramah lingkungan harus didorong, baik di negara maju maupun negara berkembang. Pengembangan aplikasi digital yang mendukung pemantauan SDGs dapat membantu mempercepat perubahan sosial dan ekonomi.⁷

3)                  Peningkatan Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat

Pendidikan adalah landasan utama dalam pencapaian SDGs. Oleh karena itu, perlu ada peningkatan upaya untuk mengintegrasikan tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan dalam kurikulum pendidikan di semua tingkat. Kampanye kesadaran yang lebih luas tentang pentingnya SDGs juga harus digalakkan, agar lebih banyak individu dan komunitas dapat berperan aktif dalam mencapainya.⁸

4)                  Mengatasi Ketimpangan Sosial dan Ekonomi

SDGs menyoroti pentingnya pengurangan ketimpangan dalam hal akses terhadap pendidikan, layanan kesehatan, pekerjaan layak, dan sumber daya lainnya. Oleh karena itu, kebijakan yang lebih inklusif harus diterapkan untuk memastikan bahwa tidak ada yang tertinggal dalam proses pembangunan.⁹

5)                  Menanggulangi Perubahan Iklim dengan Langkah Konkret

Perubahan iklim merupakan tantangan besar yang membutuhkan tindakan segera. Negara-negara harus lebih ambisius dalam memenuhi komitmen mereka terkait pengurangan emisi karbon dan investasi dalam energi terbarukan. Penguatan kebijakan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, serta peningkatan pendanaan untuk negara-negara rentan terhadap dampak perubahan iklim, juga sangat diperlukan.¹⁰

9.3.       Arah Masa Depan

Pencapaian SDGs hingga 2030 memerlukan aksi yang lebih terkoordinasi dan berkelanjutan. Proses implementasi yang mengedepankan transparansi, akuntabilitas, dan kemitraan yang saling mendukung akan membawa kita lebih dekat kepada dunia yang lebih berkelanjutan dan sejahtera. Untuk itu, peran setiap individu dan komunitas, bersama dengan upaya global, akan menjadi kunci dalam mewujudkan pembangunan yang adil dan berkelanjutan untuk generasi mendatang.


Catatan Kaki

[1]                United Nations, The Sustainable Development Goals Report 2023 (New York: United Nations, 2023), 4, https://www.un.org/sustainabledevelopment.

[2]                Jeffrey D. Sachs, The Age of Sustainable Development (New York: Columbia University Press, 2015), 470–73.

[3]                United Nations Development Programme (UNDP), The SDGs: A Call to Action (New York: UNDP, 2023), 11.

[4]                Klaus Schwab, The Fourth Industrial Revolution (Geneva: World Economic Forum, 2016), 85.

[5]                United Nations, Transforming Our World: The 2030 Agenda for Sustainable Development (New York: United Nations, 2015), 5.

[6]                United Nations Development Programme (UNDP), The SDGs and Global Partnership (New York: UNDP, 2023), 7.

[7]                International Telecommunication Union (ITU), Technology for Sustainable Development (Geneva: ITU, 2022), 12.

[8]                United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), Global Citizenship Education and SDGs (Paris: UNESCO, 2023), 15.

[9]                United Nations, The Sustainable Development Goals Report 2023, 8.

[10]             United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), The Paris Agreement (Paris: UNFCCC, 2015), https://unfccc.int.


Daftar Pustaka

International Telecommunication Union (ITU). (2022). Technology for Sustainable Development. Geneva: ITU.

Klaus Schwab. (2016). The Fourth Industrial Revolution. Geneva: World Economic Forum.

Sachs, J. D. (2015). The Age of Sustainable Development. New York: Columbia University Press.

United Nations. (2015). Transforming Our World: The 2030 Agenda for Sustainable Development. New York: United Nations. Retrieved from https://www.un.org/sustainabledevelopment

United Nations. (2023). The Sustainable Development Goals Report 2023. New York: United Nations. Retrieved from https://www.un.org/sustainabledevelopment

United Nations Development Programme (UNDP). (2022). Accelerating SDG Achievement. New York: UNDP.

United Nations Development Programme (UNDP). (2023). The SDGs: A Call to Action. New York: UNDP.

United Nations Development Programme (UNDP). (2023). The SDGs and Global Partnership. New York: UNDP.

United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). (2023). Global Citizenship Education and SDGs. Paris: UNESCO.

United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC). (2015). The Paris Agreement. Paris: UNFCCC. Retrieved from https://unfccc.int

World Bank. (2023). Global Partnerships for Sustainable Development. Washington, DC: World Bank.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar